Guru Bimbingan dan Konseling BK

selanjutnya guru mendesain pembelarajan yang sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan. 2. Sebagai pengelola pembelajaran Terciptanya kondisi lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa tidak merasa terpaksa bahkan tertekan. Oleh karena itu, guru menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, baik iklim sosial maupun psikologis. 3. Sebagai fasilitator Guru membantu mempermudah siswa dalam belajar. Sehingga guru perlu memahami karakteristik siswa serta gaya belajar, kebutuhan dan daya kemampuan siswa. Guru harus menempatkan diri sebagai orang yang memberikan pengarahan dan petunjuk agar siswa dapat belajar secara optimal. Guru tidak berperan sebagai sumber belajar tetapi siswa yang menjadi sentral kegiatan pembelajaran. 4. Sebagai evaluator Guru berperan dalam melihat keberhasilannya dalam mengajar dan menetukan ketercapaian siswa dalam menguasai kompetensi. Penelitian maupun pengalaman klinis memberikan kesaksian bahwa guru- guru yang bisa meningkatkan motivasi murid adalah mereka yang memberikan perilaku profesional yang bisa dipelajari dan memiliki karakteristik yang sebagian besar berada di bawah kontrol diri mereka sendiri Wlodkowski, 2004:33

II.6.1. Guru Bimbingan dan Konseling BK

Guru BK Bimbingan Konseling merupakan suatu perangkat lain di lingkungan pendidikan yang membantu memenuhi kebutuhan siswa di luar Universitas Sumatera Utara lingkungan belajar di kelas. Dalam dunia pendidikan, ada beberapa macam definisi dari kata bimbingan maupun konseling. Bimbingan dapat diartiakn sebagai berikut :  Bimbingan ialah usaha pertolongan yang melengkapi pendidikan.  Bimbingan ialah pendidikan yang berorientasi kebutuhan individu.  Bimbingan ialah pendidikan yang memakai pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.  Bimbingan ialah pertolongan yang berusaha membebaskan individu dari hambatan-hambatan, hingga individu itu dimungkinkan mengikuti proses pendidikan dengan baik dan berhasil. Sedangkan kata konseling yang secara etimologi berasal dari bahasa latin consilium dan berarti dengan atau bersama yang diartikan sebagai kegiatan di mana semua faktor dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh individu yang bersangkutan di mana ia deberi bantuan pribadi secara langsung untuk memecahkan masalah tersebut Sembiring, 2004: 6. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Bimbingan Konseling merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan dalam membantu seseorang memecahkan masalah yang dihadapinya yang disesuaikan dengan kebutuhan individu tersebut. Dikaitkan dengan pelayanan bimbingan di sekolah, dapat dikemukakan beberapa fungsi dari Bimbingan dan Penyuluhan, yakni : 1. Fungsi Pemahaman Tugas pembimbing adalah mengetahui siapa dan bagaiman individu yang dibimbing itu. Sehingga guru berusaha memahami dan mengungkapkan apa Universitas Sumatera Utara masalah dan kesulitan yang dihadapi siswa serta bagaimana kekuatan-kekuatan dan kelemahannya. 2. Fungsi Pencegahan Pelayanan bimbingan dan Konseling merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam hal ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang menghambat. 3. Fungsi Penyaluran Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, para siswa perlu dibantu agar memperoleh prestasi yang sebaik-baiknya. Dalam hal ini bimbingan konseling membantu siswa mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya masing-masing. Bentuk kegiatannya antara lain : memperoleh jurusan yang tepat, penyusunan program belajar, pengembangan bakat dan minat, perencanaan karir. 4. Fungsi Penyesuaian Fungsi penyesuaian adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang berfungsi untuk membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Fungsi ini memiliki dua arah yakni ; arah pertama, adalah bantuan kepada para siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah. Kedua , adalah bantuan dalam mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan keadaan masing-masing siswa. 5. Fungsi Perbaikan Merupakan fungsi lanjutan dari fungsi-fungsi pemahaman, penyaluran maupun penyesuaian. Pendekatan yang dipakai dalam pemberian bantuan itu dapat bersifat perorangan atau kelompok langsung berhadapan dengan siswa yang Universitas Sumatera Utara bersangkutan atau melalui orang lain, misalnya orang tua melalui pengubahan lingkungan. 6. Fungsi Pengembangan Funsi pengembangan berarti layanan yang diberikan kepada siswa untuk membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara lebih terarah dan mantap. Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang sudah bersifat positif dijaga agar tetap baik, sehingga siswa dapat mencapai perkembangan kepribadian secara optimal. Guru Bimbingan dan Konseling memilik kedudukan dan peranan yang sama dalam pencapaian tujuan pendidikan. Perbedaannya hanya terletak pada lingkup operasi serta titik berat pendekatan metodenya. Sembiring, 2004:17 Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Metode Penelitian Istilah metode atau dalam bahasa Inggeris method berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula Effendy, 2003: 56 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini bertujuan meneliti sejauh mana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain Rakhmat, 1997:27. Metode ini merupakan kelanjutan dari metode deskriftif, di mana kita menghimpun sejumlah data kemudian menghimpunnya secara sistematis, faktual dan cermat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh diantara variabel-variabel tersebut. III.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah SMU Swasta Nurul Hasanah, Jl. Amal Bakti No. 69 Tembung – Percut Sei Tuan. Adapun penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2010. III.3 Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia , benda – benda, hewan , tumbuh – tumbuhan, gejala – gejala, nilai test atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian Nawawi, 1995: 14. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioter

5 10 13

Pilpres 2014 Komunikasi antarpribadi dan

0 0 5

Teori Komunikasi AntarPribadi (Lihat Sendjaja, Modul 2)

0 0 25

Teori Komunikasi AntarPribadi (Lihat Sendjaja, Modul 2)

0 0 25

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 18

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) SKRIPSI

0 0 11