g. Komunikasi antar pribadi merupakan persuasi antar manusia.
Persuasi merupakan tehnik untuk mempengaruhi manusia dengan menggunakan serta memanfaatkan data dan fakta psikologis
maupun sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhi dengan demikian persuasi bukan merupakan pembujukan terhadap
seseorang ataupun suatu kelompok untuk menerima pendapat yang lain. Pada saat sekarang ini para ahli komunikasi cenderung
memandang persuasi sebagai sesuatu yang dilakukan seseorang terhadap orang yang lain. Ketika akan melakukan komuniksi yang
persuasif maka seorang komunikator harus merasa berbicara dengan orang lain. Dengan kata lain harus menunjukkan adanya
hubungan dua pihak yang berkomunikasi secara bersamasama.
II.2.1. Proses Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses pengaruh
mempengaruhi ini merupakan suatu proses yang bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antara manusia yang memiliki
suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial.
Effendy mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan 2003;28.
Komunikasi dengan jenis ini dianggap komunikasi yang efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis
Universitas Sumatera Utara
berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengehui pendapat komunikan ketika itu juga pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator
mengetahui pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya
seluas-luasnya. Sunarjo 1983 mengemukakan bahwa proses adalah suatu kegiatan atau
pengolahan yang terus menerus. Ada pula yang mengatakan dan menjelaskan sebagai suatu fenomena yang menunjukkan perubahan dalam suatu waktu secara
terus menerus. Dalam hubungannya dengan komunikasi yang dipandang sebagai suatu proses, maka menurut Sunarjo komunikasi sebagai proses dapat
menggambarkan suatu peristiwa atau perubahan yang susul menyusul, terus menerus dan karenanya komunikasi itu tumbuh , berubah, berganti, bergerak
sampai akhir zaman Liliweri,1997:142. Proses komunikasi dalam hal ini dapat diuraikan dalam beberapa tahap
yakni : 1.
Pengiriman Ada beberapa sebutan yang diberikan untuk pengirim dalam proses
komunikasi, nama ini berbeda satu dengan yang lainnya, ada yang menyebut sebagai source, kamunikator, maupun encoder. Pengiriman dalam proses
komunikasi dapat dikatakan sebagai seorang pencipta pesan, starting point, penginisiatif suatu proses kegiatan komunikasi. Istilah sender, encoder,
sebenarnya dianalogikan dari kerja komputer di mana komputer mempunyai sejenis perangkat yang bertugas memilih dan merancang suatu perilaku sesuai
bahasa dan aturan komputer demi peciptaan suatu pesan.
Universitas Sumatera Utara
Seorang pengirim adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. Kebutuhan tersebut bisa berupa kebutuhan sosial untuk diakui
sebagai individu atau kebutuhan akan informasi dengan orang lain atau bahkan dalam mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang atau sekelompok orang
lainnya. 2. Latar Belakang
Dalam melakukan suatu pengiriman maka seseorang pasti memiliki maksud atau latar belakang tertentu. Latar belakang merupakan sesuatu yang kita
anggap mempengaruhi pengiriman dan penerimaan komunikasi antarpribadi. Dalam proses komunikasi antarpribadi, latar belakang telah dianggap sebagai
suatu penopang, penyanggah komunikasi secara utuh. Dalam suatu proses komunikasi antarpribadi, maka faktor-faktor yang
menentukan latar belakang pengirim juga penerima oleh Gamble 1986 ialah : field of experience bidang pengalaman dan frame raference kerangka rujukan.
Bidang pengalaman seseorang sangat menentukan pemaknaan pesan yang dikirim dan pemaknaan pesan yang diterima demikian juga kerangka rujukan seseorang
menentukan hubungan antar pesan dengan kerangka rujukan yang dimiliki pengirim maupun penerima.
Dalam kenyataanya gambaran latar belakang sangat beragam menimpa seorang penerima dan pengirim pesan. Artinya apapun dapat mempengaruhi latar
belakang seseorang dan keberagaman itu sangat banyak faktornya termasuk di dalamnya karakteristik demografis usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, geografis tempat tinggal, maupun psikografik kehidupannya, pola fikir maupun pandangan. Latar belakang yang dimiliki seseorang mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
cara-cara berpikir, perasaan dan tingkah laku termasuk dalam melakukan komunikasi antarpribadi.
3. Pesan
Dalam konteks komunikasi stimulus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari model umum stimulus respon. Berarti setiap stimulusrangsangan
yang diberikan dari suatu sumber akan direspon dengan cara tertentu oleh pihak yang menerimanya. Stimulus sebenarnya ibarat suatu informasi isi pernyataan
dalam bentuk bahasa, kode, maupun sistem tanda yang masuk akal. Komunikasi manusia dapat dibedakan dari komunikasi binatang
berdasarkan fleksibilitasnya, sifat mudah menyesuaikan dan kemampuannya berhubungan dengan gagasan-gagasan seperti ruang dan waktu. Rangsangan atau
stimulus dalam komunikasi berupa tanda, bahasa, kode, atau sistem tanda yang nalar. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan penggunaan tanda-
tanda yang dapat membina hubungan sosial. Dalam
komunikasi antarpribadi,
menurut Kretch 1984 pesan dapat disampaikan dalam beberapa hal :
1. suatu frekuensi tertentu misalnya pesan yang disampaikan secara
berulang-ulang sehingga menarik perhatian. 2.
Suatu intensitas tertentu, yakni daya tarik yang aneh, lain dari kebiasaan – kebiasaan yang normal.
3. Suatu gerak dan perubahan, di mana pesan yang hidup dan dinamis yang
seolah-olah mengajak orang lain untuk memperhatikannya. 4.
suatu jumlah yang lain dari biasanya . Liliweri,1991;156 4.
Saluran
Universitas Sumatera Utara
Saluran dapat diartikan dengan tempat terbaik yang terpilih di mana suatu stimulus pesan melewatinya. Dalam komunikasi antarpribadi, kita
menggunakan perasaan, penglihatan, suara dan peradaban untuk mengkomunikasikan pesan.
5. Penerima
Penerima adalah seseorang atau sesuatu yang menerima pesan. Sebagaimana halnya pengirim, maka penerima juga akan menerima,
menerjemahkan, mengerti pesan yang dikomunikasikan dengan pengaruh latar belakang yang dimilikinya. Faktor itu bisa berupa karakteristik demografis,
karakteristik geografis dan karakteristik psikogfrafis. 6.
Umpan Balik Dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur yang tetap yakni umpan
balik. Fungsi umpan balik adalah untuk mengontrol keefektivan pesan yang disampaikan oleh penerima. Umpan balik merupakan reaksi terhadap pesan
bahwa penerima sudah menerima pesan serta memahaminya. Pengiriman kembali pesan dari seorang penerima dalam proses balik
komunikasipun berbentuk stimulus pesan yang beraturan dan tidak beraturan. Umpan balik yang diterjemahkan penerima itu kemudian diterjemahkan lagi oleh
pengirimnya, kemudian proses tersebut berlangsung secara terus-menerus hingga membentuk suatu lingkaran yang tiada akhirnya.
Menurut Santoso 1980 feedback dalam suatu proses komunikasi dikemukakan dalam beberapa jenis :
1. External feedback, umpan balik yang diterima langsung oleh komunikator
dari komunikan.
Universitas Sumatera Utara
2. Internal feedback, umpan balik yang diterima oleh komunikator bukan
dari komunikan secara langsung melainkan datang dari pesan komunikator itu sendiri. Misalnya ketika seorang komunikator menyadari kesalahannya
sendiri dalam mengucapkan kalimat. 3.
Direct feedbak, yakni umpan balik langsung, misalnya dalam komunikasi tersebut komunikan langsung mengisyaratkan pesan nonverbal seperti
menganggukkan atau menggelengkan kepalanya. 4.
Indirect feedback, umpan balik tidak sampai pada saat komunikasi berlangsung, namun sesudah hal itu terjadi. Misalnya seorang pembaca
mengirimkan surat sebagai reaksi terhadap tulisan yang dimuat dalam surat kabar.
5. Inferential feedback, umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa
yang disimpulkan sendiri oleh komunikatornya berdasarkan gejala-gejala yang dapat diamati oleh komunikator meskipun secara tidak langsung,
tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan. 6.
Zero feedback, hal ini berarti bahwa komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, meskipun umpan balik diberikan oleh
komunikan, akan tetapi komunikator tidak memahaminya. 7.
Neutral feedback, umpan balik yang netral ini berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang
disampaikannya. 8.
Positive feedback, pesan yang disampaikan oleh komunikator mendapat tanggapan yang positif dari komunikan.
Universitas Sumatera Utara
9. Negative feedback, kebalikan dari positive feedback maka umpan balik
yang diberikan komunikan tidak begitu baik, dan komunikator mendapat tantangan karnanya.
7. Gangguan atau Entropi
Entropi merupakan gangguan-gangguan yang terjadi dalam proses komunikasi. Komunikasi dianggap sebagai suatu proses mekanik yang kompleks
dari awal hingga akhirnya sehingga sangat rentan terkena gangguan. Gangguan dalam proses komunikasi ini dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya
kontruksi pesan yang dibangun oleh komunikator, daya maju suatu komunikasi, penerjemahan pesan oleh komunikan, dan reaksi yang ditimbulkan.
8. Suasana
Setting atau suasan membantu menerangkan apa dan bagaimana variasi unsur-unsur komunikasi mengambil suatu posisi. Dengan mengetahui suasana
maka proses komunikasi akan lebih efektive dan pemilihan pesan sesuai dengan sasaran komunikator.
II.2.2. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi