76
apakah seorang pemodal akan bertambah jumlah saham yang dimilikinya karena menjual saham yang dimilikinya dan menerima pembayaran.
Lembaga yang telah memperoleh izin usaha sebagai LKP oleh BAPEPAM adalah PT.KPEI PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian LPP. Adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan custodian central
penyimpanan efek bagi Bank custodian, perusahaan efek dan lainnya. Lembaga yang telah memperoleh izin usaha sebagai LPP oleh
BAPEPAM adalah PT.KSEI PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia. d. Perusahaan Efek.
Perusahaan efek adalah yang mempunyai aktivitas sebagai perantara pedagang efek yaitu bahwa perusahaan efek melakukan jual beli
saham atas kepentingan pihak lain, atau dirinya sendiri, sebagai penjamin emisi efek yaitu menjamin agar penerbitan emisi sekuritas yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dapat terjual semua, dan sebagai manajer investasi yaitu mengelola dana nasabah untuk diinvestasikan keberbagai sekuritas
atau gabungan dari ketiga tersebut. e. Penasehat Investasi.
Penasehat investasi yaitu pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan dan pembelian efek.
77
3. Sejarah Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal merupakan sebagai bagian dari sektor keuangan bukanlah merupakan barang baru di Indonesia. Sejarah pasar modal di
Indonesia sebenarnya telah di mulai sejak Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Bursa Efek di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang
diselenggarakan oleh Vereniging Voor Effecttenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman Belanda, pendirian bursa efek stock
exchange di Batavia adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan
bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang diperjualbelikan merupakan saham dan obligasi
yang diterbitkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, serta efek-efek Belanda lainnya.
Dengan perkembangan Bursa Efek di Batavia, pada tanggal 11 Januari 1925 di buka Bursa Efek Surabaya, kemudian disusul dengan
pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Sayang sekali, aktivitas pasar modal di Indonesia terpaksa seluruhnya terhenti
akibat terjadinya Perang Dunia kedua. Pada tanggal 31 juni 1952, Bursa Efek Jakarta di buka kembali.
Penyelenggaraan tersebut kemudian diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efeknya PPUE. Namun pada tahun 1958,
terjadi kelesuaan dan kemunduran perdagangan di Bursa, akibat konfrontasi pemerintah dengan Belanda. Pemerintah di masa Orde Baru,
78
berusaha untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang Rupiah.
Pemerintah melakukan persiapan khusus untuk membentuk pasar modal. Pada tahun 1976, pemerintah membentuk Bapepam dan PT.
Danareksa. Hal tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah untuk membentuk Pasar Uang dan Pasar Modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977,
berdasarkan Keppres RI No 521976, pasar modal diaktifkan kembali. Perkembangan pasar modal selama tahun 1977-1987, mengalami
kelesuan. Pada tahun 1987-1988, pemerintah menerbitkan paket-paket deregulasi, seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, dan paket
Desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang terpenting adalah dinaikkannya pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan
berjangka lainnya sebesar 15 final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud berdampak sangat positif terhadap pasar modal,
karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka cenderung mencari alternatif lain dalam menginvestasikan
uangnya. Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi
PT.Bursa Efek Jakarta PT.BEJ, swastanisasi bursa saham menjadi PT.Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan
Pengawasan Pasar Modal BAPEPAM. Pada 22 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta memasuki babak baru dengan meluncurkan Jakarta Automated