Laporan Keuangan TINJAUAN PUSTAKA

16 Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan memberi pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga pada saat jatuh tempo. c. Pemasok atau kreditor usaha lainnya. Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan membayar pada saat jatuh tempo. d. Pelanggan Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang akan melakukan kerja sama. e. Karyawan Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai kemampuan perusahaan untunk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya. Dalam hal ini, karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan hidupnya. f. Pemerintah Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan kebijakan dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber data UMR, pajak, pungutan, serta bantuan. g. Masyarakat 17 Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan pengajaran, analisis, serta informasi trend dan kemakmuran. 4. Komponen Laporan Keuangan Menurut Darsono dan Ashari 2005:27 berdasarkan standar akuntansi keuangan, komponen laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas. a. Neraca Neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu. Sisi kiri neraca menunjukkan kewajiban dan ekuitas atau klaim terhadap passiva Astuti, 2005:19 Menurut Warren dkk, 2005:27 bentuk neraca terbagi dua yaitu: a. Bentuk akun account form menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi dimana aktiva ditempatkan disebelah kiri dan kewajiban, ekuitas pemilik disebelah kanan. b. Bentuk laporan report form yang menempatkan kewajiban dan ekuitas pemilik dibawah aktiva. Bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut dikonversikan menjadi kas sedangkan kewajiban diurut mulai dari saat pembayaran tercepat sampai ke paling lama. Weston dan Brigham, 1990:281 Menurut SAK, komponen neraca Darsono dan Ashari, 2005:18 adalah: 18 a. Aktiva yaitu sumber data yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva terbagi dua macam: 1. Aktiva lancar adalah aktiva yang paling mudah dan cepat untuk dijadikan uangkas. Pengelompokkan berdasarkan urutan yang paling lancar, pada umumnya adalah: kas, piutang dagang, persediaan, investasi. 2. Aktiva tetap adalah investasi pada tanah, bangunan, kendaraan dan peralatan yang lain dilakukan oleh perusahaan. Aktivatetap disusun berdasarkan urutan yang paling tidak liquid lancar. 3. Aktiva lain-lain adalah investasi atau kekayaan lain yang dimiliki oleh perusahaan. b. Kewajiban dan ekuitas. Kewajiban adalah hak dari pemberi hutang kreditor terhadap kekayaan perusahaan yang terdiri atas kewajiban jangka pendek yang dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun ke depan dan kewajiban jangka panjang yang akan dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Ekuitas adalah hak pemilik baik dari setoran modal ataupun laba yang belum dibagi. Hubungan diantara keduanya dapat dinyatakan dalam persamaan Warren dkk,2005:18 sebagai berikut: AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS PEMILIK 19 Akun-akun neraca dicatat berdasarkan akrual. Artinya transaksi dicatat jika telah terjadi perpindahan hak dan kewajiban, meskipun uang atau kasnya belum diterima Darsono dan Ashari, 2005:20 b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selam periode, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih untuk periode tertentu yang umumnya setiap kuartal atau setiap tahun Horne dan Wachowicz, 2005:193 Komponen laporan laba rugi Darsono dan Ashari, 2005:21 adalah: 1. Pendapatanpenjualan dari usaha utama adalah penjualan produk atau jasa utama yang dihasilkan perusahaaan kepada pelanggan. 2. Harga pokok penjualan merupakan biaya produksi sesungguhnya dari produk atau jasa yang dijual pada periode tertentu. 3. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untukmemasarkan produk dan jasa yang dihasilkan pada periode tertentu misalnya biaya iklan, biaya gaji dan biaya promosi. 4. Biaya administrasi dan umumnya contonya biaya gaji direksi, biaya penyusutan, biaya perlengkapan kantor, dan biaya telepon. 5. Pendapatan luar usaha non operasional adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari bisnis utama perusahaan. 6. Biaya luar usaha non operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas yang bukan dari bisnis utama. 20 Menurut Warren dkk 2005:25 laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi, kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih net income atau net profit yang mempunyai pengaruh yaitu meningkatkan ekuitas pemilik modal dalam periode tertentu. Jika beban melebihi pendapatan maka disebut rugi bersih net loss akan menurunkan ekuitas pemilik modal dalam periode yang bersangkutan. Persamaan perhitungan laba rugi sebagai berikut: SAK menyebutkan laba rugi memberikan gambaran kinerja operasional perusahaan. Laporan laba rugi dicatat dengan dasar akrual yaitu dasar penyusunan laporan dengan mengakui pendapatan pada saat terjadi penjualan dan mengakui pengeluaran pada saat menjadi beban periode yang bersangkutan Astuti, 2004:15. c. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah Laporan yang menggambarkan perputaran uang selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri atas Darsono dan Ashari, 2005:22 1. Kas dariuntuk kegiatan operasional LABA RUGI BERSIH = PENDAPATAN - BEBAN 21 Kas dariuntuk kegiatan operasional adalah kas yang diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang dan untuk pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya lainnya. 2. Kas dariuntuk kegiatan investasi Kas dariuntuk investasi adalah kas dari penjualan aktiva tetap dan untuk pembelian aktiva tetap atau investasi pada saham dan obligasi. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pemgeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan arus kas masa depan. 3. Kas dariuntuk kegiatan pendanaan Kas dariuntuk pendanaan adalah kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjangbank, laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian modal, membayar dividen, membayar pokok hutang bank.

B. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen yang optimal optimal dividend policy adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa yang akan mendatang yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Brigham Houston 2001:66 Menurut Jensen et.al 1992 dalam Ichsanuddin Nur, vol. 6, 2005:380 perusahaan akan menetapkan tingkat dividen yang membuat para manajer dapat mendanai investasi yang diharapkan secara internal, jika kebijakan 22 dividen sesuai dengan proyeksi manajerial dari kesempatan investasi masa datang, maka perusahaan akan dapat mempertahankan dividen yang stabil dan memperoleh pendanaan ekuitas yang dibutuhkan secara internal. Kebijakan dividen dipilih setelah mempertimbangkan kepentingan pemegang saham dan kepentingan perusahaan. Kebijakan dividen juga menentukan pembagian laba antara pembayaran dividen kepada pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan sehingga akan menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan. Menurut Rozeff dalam sudarma 2003 dalam Pituringsih, vol. 6, 2005:188 mengungkapkan bahwa tidak ada kebijakan dividen yang terbaik untuk suatu perusahaan yang dinyatakan. Berdasarkan hal ini, Rozeff mempertimbangkan dua hal yang paling mendasar yaitu: pertama logika pasar sempurna, dengan asumsi tidak ada biaya untuk pembelian atau pengeluaran securities, tidak ada pajak, tidak ada efek informasi dividen, dan tidak ada konflik kepentingan antara manager perusahaan dengan security holder- maintain bahwa suatu kebijakan dividen tidak semestinya mempengaruhi nilai pasar. Kedua, bukti menyatakan bahwa logika ini dapat diperluas pada dunia nyata dengan menunjukkan tinggi dan rendahnya dividen dibursa belum menyajikan investor dengan pengembalian yang berbeda. Ada beberapa teori dari preferensi investor dalam kebijakan dividen yang dikemukakan oleh Brigham Houston 2001:66-67 adalah sebagai berikut: 23 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen Beberapa kalangan berargumen bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya. Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan. Teori Ketidakrelevanan Dividen dividend irrelevance theory yaitu teori yang mneyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen dividend irrelevance theory ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani MM. Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Dengan perkataan lain, MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya,bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan. 2. Teori Bird In The Hand Teori ini merupakan pendapat dari Myron Gordon dan John Lintner yang berpendapat bahwa k s akan turun apabila rasio pembagian dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal capital gains yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya mereka menerima dividen. Pendapat ini menurut pandangan MM sebagai kekeliruan bird in the hand 24 karena kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis dengan kata lain bahwa nilai perusahaan akan dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi. 3. Teori Preferensi Pajak Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi yaitu pertama, investor yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen yang dibayarkan mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi. Kedua, pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Ketiga, jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, maka sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak keuntungan modal. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian, para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk