Dividen Kas TINJAUAN PUSTAKA

33 Eksplanasi dari agency cost model menurut Easterbrook 1984 dalam Razak vol. 5, 2007:284 menyatakan bahwa dividen merupakan salah satu sarana untuk memperkecil agency problem cost di mana semakin besar kemungkinan agency problems semakin besar pula dividen yang diperlukan untuk mengendalikannya.

D. Struktur Kepemilikan Saham

Struktur kepemilkan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling 1976 dalam Pituringsih, vol. 6, 2005:190 menyatakan bahwa masalah agency akan terjadi bilamana proporsi kepemilikan manager atas saham perusahaan kurang dari 100 sehingga manager memiliki kecenderungan bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan sudah tidak berdasar memaksimalkan nilai perusahaan dalam pengambilan keputusan pendanaan. Manajemen selaku pengelola perusahaan memiliki kecenderungan berperilaku untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, dan kecenderungan untuk menyukai risiko. Hal ini merupakan konsekuensi dari pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan atau biasa disebut the separation of the dicision-making and risk beating function of the firm. Struktur Kepemilikan Saham di Indonesia, kebanyakan perusahaan emiten di Indonesia memiliki pemegang saham dalam bentuk institusi bisnis seperti Perseroan Terbatas yang terkadang merupakan representasi dari pendiri 34 perusahaan. Karakteristik struktur kepemilikan di Indonesia lebih terkonsentrasi closely held sehingga si pendiri juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris. Oleh karena itu jika banyak anggota keluarga yang memiliki proporsi kepemilikan saham sangat besar dan menduduki posisi kunci dalam perusahaan. Dapat dikatakan bahwa pada umumnya perusahaan di Indonesia bersifat owner-controlled firms sehingga dalam keadaaan yang demikian konflik keagenan yang terjadi bukanlah antara manajer dan pemegang saham melainkan antara pemegang saham mayoritas controlling shareholders dan pemegang saham minoritas. Karakteristik ini banyak dijumpai untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek di Indonesia dan di Korea, Husnan, 2001 dalam Fadah vol. 5, 2007:193. Kepemilikan saham orang dalam insider ownership diukur sesuai dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh komisaris dan direktur pada akhir tahun yang diukur dalam persen. Insider ownership merupakan sebuah variabel determinan yang penting dalam kebijakan dividen suatu perusahaan. Taswan, vol. 10, 2003:166. Perusahaan dengan insider ownership yang jumlahnya lebih besar mempunyai kinerja investasi yang lebih baik daripada perusahaan dengan insider ownership kecil. Insider ownership yang besar merupaka sinyal yang baik bagi perusahaan saham. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manager dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan kontrol, pihak insider atau manajemen cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka menginginkan 35 kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak insider cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang saham. Menurut Jensen Meckling 1976 dalam Taswan vol. 10, 2003:164 menganalisis bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara insider ownership yang menikmati manfaat dan outside ownership yang tidak menikmati manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan insider ownership akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif untuk mengkonsumsi manfaatkeuntungan dan mengambil alih kekayaan pemegang saham. Semakin besar kepemilikan insider maka semakin besar informasi yang dimiliki oleh manajemen sekaligus merangkap sebagai manajemen sehingga biaya pengawasan berkurang. Karena informasi yang dimiliki oleh insider terutama informasi mengenai rencana-rencana perusahaan yang akan datang sangat lengkap, maka hal ini akan membawa pengaruh yang besar terhadap kepentingannya dalam menetapkan kebijakan dividen. Semakin besar kepemilikan insider berarti semakin kecil biaya agen, dan semakin besar kekuatan dalam menentukan kebijakan dividen. Sehingga dengan demikian manajemen akan cenderung untuk mengurangi pembayaran dividen dan 36 menggunakan dananya untuk memperbesar atau memperluas usahanya. Suwaldiman Aziz, vol. 8, 2006:57 Penentuan kebijakan dividen merupakan salah satu tugas utama dari manajer keuangan di dalam perusahaan karena pendapatan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham disebut sebagai dividen Sugiono, 2009: 173 Menurut Rozeff 1982 dan Easter brook 1984 dalam Pituringsih, vol. 6, 2005:193 mengungkapkan bahwa penggunaan dividen merupakan salah satu cara untuk mengurangi agency cost. Struktur kepemilikan mempengaruhi kebijakan dividen, semakin terdiversifikasi struktur kepemilikan maka dividend payout semakin tinggi, sehingga dapat dikatakan pada perusahaan milik negara atau private, maka kecenderungannya adalah tidak membagikan dividen sedangkan perusahaan publik biasanya membagikan dividen.

E. Arus Kas Bebas Free Cash Flow

Menurut Sudarma,2004 dalam Fadah, vol. 5, 2007:193 Free cash flow yang besar adalah pemicu munculnya agency problem, yang dimaksud dengan free cash flow adalah aliran kas bersih yang tidak dapat diinvestasikan kembali karena tidak tersedia kesempatan investasi yang menguntungkan. Menurut Brigham Houston, 2009:65 Arus kas bebas free cash flow yaitu arus kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor pemegang saham dan pemilik utang setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru, dan