39
akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi. Brigham dan Houston, 2009:107
Besley dan Brigham 2000 dalam Bangun Wati vol. 11, 2007:109 mengatakan bahwa “Profitability ratios area group of ratios that shows the
combined effects of liquidity, asset management, and debt on operations.
1. Analisis Rasio Profitabilitas
Beberapa rasio profitabilitas yang sering digunakan adalah sebagai berikut Sjahrial, 2006:45-47:
a. Return On Assets ROA Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan
oleh perusahaan yang bersangkutan. ROA = Laba bersih setelah pajak x 100
Total Aktiva Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan dan
semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan asset. b. Return On Equity ROE
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan poerusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh
perusahaan tersebut.
40
ROE = Laba bersih setelah pajak x 100 Modal sendiri
c. Return On Investment ROI Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan menghasilkan
keuntungan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba bersih setelah pajak yang digunakan.
ROI = Laba bersih setelah pajak x 100 Total aktiva
d. Net Profit margin NPM Rasio ini digunakan untuk membandingkan tingkat keuntungan
dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. NPM = Laba bersih setelah pajak x 100
Penjualan bersih Rumus yang digunakan tergantung kepada tujuan penentuan
profitabilitas. Para pemilik modal yang menginvestasikan dananya akan lebih menekankan pada profitabilitas bagi modalnya.
G. Biaya Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling:1976 dalam Pituringsih, vol. 6, 2005:190 Konsep agency theory merupakan suatu hubungan atau kontrak
antara principals dan agents. Principal memperkerjakan agents melakukan tugas untuk kepentingan principals, termasuk pendelegasian otoritas
pengambilan keputusan dari principals kepada agents. Asumsi agency theory
41
bahwa masing-masing individu semata-mata termotivitasi untuk kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principals
dan agents. Konflik potensial kepentingan antar agents managers dan principals
stockholderpemilik menimbulkan agency cost. Menurut Gitman 2006:20 “Agency costs are the costs borne by
stockholders to minimize agency problems and contribute to the maximization of owner’s wealth”
Menurut Horne Wachowicz, 2007:243 Biaya Agensi merupakan biaya yang berhubungan dengan manajemen pengawasan untuk memastikan bahwa
pihak manajemen berperilaku dalam cara yang konsisten dengan kesepakatan kontraktual perusahaan dengan para kreditor serta pemegang saham. Menurut
Jensen dan Meckling 1976 dalam Horne dan Wachowicz, 2007:243-244 telah mengembangkan teori yang bagus yaitu teori agensi. Di antaranya,
mereka menunjukkan bahwa siapa pun yang mengeluarkan biaya pengawasan,biaya tersebut pada akhirnya ditanggung oleh para pemegang
saham. Agency cost
akan muncul bila manager sekaligus pemegang saham owner-manager menjual sebagian kepemilikannya kepada investor luar
outside equity owner. Owner-manager berusaha memaksimalkan kekayaan dengan mengorbankan outside equity owner yang akan melakukan pengawasan
ketat terhadap tindakan owner manager Rozeff, 1982 dalam Pituringsih, vol. 6, 2005:191