Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

e. Uji coba dan analisis soal Uji coba dilakukan untuk mengetahuai hasil awal dari instrumen penilaian yang sudah dibuat, sehingga kalau ada kekurang ataupun kesalahan bisa diperbaiki demi ketercapaian penilaian yang benar.Berdasarkan hasil wawancara, semua guru hanya mengatakan melihat kelebihan dan kekurang dari hasil instrument awal yang digunakan tapi belum pernah melakukan uji coba tersebut.Sedangkan dari hasil observasi dan dokumentasi semua guru tidak ada yang terlihat memiliki bukti dokumen yang mendukung proses kegiatan uji coba dan analisis soal terkait pada penilaian sikap siswa. f. Revisi dan merakit instrument baru. Setelah diuji cobakan, barulah kemudian dilakukan revisi pada soal-soal yang memang tidak sesuai sehingga menghasilkan instrumen baru yang siap digunakan. Pada hasil wawancara, semua guru mengatakan tidak melakukan perakitan instrumen baru. Dan hal ini sama dengan hasil observasi dan dokumentasi karena guru-guru tidak melakukan uji coba otomatis tidak melakukan revisi instrumen pula, sehingga tidak ada proses revisi yang dilakukan semua guru. 2. Pelaksanaan penilaian Dalam pelaksanaan tes pada penilaian sikap kurikulum 2013 menggunakan 4 macam penilaian yakni, penilaian observasi, penilaian diri sendiri, penilaian anatar peserta didik, dan penilaian jurnal. a. Penilaian observasi Untuk penilaian observasi, setiap guru akan mengamati masing- masing siswa dari 7 aspek penilaian sikap yang sudah ditentukan, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Dari hasil wawancara, semua jawaban guru hampir sama, yakni masing- masing guru melakukan pengamatan baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil observasi semua guru terlihat sudah melakukan observasi penilaian sebagai mana mestinya dimana guru sudah mengamati siswa baik di dalam maupun di luar kelas, namun hasil dokumentasi tidak sejalan, dimana guru-guru tidak membuat instrumen penilaian sikap tersendiri. Sedangkan pada contoh buku penilaian sikap yang digunakan tidak ada instrumen observasi, melainkan langsung menilai secara umum tanpa adanya panduan instrumen. b. Penilaian diri sendiri Penilaian diri sendiri ditujukan pada masing-masing siswa menilai atau mengukur penguasaan materi yang berpengaruh pada sikap yang dirasakannya. Pada hasil wawancara, semua guru mengatakan melakukan penilaian diri sendiri dengan menggunakan buku penilaian sikap yang sudah ada. Dan dari hasil observasi semua guru dalam penilaian ini sama, dengan memberikan pengarahan terkait penilaian diri sendiri terhadap aspek yang sudah ditentukan pada buku penilaian sikap, untuk kemudian dikumpulkan pada guru berupa kertas selembar. Para guru menghimbau agar peserta didik menilai dengan sejujur-jujurnya. Dan hasil dokumentasi yang penulis dapatkan dari buku penilaian sikap siswa yang sudah terisi oleh masing-masing siswa. c. Penilaian antar peserta didik Penilaian antar peserta didik adalah penilaian yang dilakukan oleh setiap siswa, masing-masing dari siswa akan memberikan penilaian pada temannya terkait sikap yang telah tertera pada instrumen penilaian sikap. Pada hasil wawancara, semua guru melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen yang sudah tersedia di buku penilaian sikap. Dan dari hasil observasi penilaian antar peserta didik dilakukan dengan cara mengukar buku penilaian sikap satu sama lain pada setiap kelompok belajar yang sudah ditentukan di dalam kelas. Sama halnya dengan penilaian diri sendiri, guru awalnya menjelaskan bahwa penilaian antar peserta didik juga harus dilakukan secara objektif. Sedangkan hasil pengumpulan dokumen yang penulis kumpulkan dari buku penilaian sikap siswa yang sudah diisi oleh teman masing-masing. d. Penilaian jurnal Penilaian jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik, yang dipaparkan secara deskriptif. Dari hasil wawancara, masing-masing guru menjelaskan penilaian ini dengan mengumpulkan keseluruhan hasil penilain siswa, dan ada juga yang menjelaskan penilaian tersebut diambil dari pengamatan masing-masing siswa. Namun dari hasil observasi penulis melihat atau mengamati setiap guru tidak melakukan penilaian jurnal, hal tersebut juga di dukung oleh bukti dokumen dimana tidak adanya dokumen hasil penilaian junal masing-masing guru, melainkan penilaian ini secara tertulis digabungkan dengan observasi sehingga tidak ada arsip guru terkait penilaian jurnal ini, namun pada raport tetap dicantumkan nilaipenilaian jurnal peserta didik. 3. Pengolahan data Setelah mendapatkan hasil penilaian, dari data-data yang telah dikumpulkan. Selanjutnya data tersebut akan dilakukan penskoran dan analisis soal yang telah digunakan dalam penilaian. Dalam pengolahan data ini juga dilakukan penafsiran terkait hasil penilaian.Pengolahan data dilakukan dengan cara penskoran. Dari hasil wawancara pernyataan dari semua guru hampir sama, menjelaskan penskoran yang dilakukan sudah tertera pada buku penilaian sikap, jadi siswalah yang masing-masing menghitung, yang hasil nilaianya berupa skor 1 sampai dengan 4. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa hanya memberi penskoran pada penilaian diri sendiri dan antar teman, sedangkan untuk penilaian observasi sama sekali tidak ada penskoran yang dilakukan guru tapi langsung memberikan angka saja. Hal ini sesuai dengan bukti dokumentasi, untuk penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman sudah ditentukan cara penskoraangnya masing- masing pada buku penilaian sikap yang sudah disediakan. Penilaian observasi dan jurnal tidak ada penskoran yang dilakukan oleh masing- masing guru. Selain penskoran, dari hasil wawancara guru juga melakukan analisis serta penafsiran untuk mengetahui kekurangan ataupun pencapaian peserta didik berdasarkan hasil penskoran yang sudah dilakukan. Sehingga dapat ditafsirkan hasilnya berupa uraian singkat yang disebutkan pada raport siswa. Berdasarkan pada pengamatan dan dokumentasi guru menginput nilai siswa tersebut kedalam penilaian raport. 4. Pelaporan hasil penilaian Dalam pelaporan penilaian ini akan terkait pada orang tua siswa dan pemerintah atau segenap jajaran yang berhubungan dengan kependidikan dan siswa sendiri. Yang terdiri dari: a. Laporan prestasi mata pelajaran Laporan prestasi pada mata pelajaran yang berkaiatan dengan sikap dilihat pada hasil siswa adalah mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar sikap yang sudah ditentukan pada pelajaran pendidikan agama islam. Berdasarkan hasil wawancara, guru menjelaskan kalau secara nyata jika anak tersebut kelakuannya baik pasti prestasinya juga baik. Sedangkan dari hasil observasi dan dokumentasi keempat guru pendidikan agama islam pada saat melakukan penilaian sikap untuk laporan prestasi mata pelajaran siswa yang diperlihatkan dalam bentuk huruf yaitu A,B, C dan D dan memberikan deskripsi atas aspek penilaian sikap siswa yang telah ditentukan. b. Laporan pencapaian Dalam penilaian sikap, menilai prestasi dilihat dari sejauh mana perubahan sikap yang telah dilakukan siswa dan aplikasi mengenai dampak positif apa yang sudah mengalami kemajuan dari setiap siswa, dan melihat bagaimana sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Pada hasil wawancara, ke empat guru menjelaskan kalau peserta didik benar-benar membuat suatu perubahan sikap maka penilaiannyapun akan bagus. Sedangkan dari hasil observasi dan dokumentasi setiap guru melakukan penilaian sikap dengan baik pada penilaian pencapain hasil belajar pada ranah sikap. Berarti dengan memperhatikan apakah terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik atau tidak. 5. Penggunaan hasil penilaian Setelah melakukan penilaian dan mendapatkan hasilnya, tentu bukan hanya sampai di situ saja, karena hasil dari penilaian itu sangat penting untuk keperluan siswa ke tingkat selanjutnya. Adapun keperluan tersebut antara lain: a. Keperluan laporan pertanggungjawaban Setiap pesrta didik akan sangat membutuhkankan pertanggung jawaban berupa arsip nilai yang harus dibuat oleh setiap guru baik itu untuk siswa, orang tua, maupun untuk kepentingan sekolah. Dari hasil wawancara, setiap guru menuturkan bahwa hasil dari penilaian yang dilakukannya di simpan dan dicantumkan di dalam raport dan di buku penilaian. Dan dari hasil observasi dan dokumentasi setiap guru memiliki dokumen pertanggungjawaban yang memang seharusnyaa dimiliki guru untuk kepentingan siswa maupun sekolah, dalam bentuk file maupun yang ditulis di lembar penilaian jika sewaktu-waktu dibutuhkan. b. Keperluan seleksi Seleksi siswa pasti akan terus ada baik itu pada saat mendaftar awal sekolah maupun yang akan menamatkan sekolah, disinilah penilaian untuk keperluan seleksi sangat penting ada. Berdasarkan hasil wawancara, guru menjelaskan hasil penilaian disimpan untuk keperluan siswa naik ke tingkat selanjutnya. Dari hasil observasi yang penulis lakukan memang benar setiap guru menyimpan hasil dari penilaian sikap siswa dan digunakan untuk seleksi siswa naik pada tingkat selanjutnya. Namun dari dokumen tidak memperlihatkan secara khusus adanya lembar penilaian yang dibuat tersendiri oleh guru, dalam bentuk dokumen yang berkaitan dengan nilai peserta didik. c. Keperluan promosi Untuk keperluan promosi digunakan pada saat siswa akan naik kelas atau lulus dari sekolah, dengan melihat pada standart penilaian kelulusan yang sudah ditentukan. Pada hasil wawancara, semua guru pendidikan agama islam menjelaskan nilai untuk keperluan promosi digunakan pada saat ingin naik kelas dan apabila ada lomba-lomba yang membutuhkan penilaian sikap. Dari hasil observasi penggunaan hasil penilaian sikap untuk keperluan promosi digunakan pada saat adanya permintaan terkait sikap siswa. Siswa yang dimaksudkan yaitu siswa yang mengikuti kegiatan. Namun dari temuan dokumentasi semua guru tidak menggunakan hasil penilaian sikap untuk keperluan promosi secara menyeluruh karena memang hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja, dan guru tidak memiliki dokumen khusus untuk keperluan promosi. d. Keperluan diagnosis Penggunaan hasil penilaian untuk keperluan diagnosis pada dasarnya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kekurangan pada hasil belajar sehingga dapat diberikan alternatif untuk memperbaikinya. Begitupun dengan siswa yang mampu menguasai kompetensi lebih cepat akan diberikan fasilitas untuk pengembangannya tersebut. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan guru-guru megatakan diagnosis yang dilakukan terhadap siswa terbatas pada pemberian solusi ketika menemui kendala dalam hal sikap, dan membenarka sikap siswa yang kurang beretika. Dan dari hasil observasi penulis mengamati adanya teguran pribadi pada siswa ketika melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya. Sedangkan hasil pengumpulan dokumentasi, semua guru tidak menggunakan hasil penilaian untuk keperluan diagnosis atau tidak ada data pendukung yang menyatakan adanya penggunaan nilai sikap siswa untuk keperluan diagnosis. e. Predeksi masa depan peserta didik. Secara umum tujuan dari penilaian ini untuk mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian peserta didik, sehingga dibutuhkan kerja sama oleh guru yang harus memberitahu bagaimanapun hasil belajar dari peserta didik kepada guru bimbingan dan penyuluhan BP. Sehingga guru BP dapat mengarahkan siswa dengan baik. Dari wawancara yang dilakukan semua guru mengatakan melakukan pendekatan tersebut melalui pembicaraan santai dengan peserta didik di jam istirahat. Berdasarkan hasil observasi serta dokumentasi yang telah dilakukan peneliti, terlihat semua guru pendidikan agama islam tidak menggunakan penilaian sikap siswa untuk keperluan prediksi masa depan peserta didik. Karena memang tidak didukung dengan bukti nyata berupa dokumen yang diarsipkan.

C. Pembahasan

Setelah melihat deskripsi hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang peneliti dapatkan selanjutnya disesuaikan dengan teori mengenai langkah-langkah penilaian sikap pada kurikulum 2013, untuk dapat menentukan kompetensi guru pendidikan agama islam dalam melakukan penilaian sikap di sekolah. 1. Perencanaan penilaian Dalam perencanaan ada beberapa yang perlu dilakukana yaitu: a. Menentukan tujuan penilaian Berdasarkan hasil akhir yang diperoleh dari penilain, dari ke empat guru SMPN 3 Tangerang Selatan tidak melakukan penentuan tujuan penilaian sebelum melakukan penilaian sikap pada kurikulum 2013. Seharusnya setiap guru harus menentukan tujuan penilaian sebelum melakukan penilaian, karena dengan adanya tujuan penilaian akan memberikan kemudahan untuk melakukan penyusunan atau menentukan jenis penilaian yang akan digunakan. b. Mengidentifikasi proses dan hasil belajar Guru Pendidikan Agama IslamSMPN 3 Tangerang Selatan tidak melakukan identifikasi proses dan hasil belajar sebelum melakukan penilaian sikap, yang mana pada dasarnya proses identifikasi dan hasil belajar ini telah ditentukan dalam bentuk domain afektif yang khusus membahas mengenai sikap peserta didik, yang meliputi penerimaan, respon, organisation dan penilaian, jadi guru hanya memlih mana teknik penilaian sikap yang akan digunakan. c. Menyusun kisi-kisi Berdasarkan hasil akhir pengumpulan data, guru Pendidikan Agama Islam SMPN 3 Tangerang Selatan tidak melakukan penyusunan kisi-kisi, dikarenakan sudah mendapatkan contoh istrumen penilaian sikap dari pusat, sehingga hanya menggunakan instrumen tersebut tanpa membuat instrumen baru yang serupa. Seharusnya para guru tetap harus membuat instrumen penilaian sikap pada kurikulum 2013 sendiri, tanpa mengikuti contoh yang diberikan dari pusat. Karena Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi penilaian betul-betul sesuai dan relevan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan guru kepada peserta didik. Karena pada dasarnya yang paling mengetahui karakter peserta didik itu sendiri adalah guru yang mengajar. d. Mengembangkan draf instrument Setelah penyusunan kisi-kisi kemudian pengembangan draf instrument, dalam pengembangan draf instrument ini juga sama dengan penyusunan kisi-kisi, dalam artian setiap guru pendidikan agama islam SMPN 3 Tangerang Selatan tidak melakukan pengembangan draf instrument penilaian sikap dikarenakan hanya mengikuti draf instrument yang telah diberikan oleh pusat. Padahal seharusnya setiap guru setelah membuat kisi-kisi langkah selanjutnya membuat instrumen yang akan digunakan oleh peserta didik untuk keperluan penilaian yang dibuat secara deskriptif berupa pertanyaan yang berhubungan dengan kompetensi yang harus dicapai peserta didik. e. Uji coba dan analisis soal Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapatkan hasil bahwa guru pendidikan agama islam tidaklah melakukan Uji coba dan analisis soal setelah melakukan pengembangan draf instrument, dengan alasan ketidaktahuan. Seharusnya Uji coba harus dilakukan untuk mengetahuai hasil awal dari instrumen penilaian yang sudah dibuat, sehingga kalau ada kekurang ataupun kesalahan bisa diperbaiki demi ketercapaian penilaian yang benar. f. Revisi dan merakit instrument baru. Revisi dan perakitan instrumen baru juga tidak dilakukakan guru pendidikan agama islam SMPN 3 Tangerang Selatan sebelum melakukan penilaian sikap, tapi langsung menggunakan instrumen awal yang didapatkan dari pusat, namun seharusnya guru-guru haruslah melakukan revisi dan perakitan instrumen baru. Setelah diuji cobakan, barulah kemudian dilakukan revisi pada soal-soal yang memang tidak sesuai sehingga menghasilkan instrumen baru yang siap digunakan untuk penilaian sikap siswa. 73 2. Pelaksanaan penilaian Dalam pelaksanaan tes pada penilaian sikap kurikulum 2013 menggunakan 4 komponen penilaian yakni, penilaian observasi, penilaian diri sendiri, penilaian anatar peserta didik, dan penilaian jurnal. a. Penilaian observasi Dalam penilaian observasi, guru pendidikan agama islam SMPN 3 Tangerang Selatan secara umum sudah melaksanakan, tapi guru- guru hanya memberi penilaian langsung tanpa adanya instrumen penilaian observasi yang dibuat. Jadi aspek yang dinilai dalam penilaiannya tidaklah jelas, seharusnya Untuk penilaian observasi, setiap guru akan mengamati masing-masing siswa berdasarkan draf instrumen sebagai pedoman guru. Sehingga seharusnya instrumen dibuat untuk menilai tercapai tidaknya aspek penilaian sikap yang harus dicapai siswa, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. b. Penilaian diri sendiri Untuk penilaian diri sendiri telah dilakukan oleh masing-masing guru. Setiap guru memerintahkan siswa mengisi intrumen penilaian sikap diri siswa masing-masing lalu dikumpulkan hasilnya. Karena seharusnya memang Penilaian diri sendiri ditujukan pada masing- masing siswa untuk menilai atau mengukur penguasaan materi yang berpengaruh pada sikap yang dirasakannya. c. Penilaian antar peserta didik Pada penilaian antar peserta didik ini setiap guru pendidikan agama islam SMPN 3 Tangerang Selatansudah melakukannya, dengan adanya penilaian yang dilakukan antar peserta didik berdasarkan 73 Arifi, op. cit., h. 88.