Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

diuji cobakan, barulah kemudian dilakukan revisi pada soal-soal yang memang tidak sesuai sehingga menghasilkan instrumen baru yang siap digunakan untuk penilaian sikap siswa. 73 2. Pelaksanaan penilaian Dalam pelaksanaan tes pada penilaian sikap kurikulum 2013 menggunakan 4 komponen penilaian yakni, penilaian observasi, penilaian diri sendiri, penilaian anatar peserta didik, dan penilaian jurnal. a. Penilaian observasi Dalam penilaian observasi, guru pendidikan agama islam SMPN 3 Tangerang Selatan secara umum sudah melaksanakan, tapi guru- guru hanya memberi penilaian langsung tanpa adanya instrumen penilaian observasi yang dibuat. Jadi aspek yang dinilai dalam penilaiannya tidaklah jelas, seharusnya Untuk penilaian observasi, setiap guru akan mengamati masing-masing siswa berdasarkan draf instrumen sebagai pedoman guru. Sehingga seharusnya instrumen dibuat untuk menilai tercapai tidaknya aspek penilaian sikap yang harus dicapai siswa, baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. b. Penilaian diri sendiri Untuk penilaian diri sendiri telah dilakukan oleh masing-masing guru. Setiap guru memerintahkan siswa mengisi intrumen penilaian sikap diri siswa masing-masing lalu dikumpulkan hasilnya. Karena seharusnya memang Penilaian diri sendiri ditujukan pada masing- masing siswa untuk menilai atau mengukur penguasaan materi yang berpengaruh pada sikap yang dirasakannya. c. Penilaian antar peserta didik Pada penilaian antar peserta didik ini setiap guru pendidikan agama islam SMPN 3 Tangerang Selatansudah melakukannya, dengan adanya penilaian yang dilakukan antar peserta didik berdasarkan 73 Arifi, op. cit., h. 88. ketentuan instrumen penilaian yang dibagikan pada maisng-masing siswa. Penilaian antar peserta didik adalah penilaian yang dilakukan oleh setiap siswa, masing-masing dari siswa akan memberikan penilaian pada temannya terkait sikap yang telah tertera pada instrumen penilaian sikap dengan objektif. d. Penilaian jurnal Dalam penilaian jurnal, guru pendidikan agama islam di SMPN 3 Tangerang Selatan sudah melakukan penilaian jurnal, tapi guru langsung memberikan hasil penilaian jurnal berdasarkan penilaian sikap secara umum, yang diperoleh dari penilaian observasi, penilaian dirisendiri, dan penilaian antar peserta didik. Seharusnya setiap guru dalam melakukan penilaian sikap dalam bentuk jurnal pada kurikulum 2013,haruslah membuat catatan peserta didik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik. Sehingga dari hasil tersebut selanjutnya akan dipaparkan secara deskriptif dalam catatan guru. 3. Pengolahan data Dari hasil keseluruhan penelitian, peneliti mendapatan bahwa para guru pendidikan agama islam sudah melakukan pengolahan data. Pengolahan data tersebut meliputi: penskoran, analisis penilaian, dan penafsiran penilaian pencapaian sikap siwa. Setelah mendapatkan hasil penilaian pada data-data yang dikumpulkan dari penilaian tersebut. Penskoran dijadikan sebagai bahan atau bukti untuk melakukan penafsiran dan penguji keberhasilan pencapaian siswa dalam hal sikap. Memang seharusnya setiap guru harus melakukan pengolahan data yang meliputi penskoran hasil penilaian keseluruhan siswa, analisis hasil penilaian, penafsiran, dan menilai pencapaian sikap siswa sehingga sempurnanya pengolahan data. 74 4. Pelaporan hasil penilaian Dalam pelaporan penilaian ini akan terkait pada orang tua siswa, pemerintah, dan segenap jajaran yang ada dalam kependidikan dan siswa itu sendiri. Adapun laporan penilaian tersebut terdiri dari: a. Laporan prestasi mata pelajaran Pada laporan prestasi mata pelajaran siswa dalam penilaian sikap tidaklah dilakukan oleh guru SMPN 3 Tangerang Selatan. Tidak adanya bukti data atau kumpulan laporan yang dibuat tersendiri berdasarkan prestasi mata pelajaran pendidikan agama islam dalam penilaian sikap. Semestinya laporan prestasi pada mata pelajaran yang ada kaitannya dengan sikap, dapat dilihat pada hasil penilaian siswa berupa pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar sikap yang sudah ditentukan pada pelajaran pendidikan agama islam. b. Laporan pencapaian Dalam laporan pencapaian siswa ini guru pendiidkan agama islam tidaklah melakukannya. Seharusnya setiap guru haruslah membuat sebuah data, dimana didalamnya berisi penilaian sikap. Guru menilai prestasi dengan melihat pada sejauh mana perubahan sikap yang telah dilakukan siswa dan aplikasi mengenai dampak positif apa yang sudah mengalami kemajuan dari setiap siswa. Selain itu lihat bagaimana sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Hal inilah yang harus jelas sehingga dibutukannya pembuatan laporan pencapaian siswa dalam bentuk file. Masing-masing guru memerlukan pedoman instrumen dalam mengamati terjadi tidaknya perubahan sikap yang ada pada siswa. 74 Ibid., h.107 5. Penggunaan hasil penilaian Setelah melakukan penilaian dan mendapatkan hasilnya tentu saja bukan hanya sampai di situ, karena hasil dari penilaian itu sangat penting untuk keperluan siswa ke tingkat selanjutnya. Adapun keperluan tersebut antara lain: a. Keperluan laporan pertanggungjawaban Berdasarkan hasil akhir yang peneliti dapatkan, guru pendidikan agama islam sudah membuat laporan hasil pertanggungjawaban. pembuatan data hasil penilaian sikap siswa yang disimpan di dalam daftar nilai dan ditunjukkan pada raport masing-masing siswa. Seharusnya setiap guru harus membuat laporan pertanggungjawaban hasil penilaian sikap siswa, Karena Setiap peserta didik akan sangat membutuhkankan pertanggungjawaban. Baik itu berupa arsip nilai yang harus dibuat oleh setiap guru, maupun untuk siswa, orang tua, dan untuk kepentingan sekolah. b. Keperluan seleksi Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa guru tidaklah membuat laporan untuk keperluan seleksi siswa dalam hal penialian sikap. Semestinya setiap guru haruslah membuat laporan untuk keperluan seleksi siswa, yang otomatis akan dibutuhkan siswa untuk berbagai keperluan. Seleksi siswa pasti akan terus ada baik itu pada saat mendaftar awal sekolah, maupun yang akan menamatkan sekolah. Disinilah penilaian untuk keperluan seleksi sangat penting dibuat. c. Keperluan promosi Keperluan promosi juga sama halnya dengan keperluan seleksi, tidak dilakukan oleh guru pendidikan agama islam SMPN 3 Tangerang Selatan. Guru tidaklah membuat laporan data sikap siswa untuk laporan promosi setiap siswa ketika dibutuhkan. Untuk keperluan promosi digunakan pada saat siswa akan naik kelas atau lulus dari sekolah dengan melihat pada standart penilaian kelulusan yang sudah ditentukan. d. Keperluan diagnosis Untuk keperluan diagnosis siswa yang juga tak kala penting harus dibuat oleh setiap guru. Namun guru pendidikan agama islam di SMPN 3 Tangerang Selatan tidaklah membuatnya, padahal penilaian untuk keperluan diagnosis ini sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan pada masing- masing karakter siswa yang berbeda. Penggunaan hasil penilaian untuk keperluan diagnosis pada dasarnya untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kekurangan pada hasil belajar sehingga dapat diberikan alternatif untuk memperbaikinya. Begitupun dengan siswa yang mampu menguasai kompetensi lebih cepat akan diberikan fasilitas untuk pengembangannya tersebut. e. Prediksi masa depan peserta didik Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama islam di SMPN 3 Tangerang Selatan tidaklah membuat laporan prediksi masa depan siswa. Hal ini disimpulkan dari melihat hasil penilaian sikap yang dilakukannya. Secara umum tujuan dari penilaian ini untuk mengetahui sikap, bakat, minat, dan aspek-aspek kepribadian peserta didik. Sehingga sangat dibutuhkan kerja sama oleh guru yang harus memberitahu bagaimana hasil belajar dari peserta didik kepada guru bimbingan dan penyuluhan BP. Hal ini agar selanjutnya dapat diarahkan dengan baik. Jadi seharusnya selain guru BP, setiap guru yang mengajar dikelaspun harus memiliki laporan atau data berdasarkan prediksi masa depan siswa yang dilihat dari hasil penilaian siswa yang dikumpulkan. 64

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di SMPN 3 Tangerang Selatan yang meneliti tentang Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan penilaian sikap pada kurikulum 2013. dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 3 Tangerang Selatan dalam pelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013masih sedang. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan keahlian para guru pada saat melaksanakan penilaian sikap siswa, kurang memperhatikan dan memahami prosedur dan teknik-teknik penilaian sikap, dan juga masih belum mampu menafsirkan hasil penilaian sikap pada kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan, yang kemudian ditindaklanjuti untuk memperoleh pembelajaran yang lebih optimal. 2. Kurangditerapkannya pelaksanaan penilaian sikap pada kurikulum 2013 di SMPN 3 Tangerang Selatan. Berdasarkan langkah-langkah evaluasi pembelajaran, pelaksanaan evaluasi pembelajaran tersebut dimulai dari merumuskan perencanaan evaluasi, melakukan penilaian, mengolah dan menganalisis hasil penilaian yang kemudian dilanjutkan dengan menginterpretasi serta menindaklanjuti hasil penilaian sikap tersebut.

B. Implikasi

Sebagai sebuah penelitian yang dilakukan di Sekolah maka kesimpulan yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga penelitian-penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal tersebut maka dapat diambil implikasi, yakni: Hasil penelitian mengenai kompetensi guru pendidikan agama islam dalam penilaian kurikulum 2013, mempunyai hubungan dengan sosialisasi penilaian sikap pada kurikulum 2013, sehingga harus adanya pengetahuan yang memadai bagi setiap guru untuk bisa melakukan penilaian sikap dengan benar.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang sudah dijelaskan maka, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk para guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 3 Tangerang Selatan lebih memperhatikan lagi pelaksanaan penilaian sikap dengan membuat sendiri instrument penilain sikap pada kurikulum 2013, menyusun profil kemajuan belajar peserta didik agar guru dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan kekuatan komponen penilaian, dan juga dengan membantu para siswa dalam memeberikan arahan cara penilaian sikap kurikulum 2013 yang benar. 2. Dalam evaluasi pembelajaran, guru sebagai evaluator sudah seharusnya dapat melaksanakan proses evaluasi atau penilaian dengan baik, oleh karena itu, guru diharuskan lebih memperkaya skill kompetensinya dalam evaluasi dengan lebih memahami lagi tentang teknik dan prosedur penilaian sikap pada kurikulum 2013 hingga menafsirkan hasil dari pelaksanaan evaluasi tersebut dan didapatkan hasil yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran. 3. Untuk Sekolah diharapkan dapat memberi berbagai fasilitas dan pelatihan yang lebih maksimal lagi terkait tata cara pelaksanaan penilaian kurikulum 2013 untuk menghasilkan penilaian yang benar. 4. Untuk Kepala Sekolah harus lebih meningkatkan pengawasan kepada tenaga pengajar mata pelajaran pendidikan agama islam dalam melakukan penilaian sikap pada kurikulum 2013. 5. Untuk siswa, dengan adanya penilaian sikap pada kurikulum 2013, diharapkan dapat menunjukkan peningkatan tingkah laku yang selalu mengarah pada hal yang positif dan sesuai dengan standart penilaian sikap pendidikan agama islam. 67 DAFTAR PUSTAKA Alim, Jauharul. Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MTS Negeri Kecematan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 20102011, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, Semarang, 2010. Allson, Pengantar Umum Silabus PAI 3 Mei 2013. Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, cet.1, 2011. - - - - -. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja rosdakarya, 2009. - - - Aplikasi Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar, 2015. http:file.upi.eduDirektorifipjur._kurikulum_dan_tek._pendidikan196105 011986011ZAINAL_arifinsilabus_evaluasi_pembelajarahbjnArtikel_Aplika si_Konsep_Evaluasi_Dlm_PAI.pdf Badudu, J.S. Kamus Serapan Kata-Kata Asing dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2003. Dimyati, Jhoni. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini Paud. Jakarta: Kencana. cet. 1, 2013. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada. cet.2, 2011. - - - -Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Gunawan, Imam Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. cet., 1. 2013. Lubis, Hanifah. Studi Kompetensi Guru Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMA Negeri 88 Jakarta, 2015. http:library.walisongo.ac.iddigilibfilesdisk189jtptiain-gdl-moharifin3- 4423-1-sekripsi-p.pdf Hartati, Muchtar. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, 2010. Joni, Raka. Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. Malang:YP2LPM, 1984. Kemendigbud, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas SMPMadrasah Tsanawiyah MTS, 2013. Kusairi dan suprananto, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. yogyakarta: Graha ilmu, 2012. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, cet. 6, 2007. Moh. Arifin, Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran PAI Siswa Kelas IX di SMP Islam Sultan Agung Sukolilo,2015, http:www.academia.edu3211522studi_kompetensi_guru_pendidikan_aga ma_islam_dalam_pelaksanaan_evaluasi_pembelajaran_di_sma_negeri_88_jak arta Moqowim, Modul Pengembangan Soft Skill Guru PAI. Jakarta: Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral Pendiidkan Agama Islam. Kementerian Agama Repoblik Indonesia, cet.1, 2011. Mudlofir, Ali. Pendidikan professional, konsep strategi dan aplikasinya dalam peningkata mutu pendidikan di indonesia. Jakarta: Raja Grafindo persada, 2012. Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Mulyasa. Standar Kompetensi Dan Sertiikasi Gur. Bandung: Remaja Rosdakarya, cet.6, 2012. Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta:Kencana Perdana Media Group, 2011. Muslich, Masnur. Authentic Assessment Penilaian Berbasis Kelas Dan Kompetensi. Bandung: Refika Aditama, cet.1, 2011. Nuraida. Metodologi Penelitian Pendidikan. Tangerang: Islamic Resarch Publishing, cet.1, 2009. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Dan Kompetensi Guru.