3 Fungsi diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang
psikologis, fisik dan lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tertentu.
31
fungsi penilaian ini di Sekolah biasanya selain ada pendekatan kepada peserta didik yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran, dan terlebih lagi wali kelas akan membentu proses interaksi yang baik dengan psikologi siswa, juga terdapat guru
bimbingan Konseling BK yang khusus menangani seorang siswa yang memang membutuhkan bimbingan pada keadaan
dan situasi tertentu. 4
Fungsi penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat misalnya dalam
penentuan program spesialisasi sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
32
5 Fungsi selektif, dapat diterapkannya penyeleksian dan
penempatan siswa yang bertujuan untuk memilih siswa yang dapat diterima di Sekolah tertentu, memilih siswa yang dapat
naik kelas atau tingkat berikutnya, memilih siswa yang bisa mendapat beasiswa dan lain sebagainya.
6 Fungsi pengukur keberhasilan, dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan program ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu faktor guru, metode pembelajaran, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi yang berlangsung
dalam proses pembelajaran.
33
31
Ibid., h.37.
32
Ibid., h.36
33
Sudaryono, op. Cit., h. 54.
d. Prinsip Penilaian
Dalam menilai sebuah hasil belajar, dalam hal ini adalah sikap seorang guru haruslah memperhatikan beberapa prinsip penilaian.
Sebaik-baiknya prosedur penilaian yang diikuti dan sesempurnanya teknik penilaian yang diterapkan, apabila tidak dipadukan dengan
prinsip-prinsip penunjangnya, maka hasilnya akan kurang dari yang diharapkan. Setidaknya ada 7 prinsip yang harus diperhatikan
seorang guru dan dijabarkan sebagai berikut: 1
Prinsip berkesinambungan continuity Yang dimaksudkan dari prinsip ini yakni bahwa kegiatan
evaluasi hasil belajar yang baik adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus kontiniu.
2 Prinsip menyeluruh comprehensive
Yang dimaksudkan pada prinsip ini bahwa kegiatan evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila
penilaian tersebut dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh, mencangkup keseluruhan aspek tingkah laku siswa, baik aspek
kognitif, psikomotor dan afektif yang ada pada masing-masing siswa.
34
“Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru mengambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya
jika objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang
menyangkut kognitif, efektif maupun psikomotor”.
35
3 Prinsip objektivitas objectivity
Prinsip ini berhubungan dengan alat penilaian yang digunakan, maksudnya alat penilaian yang digunakan hendaknya
mempunyai tingkat kebebasan dari subjektivitas atau bias pribadi guru yang bisa mengganggu atau tidak ada faktor
34
Ibid., h. 55.
35
Arifin, h. 31.
subjektif yang mempengaruhi.
36
Atau penilaian yang
dipengaruhi oleh standar dan tidak dipengaruhi oleh faktor subjektivitas penilai.
37
4 Prinsip validitas dan Reliabilitas
Validitas merupakan ketepatan, misalnya untuk mengukur besarnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran bukan
diukur melalui nilai saat ulangan, kehadiran, konsentrasi pada saat belajar, ketepatan dalam menjawab pertanyaan guru.
Sedangkan reliabilitas menurut Sekaran yang dikutip oleh Sudaryono adalah suatu pengukuran sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias bebas kesalahan- error free dan karena itu menjamin pengukuran yang lintas waktu dan lintas beragam
item dalam instrument.
38
5 Prinsip penggunaan kriteria
Penggunaan kriteria yang diperlukan dalam evaluasi adalah pada saat memasuki tingkat pengukuran baik pengukuran
dengan menggunakan standar relatif penilaian acuan patokan maupun pengukuran dengan standar mutlak penilaian acuan
normal. 6
Prinsip Kegunaan Prinsip kegunaan ini menyatakan bahwa evaluasi yang
dilakukan hendaklah merupakan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi siswa maupun pelaksana. Apabila pelaksanaan evaluasi ini
hanya akan menyusahkan siswa, tanpa ada manfaat bagi dirinya secara pedagogis, maka sebaiknya evaluasi itu tidak dilakukan.
Kemanfaatan ini diukur dari aspek waktu, biaya dan fasilitas yang tersedia maupun jumlah siswa yang akan mengikutinya.
39
36
Sudaryono, op. cit., hal.55.
37
Sunarti dan Rahmawati, op. cit., h. 12.
38
Sudaryono, op. cit., hal.55.
39
Ibid., h. 56.