Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
84 Secara umum, aturan umum memuat ketentuan pengendalian untuk fisik lahan, kegiatan
yang berkembang, prasarana, dan sarana yang didalamnya masing-masing memuat beberapa poin ketentuan. Fisik lahan, yang meliputi ketentuan pengaturan yang terkait
dengan fisik lahan, antara lain KWT, KPU, dan KDH.
a. KWT Koefisien Wilayah Terbangun, merupakan prosentase yang menunjukkan
alokasi lahan minimum untuk dibangun pada suatu zona. KWT ini ditetapkan dengan mempertimbangkan :
1. Tingkat pengisianperesapan air water recharge
2. Jenis penggunaan lahan
3. Kebutuhan akan buffer zone
b. KPU Koefisien Sarana dan Prasarana Umum, merupakan prosentase yang
menunjukkan alokasi lahan minimumuntuk penyediaan sarana dan prasarana umum. Angka prosentase yang ditunjukkan oleh KPU ini merupakan bagian dari KWT. Jadi
dengan kata lain KPU menunjukkan prosentase alokasi lahan untuk penyediaan sarana dan prasarana umum dari alokasi lahan untuk kawasan terbangun. Adapun
sarana dan prasarana umum yang dimaksud meliputi jalan, drainase, jaringan telepon dan listrik, ruang publik seperti taman, dan sebagainya. Dalam penentuan angka KPU
mempertimbangkan : 1.
hirarki jaringan sarana dan prasarana umum yang disediakan 2.
jenis sarana dan prasarana umum yang disediakan
c. KDH, merupakan angka prosentase berdasarkan perbandingan antara luas lahan
terbuka untuk penanaman tanaman dan atau peresapan air terhadap luas persil
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
85 yang dikuasai Konsep Dasar Panduan Penyusunan Peraturan Zonasi Wilayah
Perkotaan, 2006. KDH ini ditetapkan dengan pertimbangan :
1. Tingkat pengisianperesapan air
2. Besar pengaliran air
3. Rencana tata ruang
Dalam perencanaan kawasan lindung ditetapkan kawasan lindung prioritas dengan kriteria sebagai ruang terbuka hijau regional, kawasan konservasi danatau daerah
resapan air. a. Kawasan lindung prioritas meliputi;
1. kawasan pantai hutan bakau dan rawa di pantai utara;
2. situ-situ
3. waduk
4. kawasan rawa
5. kawasan hutan lindung
6. kawasan resapan air danatau retensi air.
b. Penetapan lokasi kawasan lindung prioritas yang mencakup 2 dua atau lebih daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan dengan keputusan bersama antar
daerah; c. Proporsi ruang terbuka hijau public kotaperkotaan di kawasan MEBIDANG minimal
20 dua puluh persen dari luas wilayah masing-masing kotaperkotaan. Pemanfaatan pada kawasan hutan lindung dilarang menyelenggarakan :
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
86 a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam , menggangu kesuburan serta
keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup
b. kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan dan perusakan terhadap kebutuhan kawasan dan ekosistemnya sehingga mengurangimenghilangkan fungsi dan luas
kawasan seperti perambahan hutan, pembukaan lahan, penebangan pohon dan perburuan satwa yang dilindungi
c. kegiatan budi daya termasuk mendirikan bangunan kecuali bangunan yang diperlukan untuk menunjang fungsi hutan lindung danatau bangunan yang merupakan bagian
dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan umum antara lain pos pengamatan kebakaran, pos penjagaan, papan petunjukpenerangan, patok triangulasi,
Tugu, menara kereta kabel, tiang listril, dan menara televise. Pemanfaatan pada kawasan resapan air dilarang menyelenggarakan:
a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, menggangu kesuburan serta keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarianflora dan fauna, serta kelestarian fungsi
lingkungan hidup. b. kegiatan budi daya yang dapat menutup potensi resapan air sehingga mengurangi
persediaan air c. melakukan penebangan hutan atau perusakan pemanfaatan resapan air.
Pemanfaatan pada kawasan sempadan sungai dilarang menyelenggarakan :
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
87 a. Pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, mengganggu kesuburan serta
keawetan tanah, fungsi hidrologi dan hidraulis, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup;
b. pemanfaatan hasil tegakan; c. kegiatan yang merusak kualitas air sungai, kondisi fisik tepi sungai dan dasar sungai
serta mengganggu aliran air.
C. Pembangunan Berkelanjutan 1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Jika kita mengadopsi defenisi pembangunan berkelanjutan dari WCED World Comission on Environment and Development yang menyebutkan bahwa pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri maka ada empat prinsip dalam mencapai pembangunan yang harus dipenuhi yang meliputi:
53
a. pemenuhan kebutuhan manusia fulfillment of human needs
b. memelihara integritas ekologi maintenance of ecological integrity
c. keadilan social social equity
d. kesempatan menentukan nasib sendiri self determination
Beberapa usaha awal untuk memberikan batasan terhadap pembangunan berkelanjutan telah dibuat oleh Komisi Dunia untuk lingkungan hidup dan
53
Sudharto P. Hadi, Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan ; Diterbitkan dan Oleh Gajah Mada University Press, Juli 2005 h. 43-44.