Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
95 kelembagaan dan penegakan hukum lingkungan, peningkatan partisipasi masyarakat, dan
pembangunan budaya yang berwawasan lingkungan. Agar suatu peraturan hukum dapat menjadi alat pemacu pembangunan ekonomi,
perlu dipahami teori yang dikemukakan Burg’s. Menurut studi yang dilakukan Burg’s mengenai hukum dan pembangunan terdapat lima unsur yang harus dikembangkan agar
tidak menghambat pertumbuhan ekonomi, yaitu : stability, predictability, fairnees, education dan the special development obilities of the lawyer. Selanjutnya Burg’s
mengemukakan bahwa unsur pertama dan kedua tersebut merupakan persyaratan agar sistem ekonomi berfungsi
60
Penegakan hukum pembangunan yang berkelanjutan juga terkait erat dengan peran penguasa, aparat hukum dan masyarakat. Hukum dan kekuasaan harus berjalan
seimbang. Kekuasaan harus menjadi penjamin agar hukum dapat ditegakkan dan sebaliknya hukum harus bisa menjadi alat kontrol agar kekuasaan tidak disalahgunakan.
2. Pengertian dan Prinsip-Prinsip Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan
Sesuai dengan Pasal 1 butir 13 Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka yang dimaksud
dengan:
60
Leonard J. Theberge, Law and Economic development, dalam Makalah Bismar Nasution, “Reformasi Hukum dalam Rangka Era Globalisasi Ekonomi”: disampaikan pada Diskusi Pembangunan
Hukum dalam Rangka Era Globalisasi Ekonomi, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan 25 September 1999, hlm. 4
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
96 “Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan
adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup” Berdasarkan
defenisi diatas, maka terdapatlah tiga unsur penting dalam
pembangunan berwawasan lingkungan yaitu : 1.
Penggunaan sumber daya secara bijaksana; 2.
Menunjang pembangunan yang berkesinambungan; dan 3.
Meningkatkan mutu hidup. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1988, prinsip-prinsip
pembangunan berwawasan lingkungan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Dalam rangka pembangunan, sumber-sumber alam harus digunakan secara rasional;
2. Pemanfaatan sumber daya harus diusahakan untuk tidak merusak lingkungan
hidup; 3.
Harus dilaksanakan dengan kebijaksanaan menyeluruh dengan memperhitungkan generasi yang akan datang
4. Memperhitungkan hubungan kait-mengkait serta ketergantungan antara
berbagai masalah. Selanjutnya dalam Pasal 12 Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II
Medan Nomor : 4 Tahun 1982 disebutkan : Strategi Pengembangan Perekonomian, Struktur Ekonomi dan Sektor Strategis
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
97 3
Strategi pengembangan perekonomian Kotamadya Medan : a.
Mengintegrasikan semua sistem ekonomi dengan memberi akses seluas- luasnya bagi pertumbuhan perekonomian Kodati II Medan.
b. Mendesentralisasikan dan mengkonsentrasikan investasi pada pusat-pusat
pelayanan pertumbuhan c.
Meningkatkan pengadaan sarana dan parasarana pada kawasan pariwisata dan promosi keparawisataan
d. Pengembangan sektor parawisata yang mempunyai potensi cukup besar
e. Peningkatan aksesbilitas antar pusat pengembangan.
4 Struktur Ekonomi Kotamadya Medan :
Diarahkan pada industri yang mendukung pertanian daerah belakangnya di Propinsi Sumatera Utara.
5 Sektor Strategis Kotamadya Medan :
a. Sektor Industri
b. Sektor Bank, Asuransi dan Jasa Perusahaan
c. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Titik temu antara Hukum Administrasi negara dengan Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup terletak
pada kaidah hukum yang memungkinkan keduanya bertindak menjadaikan lingkungan berguna bagi umat manusia pada umumnya maupun bangsa Indonesia khususnya.
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
98 Pengelolaan lingkungan hidup yang berkesinambungan, terpelihara, dan bersih
merupakan kebutuhan para warga serta diusahakan terwujudnya oleh administrasi negara dalam pengelolaan lingkungan hidup mutlak diperlukan.
Sejak negara turut serta secara aktif dalam pergaulan hidup masyarakat,maka lapangan pekerjaan atau tugas pemerintah semakin luas. Ikut campurnya pemerintah
secara aktif dalam segala segi kehidupan masyarakat, membawa suatu pembentukan peraturan undang-undang di bidang sosial enorme uitbouw van dew sociale wetgeving
dan menumbuh kembangkan Hukum Administrasi enorme groei van het Administratieve Recht.
61
Dalam hubungan ini, Administrasi Negara, diserahi apa yang oleh Lemaire disebut dengan Bestuurzorg atau Servic Public. Bestuurzorg itu menjadi tugas Pemerintah
dalam suatu negara hukum modern yang memeprhatikan kepentingan seluruh rakyat, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan adanya Bestuurzorg itu menjadi suatu tanda
yang menyatakan adanya suatu Walfare State.
62
Agar Administrasi Negara dapat menyelenggarakan bestuurzorg, kepadanya diberikan kekuasaan istimewa. Diperlukan kekuasaan istimewa itu oleh administrasi
negara, karena tidak semua penduduk wilayah negara akan tunduk pada perintahnya jika diberlakukan atau dijalankannya hukum biasa. Hal ini karena adanya kecendurungan
tidak semua penduduk dengan sukarela mau tunduk pada peraturan-peraturan hukum biasa.
61
Stellinga, Grondtrekken van het Nederlands Administratieffrecht, terpetik dalam Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara,
Bandung, Alumni, 1981, hlm. 28.
62
Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, tanpa Penerbit, 1960, hlm. 23
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
99 Karena itu pemberian kekuasaan istimewa itu bermaksud untuk :
Pertama, agar administrasi negara dapat menjalankan tugas bestuurzorg itu dengan sebaik-baiknya, dan Kedua, agar semua penduduk wilayah negara mau tunduk pada
perintah-perintah administrasi negara dalam rangka menunaikan tugas bestuurzorg. Hukum yang memberikan kekuasaan istimewa ini oleh Logemann dan disetujui
oleh Utrecht disebut dengan Hukum Administrasi Negara
63
. Dengan perkataan lain, wewenang Administrasi Negara menjadi semakin luas, sejalan dengan semakin
intensifnya negara ikut campur dalam segala segi kehidupan masyarakat yang merupakan akibat langsung dari dilaksanakanya bestuurzorg. Kenyataan ini menimbulkan gejala
makin besarnya lapangan Hukum Administrasi Negara dan makin kecilnya lapangan hukum privat. Gejala makin besarnya lapangan Hukum Administrasi Negara ini
berkenaan dengan semakin banyaknya tindakan atau kebijaksanaan yang dilakukan oleh Administrasi Negara dalam rangka bestuurzorg, termasuk masalah lingkungan hidup,
sebagaimana dinyatakan oleh Siti Sundari Rangkuti:
64
“Semula hukum lingkungan dikenal sebagai hukum gangguan hiderrecht yang bersifat sederhana dan mengandung aspek keperdataan. Lambat laun perkembangannya
bergeser ke arah bidang Hukum Administrasi Negara, sesuai dengan peningkatan peranan penguasa dalam bentuk campur tangan terhadap
63
Utrecht, ibid, hlm. 48
64
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Dalam Proses Pembangunan Hukum Nasional Indonesia, Disertasi, Unair, 1987, hlm. 4
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
100 berbagai segi kehidupan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Segi hukum
lingkungan administrasi terutama muncul apabila keputusan penguasa yang bersifat kebijaksanaan yang dituangkan dalam bentuk penetapan beshikking penguasa”.
Sehubungan dengan itu, masalah lingkungan hidup di Indonesia yang semula kurang mendapat perhatian pemerintah, lambat laun sejalan dengan semakin
meningkatnya pelaksanaan pembangunan, maka masalah lingkungan pun menjadi bagian dari kebijaksanaan pembangunan.
65
. Lebih-lebih dengan diintrodusir konsep ”Pembangunan Berwawasan Lingkungan”. Dengan masuknya masalah lingkungan
sebagai bagian dari kebijaksanaan pembangunan, maka pemerintah berwewenang untuk mencampurinya. Artinya , Pemerintah mempunyai wewenang untuk mengatur, mengelola
dan menanggulangi lingkungan. UUD 1945 menegaskan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Disini terkandung asas hak menguasai negara dan
wujudnya dalam tiga bentuk aktivitas yakni: 1.
Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa.
2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan
bumi, air dan ruang angkasa.
65
Lihat Tap.MPR. No. IVMPR1978 Tentang GBHN, jo. Tap. MPR. No. IIMPR1983 jo. Tap. MPR No. IIMPR1988.
Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008
101 3.
Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Di bidang lingkungan, pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 sebagai ketentuan payung umbrella provision. Artinya undang-undang
tersebut hanya memuat ketentuan pokok di bidang pengelolaan lingkungan hidup, namun pengaturan yang bersifat sektoral tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah
dirumuskan dalam undang-undang tersebut.
66
Implikasi pembangunan berwawasan lingkungan ini terkandung dalam ketentuan Pasal 3, 4, 5, 6 ,7, 8 , 9, 10, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, serta Pasal 23 Undang-undang No.
4 tahun 1982 . Dengan demikian berdasarkan kepada ketiga unsur dan empat prinsip di atas. Untuk dapat mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan ini, maka Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL adalah merupakan sarana yang ampuh yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 291986.
D. Hubungan Antara Hukum Administrasi Negara dengan UU No. 4 Tahun 1982UU No. 23 Tahun 1997