Penataan Ruang Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 23 berfikir, telah harus di mulai dengan kemungkinan pemakain istilah “Hukum” yang paling luas 13 . 14 Sebagai suatu teori, terutama dimaksudkan adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tujuannya; Teori ini berupaya untuk menjawab pertanyaan apa itu Hukum dan bagaimana ia ada, dan bukan bagaimana ia semestinya ada. Ia merupakan Ilmu Hukum Yurisprudensi jadi bukan politik Hukum. 15

2. Penataan Ruang

Dalam Undang-Undang Penataan Ruang UUPR No. 26 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa : Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lain hidup, melakukan kegiatan, mememihara kelangsungan hidupnya. Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan yang dimaksud dengan Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Pasal 1 Ayat 3 menyebutkan Penataan Ruang adalah suatu sistim proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 13 Ibid, hlm. 4 14 Ibid ,hlm.4. 15 Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Penerjemah; Raisul Muttaqien, Bandung : Nusamedia Nuansa, 2007, hlm..1 Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 24 Pasal 1 Ayat 32 Menyebutkan tentang izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 16 Kemudian menurut UUPA. No. 5 Tahun 1960 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa : Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya didalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa asdalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional. Pasal 1 ayat 3 Bahwa hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air dan ruang angkasa termaksud dalam ayat 2 pasal ini adalah hubungan yang bersifat abadi. Pasal 1Ayat 6 Yang dimaksud dengan ruang angkasa ialah ruang diatas bumi dan air tersebut ayat 4 dan pasal 3 dari UUPA. No. 5 Tahun 1960. 17 Juga menurut UUPA No. 5 Tahun 1960 penggunaan Ruang sebagaimana Pasal 33 ayat 3 UUD.1945. Maka menurut pasal 2 ayat 1 UUPA. No. 5 Tahun 1960 adalah tentang pengertian…” pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat”. Pasal 33 ayat 2 Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat 1 pasal ini memberi wewenang untuk : 16 Baca UUPR No. 26 Tahun 2007 Pasal 1 dan seterusnya 17 Baca UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 25 a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan , persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut; b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa; c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa. Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan Pembangunan Berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional yang berlandaskan : a. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; b. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan c. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. 18 Wewenang Pemerintah Daerah KabupatenKota. 1. Wewenang pemerintah daerah kabupatenkota dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi : a. Pengaturan, pembinaan, pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupatenkotan dan kawasan strategis kabupatenkota; 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentan Penataan Tata Ruang Pasal 3 Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 26 b. Pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupatenkota c. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota; d. Kerjasama penataan ruang kabupatenkota. 2. Wewenang poemerintah daerah kabupatenkota dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten sebaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi : a. Perencanaan tata ruang wilayah kabupatenkota; b. Pemanfaatan ruang wilayah kabupatenkota; dan c. Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupatenkota 3. Dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c. Pemerintah Daerah kabupatenkota melaksanakan : a. Penetapan kawasan strategis kabupatenkota; b. Perencanaan tata ruang kawasan strategis kabupatenkota; c. Pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupatenkota; dan d. Pengendalian dan pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupatenkota. 4. Dalam melaksanakan kewenangan sebaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 Pemerintah Daerah kabupatenkota mengacu pada pedoman bidang penataan ruang dan petunjuk pelaksanaannya. 5. Dalam pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2. Ayat 3 dan serta ayat 4 Pemerintah Daerah kabupatenkota adalah : Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008