Perencanaan Tata Ruang Penataan Ruang 1. Pengertian Tata Ruang

Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 60 f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial g. penanggulangan masalah sosial; h. pelayanan bidang ketenagakerjaan; i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; j. pengendalian lingkungan hidup; k. pelayanan pertanahan; l. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil m. pelayanan administrasi umum pemerintahan; n. pelayanan administrasi penanaman modal; o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; dan p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Menurut kedua pasal tersebut, salah satu urusan wajib pemerintahan daerah baik provinsi maupun kabupatenkota adalah pelayanan pertanahan.

2. Perencanaan Tata Ruang

Perencanaan tata ruang sering dipandang sebagai titik signifikansi bagi pencapaian keberhasilan pembangunan. Dikatakan signifikan karena dengan adanya suatu perencanaan akan membawa pada suatu perencanaan akan membawa pada suatu pilihan berhasil atau tidaknya kegiatan dalam mencapai suatu tujuan pembangunan. Rencana merupakan suatu keseluruhan tindakan yang saling berkaitan dari tata usaha negara yang mengupayakan terlaksananya suatu keadaan tertentu yang tertib, dan rencana semacam itu dapat dikaitkan dengan stelsel perizinan misalnya Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 61 suatu permohonan izin bangunan harus ditolak manakala hal ini bertentangan dengan rencana peruntukan. Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka daerah provinsi, kabupatenkota berhak melakukan suatu perencanaan tata ruang sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh masing- masing pemerintah daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menjelaskan mengenai kewenangan-kewenangan yang dimiliki oleh setiap tingkatan pemerintahan sebagai berikut: a. Kewenangan Pemerintah dalam penataan ruang terdapat dalam ketentuan Pasal 8 ayat 1 sampai dengan ayat 6 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 1. Wewenang pemerintah dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi : a. pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupatenkota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional, provinsi dan kabupatenkota. b. Pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional; c. Pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional dan, d. Kerjasama penataan ruang antar negara dan pemfasilitasan kerjasama penataan ruang antar provinsi Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 62 2. Wewenang pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang nasional meliputi : a. perencanaan tata ruang wilayah nasional; b. pemanfaatan ruang wilayah nasional; dan c. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional. 3. Wewenang pemerintah dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional meliputi : a. penataan kawasan strategis nasional; b. perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional; c. pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional; dan d. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strtegis nasional. 4. Pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud ayat 3 huruf c dan huruf d dapat dilaksanakan pemerintah daerah melalui dekonsentrasi danatau tugas pembantuan. 5. Dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang pemerintah berwenang menyusun dan menetapkan pedoman bidang penataan ruang. 6. Dalam rangka pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4 dan ayat 5 pemerintah: a. menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan: 1. rencana umum dan rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional; Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 63 2. arahan peraturan zonasi untuk sistem nasional yang disusun dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional; 3. menetapkan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. b. Kewenangan pemerintah provinsi dalam penataan ruang terdapat dalam ketentuan Pasal 10 ayat 1 sampai dengan ayat 7 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 1. Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi: a. pengaturan , pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi dan kabupatenkota, serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi dan kabupatenkota; b. pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi. c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi; dan d. kerja sama penataan ruang antarprovinsi dan pemfasilitasan kerjasama penataan ruang antarkabupaten kota. 2. Wewenang pemerintah daerah provinsi dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi : a. perencanaan tata ruang wilayah provinsi; b. pemanfaatan ruang wilayah provinsi ; dan c. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi. Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 64 3. Dalam penataan ruang kawasan stategis provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c, pemerintah daerah provinsi melaksanakan : a. penataan kawasan strategis provinsi ; b. perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi; c. pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi; dan d. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi. 4. Pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf c dan huruf d dapat dilaksanakan pemerintah daerah kabupatenkota melalui tugas pembantuan. 5. dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang wilayah provinsi, pemerintah daerah provinsi dapat menyusun petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang pada tingkat provinsi dan kabupatenkota. 6. dalam pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4 dan ayat 5, pemerintah daerah provinsi : a. menyebarluaskan rencana informasi yang berkaitan dengan : 1. rencana umum dan rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi; 2. arahan peraturan zonasi untuk sistem provinsi yang disusun dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi; dan 3. petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang. b. melaksanakan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 65 7. Dalam hal pemerintah daerah provinsi tidak dapat memenuhui standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, pemerintah mengambil kerangka penyelesaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. kewenangan pemerintah kabupatenkota dalam penataan ruang terdapat dalam ketentuan pasal 11 ayat 1 sampai dengan ayat 6 Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang: 1. Wewenang pemerintah daerah kabupatenkota dalam penyelenggaraan penataan ruang meliputi : a. pengaturan, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupatenkota dan kawasan strategis kabupaten kota ; b. pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupatenkota; c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota; dan d. kerja sama penataan ruang antar kabupatenkota. 2. Wewenang pemerintah daerah kabupatenkota dalam pelaksanan penataan ruang wilayah kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi : a. perencanaan tata ruang wilayah kabupatenkota; b. pemanfaatan ruang wilayah kabupatenkota; c. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupatenkota. Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 66 3. Dalam pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c pemerintah daerah kabupatenkota melaksanakan: a. penetapan kawasan strategis kabupatenkota; b. perencanaan tata ruang kawasan strategis kabupatenkota; c. pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupatenkota; dan d. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis kabupatenkota. 4. dalam melaksanakan kewenangan sebagaiman dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2, pemerintah daerah kabupatenkota mengacu kepada pedoman bidang penataan ruang dan petunjuk pelaksanaannya. 5. dalam pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, ayat 3, dan ayat 4, pemerintah daerah kabupatenkota; a. menyebar luaskan informasi yang berkaitan dengan rencana umum dengan rencana rinci tata ruang dalam rangka pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupatenkota; b. melaksanakan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. 6. Dalam hal pemerintahan daerah kabupatenkota tidak dapat memenuhi standar pelayanan minimal bidang penataan ruang pemerintahan daerah provinsi dapat mengambil langkah menyelesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan undang-undang penataan ruang diatas tesebut dijelaskan kembali dalam Pasal 13 dan 14 Undang-undang No.32 Tahun 2004 Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 67 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwasanya urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi dan daerah kabupatenkota dalam skala provinsi dan kabupatenkota meliputi perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang. Selanjutnya, pemerintah daerah dalam melaksanakan kewajibannya tersebut haruslah melakukan suatu langkah yang konkret yang disesuaikan dengan kewenangan yang dimilikinya. Kewenangan yang melekat pada pemerintah kabupatenkota dalam administrasi negara disebut dengan sikap dan tindak administrasi negara. Sikap dan tindak yang menjadi kewenangan pemerintah daerah kabupatenkota dapat diwujudkan dalam suatu bentuk kebijakan. Bila dilihat dari sudut hukum administrasi negara, kebijakan pemerintah daerah terdiri dari dua bentuk, yaitu: 1. Ketetapan atau keputusan beschiking 2. Peraturan daerah beleid Ketetapan atau keputusan yang dibuat oleh pejabat tata usaha negara yang dalam hal ini sering disebut sebagai keputusan bupatiwalikota, biasanya sering dilihat dalam bentuk izin. Sementara peraturan daerah merupakan suatu produk hukum yang merupakan hasil penetapan dari DPRD. Peraturan daerah dibuat sebagai instrumen untuk melaksanakan pengaturan atau pengurusan rumah tangga daerah. Sehubungan dengan penataan ruang, maka perencanaan tata ruang yang dibuat oleh daerah, baik itu kabupatenkota, harus sesuai peraturan daerah yang telah Rinsofat Naibaho : Analisis Hukum Terhadap Penataan Tata Ruang Kota Medan Dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan, 2008 USU Repository © 2008 68 dibuat sebelumnya, bahkan untuk lebih memberikan kekuatan hukum, perencanaan tata ruang wilayah yang akan dibuat harus disahkan melalui peraturan daerah.

3. Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan