Populasi dan Informan. Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan

penelitian ini. Yang menjadi pertimbangan oleh peneliti dari pernyataan informan adalah pengalamannya, kejujurannya, kesediaannya bercerita dan mau diwawancarai. 3. 3. Populasi dan Informan. Populasi penelitian adalah warga masyarakat keturunan etnis Tionghoa yang berada di kota Medan. Sebagai satuan kajian dalam penelitian ini adalah pandangan dari para informan. Pandangan mereka tersebut sangat berfungsi dan menentukan bagi sikap dan perilaku di dalam kegiatan usahanya untuk mencapai kemajuan. Sikap perilaku semacam itu, secara tidak disadari oleh informan erat kaitannya dengan tradisi budayanya, serta sejarah pengalaman status sosialnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya. Suatu pandangan atau suatu sikap yang sangat terpuji bagi orang Tionghoa agar mereka dapat hidup eksis di dalamnya. Informan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: para pedagang dan mahasiswa. Kedua jenis informan ini dipilih dengan alasan: 1. Pedagang adalah status pekerjaan atau okupasi yang cukup lama di tekuni oleh warga masyarakat Tionghoa di Medan, sejak mereka tidak lagi menjadi buruh perkebunan ataupun pertambangan. Jenis okupasi ini juga, di tangan mereka cukup signifikan, terutama dalam mempengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi di kota Medan pada umumnya. Okupasi sebagai pedagang, juga tidak terlepas dari aspek kultural maupun aspek sturktural yang dimilikinya. Berkerja sebagai pedagang menjadi milik mereka, karena sebagai tradisi atau warisan dari generasi sebelumnya, atau mungkin juga disebabkan oleh hal-hal yang terjadi sebelumnya seperti peluang ataupun tekanan sosial yang mereka alami. Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. 2. Mahasiswa adalah status sosial yang dianggap mengandung prospek ke depan yang sangat erat sekali dengan pandangan teleologis mereka. Status sebagai mahasiswa merupakan investasi, dalam upaya mempersiapkan diri terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bakal ada dan terjadi di dalam kehidupan mendatang. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, ketika peneliti melakukan wawancara diperoleh 42 orang informan yang bersedia diwawancarai. Mereka terdiri dari pedagang sebanyak 28 orang informan, dan mahasiswa sebanyak 14 orang.

3. 4. Waktu Penelitian