1. 1. Perilaku Rasional Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan

tersebut dalam rangka melakukan usaha bisnisnya dengan tujuan agar cepat memperoleh keberhasilan. Perilaku bisnis yang bersifat rasional dalam hal ini dimengerti sebagai perilaku yang sesuai dengan realitas atau hal-hal yang natural. Sedangkan perilaku bisnis yang bersifat irrasional adalah perilaku dengan menggunakan upaya yang bersifat irrasional atau supra-natural tetapi mengarah kepada tujuan yang rasional. Bagi orang-orang Tionghoa dalam berbisnis dapat melakukannya dengan cara yang rasional atau yang irrasional, ataupun dengan melakukan kombinasi dari kedua cara tersebut sekaligus.

4. 1. 1. Perilaku Rasional

Perilaku berbisnis harus yang rasional sebagai mana dikatakan oleh Robert: “Counter HP merupakan peluang bisnis yang cerah di masa kini dan akan datang. Sebab sekarang ini, HP sudah banyak digunakan oleh banyak orang, dari berbagai lapisan masyarakat. Karena pada saat ini, kan kota Medan sudah menjadi kota metropolitan, dan harus ikut globalisasi. Teknologi Informasi merupakan kebutuhan masyarakat Medan saat ini dan dimasa akan datang. Seperti di Plaza Milenium, pada hari Sabtu dan Minggu banyak pengunjung berdatangan untuk urusan HP, seperti membeli, tukar tambah, menjual, maupun reperasi HP. Melakukan bisnis semacam itu adalah peluang keuntungan.” Sama dengan yang diungkapkan oleh Budiman: “Usaha yang baik untuk akan datang ya dibidang teknologi, baik auto mobil, maupun komputer. Sebab masyarakat sekarang memiliki daya pikir yang jauh lebih maju, dan harus pandai mengikuti perkembangan teknologi. Sekarang semua pekerjaan, melakukan segala sesuatu tidak dengan sistem manual lagi. Semua dilakukan dengan sistem komputer. Lewat komputer yang disambung ke internet, secara instant kita bisa mencari data- Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. data atau informasi. Ditambah lagi sekarang sudah perdagangan bebas, jadi kita harus mengerti dan paham tentang teknologi.” Go To Yhen: “Masa depan baiknya usaha barang-barang atau alat-alat teknologi. Karena sekarang teknologi lagi sangat merebak sekali. Dan alat-alat teknologi dapat dikatakan sangat susah ditemui ditambah harga yang mahal. Jadi apabila usaha ini digeluti dari sekarang mungkin akan sangat sukses. Karena kan makin zaman teknologi makin hebat. Walupun saya kurang tau soal teknologi. Tapi kan saya punya keluarga dan kawan yang dapat membantu. Yang pasti apabila saya sudah kenal dan dekat dengan mereka. Baru saya akan mengajak mereka.” Sedangkan Tang Asiu Ling mengungkapkan: “…saya rasa usaha di bidang kesehatan. Seperti: apotik, pijat refleksi, atau aroma terapi untuk menghilangkan stresssuntuk seseorang. Karena kehidupan sekarang menuntut kecepatan, keahlian. Sehingga banyak yang terlupakan seperti kesehatan. Seperti kesehatan tadi lupa makan, karena menuntut kecepatan waktu tadi, banyak orang-orang yang mengkonsumsi makanan siap saji untuk itulah saya rasa usaha itu bakal sukses. Subyek yang biasanya melupakan tentang kesehatan itu di daerah perkotaan.” Lauw Na berpendapat: “Menurut saya usaha butik yang bakal mengambil peran di masa yang akan datang. Karena Medan inikan, dapat dikatakan kota metropolitan yang kesemuanya menjunjung tinggi penampilan. Yang mana butik itu adalah sejenis toko baju tapi tidak semuanya baju bisa dijual di toko tsb. Hanya baju-baju yang unik, langka dan harganya lumayan mahal, dan dapat juga dikatakan baju-baju itu berasal dari luar negeri….supaya usaha ini sukses adalah dengan memberikan pelayaan yang ramah dan memberikan potongan harga. Apabila pada saat mendekati hari- Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. hari besar. Untuk usaha ini dapat dibuka di pusat perbelanjaan atau mol dengan membuat suasana butik yang menarik. Untuk usaha ini yang saya butuhkan hanya orang-orang yang pandai mempadanimencocokan baju satu dengan lainnya. Yang pasti kita hanya cukup menjalin hubungan yang baik antara kita dan pebisnis baju lainnya, karena dengan begitu, kebutuhan butik saya akan terpenuhi, karena sayakan jualan buka memproduksi. Atau kita bisa membuat bentuk usaha butik yang patungan, atau bagi dua, kalu istilah Cinanya mungkin hu’i , tapi saya tidak tahu apa artinya dalam bahasa Indonesia. Karena hal itu dapat meringankan.” Pandangan semacam itu terdapat dalam I Ching, Kitab Perubahan Book of Change dinyatakan, semua energi dalam kosmos alam semesta adalah bergerak secara siklikal, tidak ada satu pun yang abadi, yang abadi hanyalah perubahannya itu sendiri. Manusia adalah bagian dari alam kosmos, oleh karena itu manusia senantiasa harus menyesuaikan dirinya dengan gerak alam kosmos tersebut untuk keseimbangan. Manusia harus dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Kesuksesan adalah hasil upaya manusia sendiri yang secara terus menerus mau belajar untuk memperbarui diri agar sikapnya baru selamanya. Sesuai dengan ungkapan Yusuf A Long: “Sudah setahun akau buka counter HP, hasilnya tetap lancar, tidak ada hambatan apapun. Sebelum saya buka counter HP saya bertani. Bertani hasilnya kurang memuaskan untuk kehidupan keluarga. Jadi aku coba jual HP di Melinium Plaza ini, ternyata lebih memiliki prospek ke depan.” “Pengetahuan yang sangat bermanfaat di masa datang adalah bidang teknologi komputerlah, ini kan era globalisasi, dunia komputer sangat dibutuhkan. Kita harus dapat mengoperasikan, mengikuti dan mengerti kemajuan dunia komputer supaya tidak ketinggalan.” Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. Begitu pula yang diungkapkan oleh Liong: “Menurut saya sangat sulit dibayangkan. Semuanya itu tergantung keuletan kita, kerja keras, dan harus berusaha terus. Masing-masing orang punya jalan masing-masing dan punya bakat yang ada. Jadi terserah pada orangnya kemampuannya untuk menggali dan mengembangkan bakat tersebut. Semua usaha itu sangat memungkinkan dimasa mendatang jadi tergantung kita semua yang menjalankannya.” Budiman juga berpendirian demikian, bahwa: “Usaha yang baik untuk akan datang ya dibidang teknologi, baik auto mobil, maupun komputer. Sebab masyarakat sekarang memiliki daya pikir yang jauh lebih maju, dan harus pandai mengikuti perkembangan teknologi. Sekarang semua pekerjaan, melakukan segala sesuatu tidak dengan sistem manual lagi. Semua dilakukan dengan sistem komputer. Lewat komputer yang disambung ke internet, secara instant kita bisa mencara data- data atau informasi. Ditambah lagi sekarang sudah perdagangan bebas, jadi kita harus mengerti dan paham tentang teknologi.” Yenti mengungkapannya sebagai berikut: “Kalau kami orang Tionghoa, pertama kali dulu sejarahnya merantau selalu berpegang teguh pada nilai-nilai budaya seperti kemandirian, kerja keras, dan kesabaran dalam segala hal adalah prioritas. Sebagai orang tua dari dulunya membimbing anak-anaknya supaya bisa berusaha misalnya bila anak-anaknhya dari kecil ikut berusaha dengan orang tuanya, maka dari kecil akan dididik dibimbing supaya bisa memiliki jiwa usaha dan bagaimana caranya dikelola supaya meningkat terus usaha itu.” Dengan kata lain manusia harus dapat mengarahkan dirinya kepada keseimbangan dan harmoni terhadap gerak alam kosmos. Untuk menjadi seorang Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. insan Sun Tzu gentlement atau manusia yang berbudi mulia yaitu cita-cita yang senantiasa terus berupaya tekun dan telaten. Perilaku bisnis orang-orang Tionghoa sebagian besar ditentukan oleh sikap tersebut Zhong, 1996:.3-14. Ajaran I Ching adakalanya juga direduksi menjadi Feng Shui atau Hong Shui, suatu konsepsi teori geomacy yang rumit mengenai keberadaan sebuah tempat sesuai dengan waktu dan suasana berdasarkan hukum keseimbangan dan harmoni antara yin dan yang. Feng Shui merupakan sebuah rasionalitas berdasarkan astrologi Cina kuno yang dapat dikaitkan dengan keseimbangan dan harmoni hubungan antara manusia dengan alam kosmos. Feng Shui adalah cara untuk menangkap energi alam kosmos yang disebut Ch’I . Ch’I itu sendiri adalah sumber ketenangan dan kemakmuran, kekayaan yang berlimpah, serta kehormatan dan kesehatan yang baik. Ch’I ini dapat diciptakan dan dikumpulkan oleh seorang ahli feng shui Handoko, 1996:55; Skinner, 1986; Lip:1984; Too, 1993. Tempat berkumpulnya Ch’I, bila dibangun rumah tempat tinggal, penghuninya akan mendapat keberuntungan selama beberapa generasi. Bila di jadikan tempat bisnis, usahanya akan maju dan berkembang pesat. Penemu feng shui adalah Yang Yun Sang, dan telah dipraktekkan di Cina kuno sejak zaman dinasti Tang di abad ke-4 sebelum Masehi. Orang Tionghoa percaya bahwa feng shui mampu menjelaskan bahwa kemakmuran, perusahaan yang dapat berkembang pesat, kekayaan mudah diperoleh; sebaliknya nasib buruk, keruntuhan dan kebangkrutan juga dapat menimpa kesemuanya berkaitan dengan hal feng shui ini. Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. “Sekarang, semakin banyak usahawan di Hong Kong, Taiwan, dan Singapura berkonsultasi kepada ahli feng shui sebelum mereka membangun kantor, bangunan, took, dan pabrik. Banyak di antara mereka yang percaya bahwa feng shui mempengaruhi usaha mereka, baik meningkatkan maupun menghancurkan keuntungan bisnis mereka. Mereka menjalani feng shui untuk menghindari kehancuran bisnis mereka, melancarkan jalannya perusahaan, dan menjaga kemakmuran dan kesuksesan diri mereka sendiri. Memang, banyak usahawan yang berusaha keras memabangun temapat kerja dan bisnis mereka menurut atauan feng shui” Too, 1993:93. Hukum tradisi matematis Cina kuno ini sangat berpengaruh pada praktek dagang orang Tionghoa di Indonesia Handoko, 1996: 56: “Contoh yang paling jelas adalah adanya anggapan beberapa pengusaha Tionghoa bahwa belahan Jakarta sebelah Barat dianggap membawa keberuntungan dalam bidang dagang real estate. Praktek-praktek hong shui seperti ini sesungguhnya dalam sistem cultural mampu membuat perhituangan yang sangat hati-hati dalam dagang. Setiap ramalan, yang tentu saja boleh dianggap tidak rasional, sesungguhnya tidak pernah berakibat apa-apa terhadap dagang. Hanya saja, ramalan itu penting untuk menambah kewaspadaan dalam menjalankan dagang.” Menurut Lillian Too 1993 feng shui dalam hal bisnis sangat erat kaitannya dengan tata letak bangunan sebagai tempat berbisnis, diantaranya seperti hubungannya dengan bangunan yang sudah ada di sekitarnya, bentuk dan struktur bangunan, corak dan dan bentuk lansekap, papan nama, logo, dan angka, desain interior seperti ruang kerja dan perabatan yang terdapat di dalamnya. Keseluruhan hal tersebut harus baik sehingga dapat menciptakan, mengalirnya, dan menggerakkan Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. Ch’I yang baik. Tempat berbisnis yang mengandung keseimbangan ‘yin-yang’ yang harmonis adalah sebagai berikut: ☯ Daerah atau pojok yang cahayanya suram menyebabkan Ch’I diam dan lelah; keadaan ini membawa kesialan dalam bisnis. Pencahayaan dan pandangan yang baik di dalam ruang kerja adalah aspek feng shui yang penting yang harus di perhatiakan. ☯ Daerah lembab yang menimbulkan kebusukan menciptakan Ch’I yang gana. Keadaan ini meciptakan banyak masalah dan krisis. ☯ Daerah yang terkena pantulan cahaya matahari sore merupakan tempat berkumpulnya Ch’I yang merusak, sehinggg membawa ketidaksenangan dan nasib buruk. Bila terlalu menyilaukan, manajemen harus memamsang penangkalnya, seperti kaca antisilau, tirai, atau menggantung kristal di jendela. ☯ Kantor dan tempat usaha yang tidak hidup membawa kediaman mandeg. Kantor yang terlalu tenang dan dingin menyatakan aliran yang buruk. Oleh karena itu masukkan unsure kehidupan, seperti musik, computer, mesin tik, atau ikan hidup yang berenang di dalam aquarium. Kantor atau toko yang terlalu tenang menyebabkan Ch’I diam dan ini buruk untuk bisnis. ☯ Ventilasi ruangan harus baik, karena udara segar akan membawa kebaikan dalam penciptaan Ch’I.Ruangan lembab karena AC teus menerus memutar udara yang tidak segar lagi berpengaruh buruk bagi bisnis. ☯ Obyek perusahaan yang berharga misalnya lemari yang berisi surat pialang saham, hadiah pandai emas, ruang besi bank, atau manajer atau bos perusahaan harus mendapatkan daerah dengan Ch’I yang bagus, yakni daerah yang tidak terlalu dekat dengan pintu depan. ☯ Tanaman yang ada di kantor, toko, atau tempat usaha lainnya harus dipelihara dengan hati-hati dan tidak boleh gugur, mati, atau layu. Bila hal ini terjadi, itu menunjukan bahwa Ch’I telah besi dan mati. Demikian pula dengan ikan yang dipelihara di kantor. Ikan-ikan ini harus sehat dan airnya harus bersih. Bila ikan mulai mati satu per satu, itu pertanda bhwa segalanya ber jaln buruk. Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. ☯ Banguan kantor tidak boleh bau, karena adanya udara berbau busuk menciptakan getaran buruk. Oleh karena itu, toilet harus selalu ditempatkan jauh dari ruang kantor umum, sehingga baunya tidak memasuki kantor. Makanan sisa yang dibawa ke kantor harus dibungkus dengan hati-hati sebelum dibuang, dan manajer kantor harus membuat tempat sampah dan sistem pembuangan limbah yang efisien. ☯ Jalur lalu lintas ruang kerja harus lancer dan mudah. Rintangan karena penempatan meja yang tidak tepat atau penumpukan kotak dan kertas tidak balik bagi aliran Ch’I. Hal ini menyebabkan keributan kecil di ruang kerja. ☯ Akhirnya, suara bising ditempat usaha, yang berasal dari musik, suara mesin pabrik yangada disekitarnya, atau yang lebih buruk lagi, pertengkaran antara staf, menciptakan Feng Shui yang buruk. Polusi suara sering membawa suhu tinggi, kurang produktivitas, dan ketidakselarasan antarstaf. Bagi masyarakat Tionghoa di Medan juga adakalanya dalam berbisnis juga mempercayai feng shui atau hong shui semacam itu sebagaimana yang diungkapkan oleh Rina: “…ada, seperti contohnya jika kita baru mau bangun rumah atau usaha hal yang penting adalah melakukan peramalan atau apalah namanya dari orang pandai hong shui, supaya rumah itu datangkan hoki yang bagus.” Begitu pula ungkapan Lim Carolus: “Usaha itu tentu saja ada hubungannya dengan peramalan budaya Tionghoa, karena sudah merupakan suatu tradisi, dimana letak lokasi yang bagus adalah mengarah pada letak Timur dimana matahari itu terbit, karena hal itu akan menambah rezeki dari usaha kita. Dimana letak sinar matahari akan memercik ke usaha kita.” Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. Sen-sen, berpendapat bahwa: “Memilih atau membuat sebuah rumah harus sesuai dengan Feng Sui, misalnya, apabila rumah itu tepat berada di depan gang, atau jalan masuk pemukiman, atau terdapat tinga listerik di depan rumah, akan menghalangi rezeki yang masuk, maka kaca polos itu merupakan merupakan penangkalnya di letakan di depan pintu rumah, sehingga rezeki dapat masuk kembali ke rumah.” Apabila letak bangunan rumah atau tempat berbisnis tidak sesuai menurut feng shui atau hong shui hal tersebut dapat disiasati sebagai mana kata Airin: “Feng Shui, merupakan lambang yang sering diletakan di atas pintu masuk rumah. Jenis Feng Shui ini dapat menangkal agar rezeki tidak lari kepada orang yang letak rumahnya berada persis di depan rumah kita. Feng Shui ini juga dapat memberi keselamatan, memberi kenyamanan bagi penghuni rumah, dan dapat memberikan rezeki yang melimpah dalam usaha yang dibuat. Jenis Feng Shui ini berbentuk lempengan logam yang bersegi delapan, pada sisi kanan dan kirinya diapit dengan kertas putih yang disebut dengan jugo hupo, yang juga memiliki fungsi sebagai penjaga dan pelindung rumah. Di bawah Feng Shui dan jugo hupo, diletakan jenis Hong Shui, yang terbuat dari kertas kuning. Hong Shui ini dianggap dapat menjaga dan melindungi bangunan rumah beserta isinya, bahkan dapat melindungi mereka dikala mereka berada di luar rumah.” Sedangkan prinsip pelaksanaannya untuk usaha berbisnis, banyak pengusaha keturunan Tionghoa yang mendasarkan praktek bisnisnya pada 16 prisip berbisnis Sixteen Principles of Good Business by Tao Chu Kung, abad 15 SM. Dalam prinsip-prinsp ini terdapat dua bagian. Yang pertama menunjukkan hal-hal positif, bagian kedua merupakan petuah warning mengenai hal-hal yang negatif dalam Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. berbisnis. Gaya positif dan negatif ini dapat disejajarkan dengan filsafat Yin-Yang. Ke-enam belas Prinsip Bisnis yang baik tersebut adalah sebagai berikut Widyahartono, 1996:79-80; Joesoef, 1996:44-45: ☯ Rajin dan tekun berusaha. ß Kemalasan berakibat petaka ☯ Hemat dalam pengeluaran. ß Pemborosan menggeroti modal. ☯ Ramah pada setiap orang. ß Ketidaksabaran mendatangkan kerugian. ☯ Jangan menyia-nyiakan kesempatan. ß Penundaan menghilangklan peluang. ☯ Lugas dalam transaksi. ß Keraguan membawa pertikaian. ☯ Berhati-hati dalam memberi kredit. ß Kemurahan hati yang berlebihan memboroskan modal. ☯ Periksa semua account dengan cermat. ß Kelalaian menghambat rejeki. ☯ Bedakan yang baik dari yang jahat. ß Ketidakpedulian melumpuhkan usaha. ☯ Kendalikan sediaan dengan sistematis. ß Kecerobahan menciptakan kekacauan. ☯ Adil dan tidak pilih kasih terhadap karyawan. ß Prasangka menimbulkan kemalasan. ☯ Periksa dengan cermat semua nota pengeluaran dan masukan. ß Kealpaan berakibat mahal. ☯ Periksa dagangan sebelum diterima. ß Kesembarangan mendatangkan kemalangan. Agustrisno : Respons Kultural dan Struktural Masyarakat Tionghoa Terhadap Pembangunan di Kota Medan. USU e-Repository © 2008. ☯ Kaji dengan teliti setiap perjanjian. ß Ingkar menghancurkan kepercayaan. ☯ Bijaksana dan jujur dalam usaha. ß Manajemen yang buruk membuka peluang korupsi. ☯ Tunjukkan rasa tanggung jawab. ß Sikap tak bertanggung jawab mengundang kesulitan. ☯ Bersikap tenang dan penuh percaya diri. ß Sikap nekat menghambat perkembangan.

4. 1. 2. Perilaku Irrasional