6.4. Analisis Jumlah Hotspot Tiap Kecamatan
Anonim 2004 menyatakan bahwa hotspot yang dipantau oleh satelit NOAA- AVHRR National Oceanic Atmospheric Administration – Advanced Very High
Resolution Radiometer, diolah berbentuk titik-titik kordinat yang kemudian dapat ditampilkan berupa peta yang dilengkapi informasi lainnya seperti sungai, batas
administratif, lokasi pemukiman, batas penggunaan lahan dan lain sebagainya dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografi SIG. Hotspot yang terpantau
pada tiap lokasi dapat mengindikasikan kebakaran vegetasi, yang berupa hutan, kebun sawit, kebun karet, semak belukar maupun ladang masyarakat.
Pemantauan hotspot pada tiap Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan untuk tahun 2004 menunjukkan bahwa terpantau hotspot tertinggi di Kecamatan
Padang Bolak dan Barumun Tengah. Selanjutnya bila dianalisis lebih lanjut bahwa hotspot sebagai indikasi kebakaran, Hajime dan Sumantri 2003 menyebutkan
kebakaran hampir 99 diakibatkan oleh kegiatan manusia baik disengaja maupun tidak, yang meliputi kegiatan: konversi lahan 34, perladangan liar 25, pertanian
17, kecemburuan sosial 14, proyek transmigrasi 8 dan hanya 1 disebabkan oleh alam.
Untuk wilayah Indonesia kejadian kebakaran yang disebabkan oleh alam berupa petir masih sangat kecil, secara umum kejadian petir selalu diikuti oleh hujan
sehingga api yang berasal dari petir tidak mampu bertahan dan membakar bahan bakar. Di daerah temperate yang berhubungan dengan erat dengan arsitektur bahan
Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009
USU Repository © 2008
17 64
21 7
92
31 21
73
11 9
24 10
7 3
17 6
13 1
7 7
3 3
6 9
27 13
18 20
3 2
9 7
1 1
2 4
72
5 5
21 39
9 75
39 11
31 31
25 8
17 21
4 7
8 8
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
P a
d a
n g
Bo la
k Ba
ru m
u n
T e
n g
a h
H u
ta R
a ja
T in
g g
i P
a d
a n
g Bo
la k
Ba ru
m u
n T
e n
g a
h H
u ta
R a
ja T
in g
g i
P a
d a
n g
Bo la
k Ba
ru m
u n
T e
n g
a h
H u
ta R
a ja
T in
g g
i P
a d
a n
g Bo
la k
Ba ru
m u
n T
e n
g a
h
2004 2005
2006 2007
JU M
L A
H h
O T
S P
O T
Hutan Semak belukar
Kebun sawit Kebun karet
Ladang Masyarakat Areal Lainnya
bakar dan flamabilitasnya kemampuan bahan bakar untuk terbakar memungkinkan terjadinya api petir Syaufina 2008.
Soemarwoto 2001 menegaskan manusia memegang peranan penting dalam kebakaran hutan dan lahan, dengan meninggalkan limbah pembalakan di hutan yang
menjadi bahan bakar bila terjadi kebakaran. Kekeringan dan bahan bakar menyediakan potensi untuk terjadinya kebakaran. Maka pada waktu dialakukan
pembukaan lahan untuk perladangan, perkebunan dan HTI dengan api mudahlah terjadi kebakaran. Potensi kebakaran itupun menjadi realistis, dan jelas kebakaran
hutan adalah antropogenik, yaitu karena ulah manusia dan bukannya karena semata- mata faktor alam.
Gambar 6.5. Hotspot pada 3 Kecamatan Tahun 2004 sd 2007
Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009
USU Repository © 2008
Kecamatan Padang Bolak dengan luas 772, 90 Km
2
90 dengan jumlah penduduk 51.708 jiwa dan Kecamatan Barumun Tengah dengan luas Kecamatan
1.075,27 KM2 dan penduduk 28.587 jiwa BPS, 2007, terdapat banyak kegiatan pengolahan lahan untuk perkebunan. Luasan kedua kecamatan tersebut juga diikuti
dengan jumlah dan luas perkebunan tertinggi, yaitu masing-masing 9.567,50 ha dan 1.059 ha di mana pembukaan dan pemeliharaan perkebunan sangat tinggi kegiatan
masyarakat dan tidak tertutup kemungkinan melakukan pembakaran. Dari uraian di atas untuk Kabupaten Tapanuli Selatan kegiatan konversi lahan untuk keperluan
pertanian dan perkebunan menjadi potensi terbesar dalam kebakaran hutan dan lahan. Konversi lahan bukan hanya dari kawasan hutan menjadi lahan untuk
pertanian, dapat terjadi juga pembukaan semak belukar milik masyarakat untuk dijadikan kebun sawit atau kebun karet. Fakta ini dapat dilihat pada saat pengamatan
lapangan di mana lokasi yang berdekatan dengan lokasi penelitian terutama di Kecamatan Padang Bolak sebagaimana Gambar 55 a dan 55 b, hasil pembukaan
lahan akan dijadikan kebun karet oleh masyarakat.
Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009
USU Repository © 2008
b a
Gambar 6.6. Pembukaan Lahan pada: a. Semak Belukar dan b. Hutan
Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009
USU Repository © 2008
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan