Latar Belakang Ir. Guslim, MS

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebakaran hutan dan lahan telah menyebabkan kerugian bagi masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Kerugian langsung berupa terbakarnya lahan- lahan produktif masyarakat, yang menjadi sumber penghidupannya. Lahan produktif tersebut berupa lahan pertanian yang ditanami palawija, maupun lahan perkebunan yang ditanami tanaman keras. Selain kerugian tersebut, dampak yang sangat nyata pada dekade belakangan ini meningkatnya polusi asap, yang semakin meluas sehingga menyebabkan gangguan penerbangan dan kesehatan. Polusi asap telah mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut maupun udara, di lain pihak munculnya masalah bagi kesehatan manusia maupun keanekaragaman hayati, menurunnya indeks ekonomi hutan dan produktivitas lahan. Dampak penting akibat kebakaran hutan dan lahan yang sangat dirasakan, terutama oleh masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hutan, satwa liar yang kehilangan habitatnya. Seperti yang terdapat dalam satu lingkaran, selain berkontribusi terhadap akumulasi Gas Rumah Kaca GRK di atmosfir dengan bertambahnya gas karbon dunia, juga memicu meningkatnya pemanasan global Puspawardani, 2007. Pembakaran hutan dan lahan masih dianggap cara yang paling murah, mudah dan cepat untuk persiapan lahan, dilain pihak juga dimaksudkan sebagai upaya Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009 USU Repository © 2008 mendapatkan rumput muda bagi ternaknya secara murah dan juga mengusir hama tikus dan babi. Masalah perilaku dan kebiasaan demikian, menjadi perhatian serius, mengingat akibat kebakaran yang sangat merugikan banyak pihak dan lingkungan Dephut, 1998. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya kebakaran hutan dan lahan, perlu dikaji untuk mengetahui potensi biomasa sebagai salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Faktor-faktor yang telah dikenal menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan antara lain adalah: faktor manusia dan perilakunya, faktor pola pemanfaatan lahan, faktor iklim dan faktor alam seperti halilintar yang bisa menimbulkan api. Berbagai metoda telah dikembangkan untuk mengetahui potensi biomasa tanaman antara lain melalui pendekatan alometrik, baik dengan cara merusak maupun dengan metode tidak merusak tanaman Hairiah et al, 2001. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan biomasa pada 2 dua pola pemanfaatan lahan yaitu: hutan dan kebun sawit, dengan lokasi di Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan metoda pengukuran tidak merusak. Untuk mengetahui potensi biomasa sebagai bahan bakar dan iklim yang menjadi faktor penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan, maka dilakukan penelitian ini. Pemilihan tempat penelitian di Kabupaten Tapanuli Selatan dengan pertimbangan, pemantauan satelit NOOA ternyata titik api banyak terpantau dan pada saat ini proses konversi lahan masih berlangsung. Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009 USU Repository © 2008

1.2. Perumusan Masalah