Kandungan Karbon Ir. Guslim, MS

tua untuk kombinasi Band 543 dan hijau muda hingga hijau tua untuk kombinasi Band 543.

2.7. Kandungan Karbon

Hairiah dan Rahayu 2007 menyebutkan bahwa pada ekosistem daratan, C tersimpan dalam 3 komponen pokok, yaitu: a. Biomasa; masa dari bagian vegetasi yang masih hidup yaitu tajuk pohon, tumbuhan bawah atau gulma dan tanaman semai. b. Nekromasa: masa dari bagian pohon yang telah mati baik yang masih tegak dilahan batang atau tunggul pohon, atau tumbangtergeletak dan daun-daun gugur serasah yang belum lapuk. c. Bahan organik tanah: sisa makhluk hidup tanaman, hewan dan manusia yang mengalami pelapukan baik sebagian maupun seluruhnya dan telah menjadi bagian dari tanah, ukuran partikel biasanya lebih kecil dari 2mm. Selanjutnya Hairiah dan Rahayu 2007 menyebutkan bahwa berdasarkan keberadaannya di alam, ketiga komponen C tersebut dapat dibedakan menjadi 2 dua kelompok, yaitu: i. Karbon di atas permukaan tanah, meliputi: 1. Biomasa pohon: Proporsi terbesar penyimpanan C di daratan umumnya terdapat pada komponen pepohonan. Untuk mengurangi tindakan perusakan selama pengukuran, biomasa pohon dapat Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009 USU Repository © 2008 diestimasi dengan menggunakan persamaan alometrik yang didasarkan pada pengukuran diameter batang. 2. Biomasa tumbuhan bawah: Tumbuhan bawah meliputi semak belukar yang berdiameter batang 5 cm, tumbuhan menjalar, rumput- rumputan atau gulma. Estimasi biomasa tumbuhan bawah dilakukan dengan mengambil bagian tanaman melibatkan perusakan. 3. Nekromasa: Batang pohon mati, baik yang masih tegak atau telah tumbang dan tergeletak dipermukaan tanah, yang merupakan komponen penting dari C dan harus diukur agar diperoleh estimasi penyimpanan C yang akurat. 4. Serasah. Serasah meliputi bagian tanaman yang telah gugur berupa daun dan ranting-ranting yang terletak di permukaan tanah. ii. Karbon di dalam tanah, meliputi: 1. Biomasa akar. Akar mentransfer C dalam jumlah besar langsung ke dalam tanah, dan keberadaannya dalam tanah bisa cukup lama. Pada tanah hutan biomasa akar lebih didominasi oleh akar-akar besar diameter 2 mm, sedangkan pada tanah pertanian lebih didominasi oleh akar-akar halus yang lebih pendek daur hidupnya. Biomasa akar dapat pula diestimasi berdasarkan diameter akar proksimal, sama dengan cara untuk mengestimasi biomasa pohon yang didasarkan pada diameter batang. Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009 USU Repository © 2008 2. Bahan organik tanah. Sisa tanaman, hewan dan manusia yang ada di permukaan dan di dalam tanah, sebagian atau seluruhnya dirombak oleh organisme tanah sehingga melapuk dan menyatu dengan tanah, dinamakan bahan organik tanah. Heriansyah dan Mindawati 2005 menyatakan bahwa kemampuan tanaman menyerap CO 2 dari atmosfir bervariasi menurut jenis dan umur tanaman. Dari tujuh jenis Shorea yang dilakukan pengamatan dicapai hasil sebagai berikut; Shorea stenoptera Burck 72,178 Kg CO 2 tahun, S. seminis deViese Sloot 71,37 Kg CO 2 tahun, S. Leprosula Miq 55,128 Kg CO 2 tahun, S. selanica Blume 40,462 Kg CO 2 tahun, S. palembanica Miq 35,365 Kg CO 2 tahun, S. pinanga Scheff 28,967 Kg CO 2 tahun dan S. stenoptera form Ard 20,405 Kg CO 2 tahun. Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009 USU Repository © 2008 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Tapanuli Selatan sebelum adanya pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara, dengan pertimbangan sering terpantau hotspot, masih ada kawasan hutan dan aktifitas perubahan lahan dari hutan menjadi non hutan masih berlangsung. 2. Waktu Penelitian dilaksanakan dari 13 September sampai dengan 10 Oktober 2008, yang dimulai dari pengambilan data lapangan di Kabupaten Tapanuli Selatan sampai pada proses pengolahan data lapangan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan, Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. 3. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah areal yang pola pemanfaatan lahannya berupa; hutan dan kebun sawit di Kabupaten Tapanuli Selatan. Alat-alat yang dipergunakan untuk mendapatkan data primer adalah: pita ukur panjang 50 m, tali rafia panjang 100 m, tongkat kayu ukuran 1,3 m, tongkat Sahdin Zunaidi : Kajian Potensi Kebakaran Hutan Dan Lahan Dari Aspek Biomasa Dan Indeks Kekeringan Di Kabupaten Tapanuli Selatan, 2009 USU Repository © 2008 kayu ukuran 1 m, pita ukur 5 m, parang, haga meter, Global Positioning System GPS, spidol dan blanko pengukuran.

3.2. Metode Penelitian