Tujuan Pemberian Kredit Prosedur Kredit

4. Melaksanakan manajemen terbuka 5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan. 162

2. Tujuan Pemberian Kredit

1. Bagi bank: a Profitability, artinya ada keuntungan yang diperoleh secara wajar b Safety, artinya harus aman dengan risiko yang telah dimitigasi sebelumnya. 2. Bagi nasabah: memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat luas, dan meningkatkan produktivitas usaha. 3. Bagi masyarakat umum: dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatkan kesempatan kerja. 163

3. Prosedur Kredit

1. Merencanakan Pasar Sasaran. Bank harus mempunyai perencanaan, pasar mana yang akan dituju dalam memasarkan kreditnya, misalkan fokus pada sektor ritel 2. Menentukan kriteria risiko yang dapat diterima. Bank hanya memasarkan kredit apabila kriteria risikonya jelas dan dapat dimitigasi, misalkan dengan: menetapkan limit exposure, jenis usaha dibuat ratingnya, dan rating apa saja yang layak dibiayai, lokasi dsb nya. 162 Ibid 163 http:edratna.wordpress.com20070904 kebijakan - perkreditan - merupakan - dasar pemberian-pinjaman-yang-sehat, di akses pada tanggal 20 Januari 2009, jam 14.15 wib. 3. Menentukan kriteria nasabah kredit yang diberikan, berdasar pada kriteria nasabah yang jelas. 164

B. Tinjauan kredit dan Perjanjian Kredit Bank 1. Tinjauan Umum Tentang Kredit

a. Pengertian Kredit

Pada dasarnya pemberian kredit dapat diberikan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan untuk melalui perjanjian utang piutang antara pemberi utang kreditur di satu pihak dan penerima pinjaman debitur di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut disepakati, maka lahirlah kewajiban pada diri kreditur yaitu untuk menyerahkan uang yang diperjanjikan kepada debitur dengan hak untuk menerima kembali uang itu dari debitur pada waktunya, disertai dengan bunga yang disepakati oleh kedua belah pihak. Kata kredit berasal dari bahasa Romawi “credere” yang artinya “percaya. Dalam bahasa Belanda istilahnya “vertrouwen” , dalam bahasa Inggris “belive” atau “trust” atau “confidence”, kesemuanya berarti percaya, secara umum kredit itu pula dapat diartikan sebagai “ the ability to borrow on the opinion conceived by the lender that he will be repaid. 165 Menurut OP. Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi misalnya uang, barang dengan balas prestasi kontraprestasi yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kehidupan ekonomi modern adalah prestasi uang, yang dengan 164 Ibid 165 Mariam Darus Badrulzaman, 1991, Op.cit, hal 23 demikian transaksi kredit menyangkut uang sebagai alat kredit. Kredit berfungsi kooperatif antara di pemberi kredit dan si penerima kredit atau antara kreditur dan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung resiko. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen kepercayaan, resiko dan pertukaran ekonomi di masa-masa mendatang. 166 Jika dihubungkan dengan Bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku pemberi kredit percaya untuk meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu tertentu. Sedangkan dalam masyarakat umum istilah kredit tidak asing lagi dan bahkan dapat dikatakan popular atau merakyat sehingga dalam kehidupan sehari-hari sudah dicampur adukkan begitu saja dengan istilah hutang. Tetapi, sungguhpun kata kredit sudah berkembang kemana-mana, dalam tahap apapun dan kemanapun arah perkembangannya, dalam setiap kata kredit tetap mengandung unsur “kepercayaan”, yaitu bahwa debitur dapat membayar kredit kembali. Selain unsur kepercayaan pada kredit ada unsur lainnya yaitu mempunyai pertimbangan tolong menolong. Bila dilihat dari pihak kreditur, unsur penting dalam kegiatan kredit ini adalah untuk mengambil keuntungan dari modal dengan mengambil kontraprestasi, sedangkan bila dipandang dari segi debitur adanya bantuan dari kreditur untuk menutupi kebutuhan yang berupa prestasi. Hanya saja 166 OP. Simorangkir, Op.Cit, hal 91 antara prestasi dan kontraprestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya. Kondisi ini mengakibatkan adanya resiko yang berupa ketidaktentuan, sehingga oleh karenanya diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit tersebut. 167

b. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Sebelum kredit dikucurkan, terlebih dahulu Bank akan melakukan penilaian melalui suatu prosedur terhadap nasabah yang memohon kredit untuk memperoleh keyakinan bahwa kredit yang disalurkan pasti akan kembali. Penilaian tersebut mencakup kriteria-kriteria tertentu dan mempunyai ukuran-ukuran yang menjadi standard setiap Bank. Penilaian oleh Bank adalah untuk mendapat nasabah yang benar-benar layak dilakukan melalui analisis 5C. 168 Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut : 1. Character Watak Adalah adanya keyakinan dari pihak bank bahwa calon debitur mempunyai moral, watak ataupun sifat yang dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang debitur, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang diabut dalam keluarga. Oleh karena itu petugas bank mengadakan penyelidikan secara mendalam dengan jalan mencari informasi dari orang-orang yang berada dalam lingkungan pergaulannya dan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada pelunasan kreditnya. 167 Mohammad Djumhana, Op.Cit, hal 231 168 Henderson, J.W dan Maness,T.S., The Financial Analisys Desk Book:A Cash Flow Approach to Liquidity, Van Nostrand Reinhold, New York, 1989, hal 67 2. Capacity Kemampuan Merupakan gambaran mengenai kemampuan calon debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, kemampuan calon debitur untuk mencari dan mengkombinasikan resources yang terkait dengan bidang usaha, kemampuan memproduksi barang dan jasa yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan konsumenpasar. Disamping itu juga kemampuan untuk mengantisipasi variabel dari cashflow usaha, sehingga cashflow tersebut dapat menjadi sumber pelunasan kredit yang utama sesuai dengan jadwal yang sudah disetujui bersama. 3. Capital Modal Penilaian aspek ini diarahkan pada kondisi keuangan nasabah, yang terdiri dari aktiva lancar current assets yang tertanam dalam bisnis dikurangi dengan kewajiban lancara current liabilities yang disebut dengan modal kerja working capital; dan modal yang tertanam pada aktiva jangka panjang dan aktiva lain- lain. Analisis capital ini dimaksudkan untuk menggambarkan struktur modal capital structure debitur, sehingga bank akan dapat melihat modal debitur sendiri yang tertanam pada bisnisnya dan berapa jumlah modal debitur sendiri yang tertanam pada bisnisnya dan berapa jumlah yang berasal dari pihak lain kreditur dan supllier. Bank harus mengetahui ”dept to equity ratio”, yaitu berapa besarnya seluruh hutang debitur dibandingkan dengan seluruh modal dan cadangan perusahaan serta likuiditas peusahaan. 4. Collateral Jaminan Collateral adalah jaminan kredit yang mempertinggi tingkat keyakinan bank bahwa debitur dengan bisnisnya mapu melunasi kredit, dimana jaminan ini berupa jaminan pokok maupun jaminan tambahan yang berfungsi untuk menjamin pelunasan hutang jika ternyata dikemudian hari debitur tidak melunasi hutangnya. Debitur menjanjikan akan menyerahkan sejumlah hartanya untuk pelunasan utang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, apabila dalam jangka waktu yang ditentukan terjadi kemacetan pembayaran hutangnya. Jaminan tambahan ini dapat berupa kekakayaan milik debitur atau pihak ketiga. 5. Condition Kondisi Kondisi yang mempersyaratkan bahwa kegiatan usaha debitur mampu mengikuti fluktuasi ekonomi, baik dalam negeri maupun luar negeri, dan usaha masih mempunyai prospek kedepan selama kredit masih dinikmati debitur. Termasuk juga analisis terhadap kemampuan usaha dalam menghadapi situasi perekonomian yang mungkin tiba-tiba berubah diluar dugaan semula. Sedangkan untuk mempertajam analisa, terutama terhadap permohonan kredit dalam jumlah besar, maka menurut Rahman dan Hasanuddinperlu ditambah dengan kriteria “7P Principles”, terdiri dari : 169 169 Ibid, hal 79 1. Personality Penilaian nasabah dari segi kepribadiannya berdasarkan tingkah laku sehari- hari maupun kepribadiannya dimasa lalu. 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang diklasifikasikan kedalam golongan tertentu akan memperoleh fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Purpose Penelitian untuk mengetahui tujuan nasabah untuk mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan nasabah mengajukan kredit dapat bermacam-macam, misalnya untuk investasi, modal kerja, konsumsi, produksi dan lain-lain. 4. Prospect Yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak. 5. Payment Merupakan ukuran kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan nasabah semakin baik, sehingga apabila salah satu usahanya rugi dapat ditutupi dengan pendapatan dari usaha lainnya. 6. Profitability Untuk menganalisa bagaimana kemampuan nasabah dalam memperoleh laba. Profitability diukur dari period eke periode apakah tetap sama atau semakin meningkat. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana untuk menjaga agar kredit yang diberikan mendapat jaminan perlindungan sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Jaminan perlindungan yang diberikan nasabah dapat berupa jaminan barang, jaminan orang atau jaminan asuransi. 170

c. Jenis Kredit secara umum

Jenis kredit dapat dibedakan menurut berbagai kriteria, yaitu : 1. Lembaga pemberi-penerima kredit; 2. Jangka Waktu; 3. Penggunaan Kredit; 4. Kelengkapan Dokumen Perdagangan; 5. Dokumen; 6. jaminannya. 171 170 Rahman, Hasanuddin, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti , Bandung, 1995hal 34-35 171 Mohammad Djumhana, Op.Cit, hal 233-237 1. Dari segi lembaga pemberi - penerima kredit yang menyangkut struktur pelaksanaan kredit di Indonesia, maka jenis kredit dapat digolongkan menjadi sebagai berikut: a Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha, dan atau konsumsi. Kredit ini diberikan oleh bank pemerintah atau bank swasta kepada dunia usaha guna membiayai sebagian kebutuhan permodalan, dan atau kredit dari bank kepada individu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup yang berupa barang maupun jasa. b Kredit likuiditas, yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank- bank yang beroperasi di Indonesia, yang selanjutnya digunakan sebagai dana untuk membiayai kegiatan perkreditan. c Kredit lansung, kredit ini diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga pemerintah, atau semi pemerintah. Misalnya Bank Indonesia memberikan kredit langsung kepada Bulog dalam rangka pelaksanaan program pengadaan pangan, atau pemberian kredit langsung kepada pertamina, atau kepada pihak lainnya. 2. Dari segi jangka waktu, kredit dikelompokkan mejadi : a Kredit jangka pendek short term loan, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Bentuknya dapat berupa kredit rekening koran, kredit penjualan, kredit pembeli dan kredit wesel. b Kredit jangka menengah medium term loan, yaitu kredit berjangka waktu antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun. c Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Pada umumnya kredit ini yaitu kredit investasi yang bertujuan untuk menambah modal usaha perusahaan dalam rangka rehabilitasi, ekspansi perluasan dan pendirian proyek baru. 3. Dari segi penggunaannya, kredit dikelompokkan menjadi : a Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan oleh bank pemerintah atau bank swasta kepada perseorangan untuk membiayai keperluan konsumsi sehari- hari. b Kredit produktif, baik kredit investasi maupun kredit eksploitasi. Kredit investasi adalah kredit yang ditujukan untuk pembiayaan modal tetap, yaitu peralatan produksi, gedung dan mesin-mesin, dan untuk membiayaai rehabilitasi dan ekspansi. Kredit eksploitasi adalah kredit yang ditujukan untuk pembiyaan kebutuhan dunia usaha akan modal kerja yang berupa persediaan bahan baku, persediaan produk hasil, barang dalam proses produksi, serta piutang, dengan jangka waktu yang pendek. c Perpaduan antara kredit konsumtif dan kredit produktif semi konsumtif dan semi produktif. 4. Dari segi dokumen, kredit ini terdiri dari : a Kredit ekspor, yaitu semua bentuk kredit sebagai sumber pembiayaan bagi usaha ekspor bisa dalam bentuk kredit langsung maupun kredit tidak langsung, seperti pembiayaan kredit modal kerja, kredit investasi untuk jenis industri yang berorientasi ekspor. b Kredit impor. 5. Dari segi besar kecilnya, kredit ini terdiri dari : a Kredit kecil, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang digolongkan sebagai pengusaha kecil. b Kredit menengah, yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha yang asetnta lebih besar daripada pengusaha kecil. c Kredit besar. 6. Dari segi jaminan, kredit ini terdiri dari : a Kredit tanpa jaminan, atau kredit blangko unsecured loan, yaitu pemberian kredit yang menentukan bahwa bank wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. b Kredit dengan jaminan secured loan, dimana kredit yang diberikan pihak kreditur mendapat jaminan bahwa debitur dapat melunasi hutangnya. Di dalam pemberian kredit ini bank menanggung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas c perkreditan yang sehat. Tabel 1 Jenis Kredit pada Bank Mandiri Persero, Tbk No. Jenis Kredit Ketentuan Kredit Pogram 1 Skim Pelayanan Pembiayaan Pertanian SP-3. Surat No. DIR.MRB5752006, tanggal 12-12-2006. 2 Kredit Ketahanan Pangan KKP SE No. 008KRDCMB. DMG2006, tanggal 31-07-2006. 3 Kredit Usaha Micro dan Kecil dari dana SUP-005 Mandiri 005 SE No. 005KRDCMB. SML2004, tanggal 09-06-2004 4 Kredit Pengembangan Enegi Nabati Revitalisasi Perkebunan KPEN-RP Surat No. MRB. SBS6952007, tanggal 25-05-2007 5 Kredit kepada Kontraktor Sektor Telekomunikasi ketentuan SE No. 029KRDCMB. MID2004, tanggal 28-12-2004 6 Kredit Agunan Deposito KAD untuk Badan Usaha dan Usaha Perseorangan SE No. 023KRDRMN. DOR2004, tanggal 03-12-2004 7 Kredit Agunan Deposito KAD, Kredit Perorangan dengan Agunan Deposito Milik Perorangan SE No. 009KRDCNB.CLN2004, tanggal 21-06-2004 8 Kredit Multi Guna Usaha KMU SE No. 006KRDCMB.PMG2005, tanggal 31-08-2005 9 Kredit Koperasi Mandiri KKM SE No.006KRDCMB.PMGAPM.89 B2007, tanggal 09-01-2007 10 Skim Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan kopkar dengan Perusahaan Induk BUMN, BUMD, BHMN instalasi pemerintah pusahdaerah dan perusahaan lanilla yang menjadi nasabah bank mandiri Surat No. MRB.SBS9162007, tanggal 25-06-2007 11 Fasilitas Kredit Kepada Kotraktor di Perusahaan Pertambangan SE No. 012KRDCMB.MID2004, tanggal 08-07-2004 12 Kredit Modal verja MandiriPlus SE No. 013KRDCBG.cpd2003, tanggal 17-07-2003 13 KMK kepada Penyelenggara Ibadah Haji Khusus PIHK JUklak No. CMB.WPM9832007, Tanggal 18-06-2007 14 Kredit Modal Kerja Mandiri e-Biz Card KMK Mandiri e-Biz Card. SE No. 024KRDCMB.MID2004, tanggal 16-12-2004 15 Kredit Kepada Perusahaan Modal Ventura Pola Join Finance dan Pola Caneling Surat No. CMB.SML0802004, tanggal 04-02-2004 Lanjutan Tabel 1 16 Kredit Talangan Pembayaran Pertamina KTPP Surat No. MRD. SBSBPD.0012007, tanggal 16-08-2007 17 Kredit Tempat Usaha Mandiri KTUM ketentuan SE No. 004KRDCMB.PMG2006, tanggal 09-03- 2006 18 Kredit Usaha Kecil Mandiri KUK- Mandiri SE No. 11KRDCMB.SML2004, tanggal 30-06-2004 19 Program Pembiayaan Kepada KotraktorSupplier PT. Marga Mandala Sakti PT.MMS Surat No. CMB.WPG18502007, tanggal 25-05-2007 20 Program Pembiayaan Buyer PT. Dell PantunggalPT.DPT. Surat No. CMB.WPG20322007, tanggal 07-06-2007 21 Program Pembiayaan KMK Paramita Usaha PT. Pembangunan Perumahan PP Surat No. CMB.BDSALL.1652005, tanggal 03-02-2005 22 Program Kerjasama Pembiayaan Bank Mandiri dengan Holcim Indonesia Surat No. CMB.PMG34302006, tanggal 28-11-2006 Kredit Non Program 1 Kredit Investasi KI ang digantikan SE No. 009KRDCNB.CLN2004 , tanggal 21-06-2004 No. 023KRDRMN.POR2004, tanggal 03-12-2004 2 Kredit Modal Kerja KMK Idem Dari jenis-jenis kredit di atas, maka berdasarkan hasil penelitian pada PT. Bank Mandiri Persero Tbk Kantor Cabang Lhokseumawe bahwa jenis kredit yang ada sekarang pada Bank mandiri adalah kredit non program dan terhadap kedua jenis kredit non program tersebut dapat diikat dengan jaminan deposito, karena kredit dengan jaminan deposito tidak dibatasi pengikatannya pada jenis kredit. 172 172 Wawacara dengan Bapak Dedy Effendy Aiyub, Jabatan : Relationship Manager RM, PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Kantor Cabang Lhokseumawe, Tanggal 4 Juli 2008

2. Perjanjian Kredit a. Pengertian Perjanjian kredit