Alat Pengumpulan Data Analisis Data

2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer, yang meliputi : a. Literatur yang membahas mengenai masalah perbankan b. Literatur yang membahas mengenai perjanjian c. Literatur yang membahas mengenai hukum jaminan 3. Bahan hukum tersier, yaitu berupa berbagai referensi lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Bahan hukum tersier ini memberikan informasi lebih lanjut mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain dapat berupa kamus hukum, kamus bahasa Belanda dan kamus Bahasa Inggris serta berbagai majalah hukum dan clipping dari media massa dan internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti tersebut.

6. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian hukum, dikenal paling sedikit 3 tiga alat pengumpulan data atau alat penelitian research instrument, yaitu studi dokumen akta perjanjian kredit atau bahan pustaka, pengamatan dan wawancara atau interview. Ketiga alat penelitian tersebut dapat dipergunakan masing-masing maupun secara bergabung. 100 a. Studi dokumen; dipakai terhadap kajian buku-buku, hasil penelitian dalam bentuk desertasi dan tesis, peraturan perundangan, terbitan berkala seperti majalah, buletin dan surat kabar yang berkaitan dengan masalah penelitian. Metode yang 100 Ibid, hal 66 dipakai untuk mengetahui isi dokumen tersebut adalah analisis isi content analysis. b. Wawancara yang dilakukan adalah dengan Kepala Bagian Perkreditan sekarang di sebut dengan Relationship Manager dan Nasabah debitur yang kredit dengan jaminan deposito dan debitur dengan kredit tanpa menggunakan jaminan deposito masing-masing 1 orang pada PT. Bank Mandiri Persero, Tbk Kantor Cabang Lhokseumawe.

7. Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu metode analisis data yang menggelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori-teori yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan. Sedang metode deskriptif yaitu metode analisis dengan memilih data yang menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. Seluruh data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian lapangan dan pustaka diklasifikasikan dan disusun secara sistematis, sehingga dapat di jadikan acuan dalam melakukan analisis. Langkah selanjutnya, dari data primer dan data sekunder yang telah disusun dan ditetapkan sebagai sumber dalam penyusunan tesis ini kemudian dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.

BAB II DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT

A. Tinjauan Tentang Jaminan

Pentingnya jaminan dalam perjanjian kredit bank adalah sebagai salah satu sarana perlindungan hukum bagi keamanan bank dalam mengatasi risiko, yaitu agar terdapat suatu kepastian bahwa nasabah debitur akan melunasi pinjamannya. Dalam Penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh Bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, bank melakukan penilaian atas jaminan collateral 101 , sebelum memberikan kredit kepada nasabah debitur dengan memperhatikan prinsip kehati- hatian 102 . Jaminan yang diminta oleh Bank dapat berupa benda bergerak dan benda tidak bergerak seperti deposito, bangunan, tanah yang merupakan jaminan pokok yaitu perjanjian yang dibuat tidak tergantung pada perjanjian lain sedangkan jaminan yang berupa stok barang barang dagangan, BPKB Buku Pemilik Kenderaan Bermotor yang merupakan jaminan tambahan yaitu perjanjian yang timbul dengan adanya 101 Collateral is the proverty subject to a security interest, and includes accounts and chattel paper which have been sold. Lihat Steven Emanuel, Secured Transaction, Larchmont NY: Harvard Law School, 1976, hal 5 102 Di Australia, ada 3 tiga prinsip dasar dalam peminjaman uang di bank yaitu prinsip pengamanan safety, prinsip keserasian suitability, dan prinsip keuntungan profitability. Lihat W.S.Weerasooria, Banking Law and Financial System in Australia, Australia: Butterworths, 1993, hal 554. perjanjian pokok, perjanjian jaminan yang disebut sebagai jaminan tambahan tidak dapat berdiri sendiri, maksudnya apabila perjanjian pokoknya selesai maka perjanjian jaminannya juga selesai. 103

1. Pengertian Jaminan