2 Pembiayaan untuk bidang usaha kontraktor, supplier dengan bouwheer,
BUMN departemenpemerintah,
yang pembayarannya
langsung disalurkan melalui dikuasai BMT.
Apabila calon nasabah telah mempunyai administrasi keuangan yang cukup baik dan dapat dipercaya, maka untuk melihat kamampuannya untuk
melunasi pembiayaannya dapat didasarkan pada estimasi cash flow dan dibandingkan dengan estimasi sources and uses of funds sumber dan
penggunaan dana calon nasabah yang bersangkutan.
4. Feasibilty Approach
Pemberian pembiyaan dengan pendekatan kelayakan usaha calon nasabah feasibiilty. Ditujukan untuk kegiatan usaha nasabah yang
memerlukan penelaahan feasibility secara teliti dan merupakan pemberian pembiayaan yang memerlukan sikap sangat hati-hati. Sering terjadi, usaha
yang akan dibiayai masih merupakan suatu rencana, belum ada realisasi secara konkret. Usaha yang akan dibiayai dengan pembiayaan BMT mungkin
saja masih angan-angan calon nasabah atau baru berupa suatu usulan usaha. Di lain pihak, karakter calon nasabah yang bersangkutan belum
banyak diketahui. Barang-barang yang akan dijadikan agunan pembiayaan sebagian besar adalah barang-barang modal yang akan dibeli dengan dana
yang berasal dari pembiyaan yang diperoleh, serta tidak ada sumber dana untuk pelunasan pembiayaan yang berasal dari pihak lain.
Mengingat kondisi tersebut, BMT harus mampu menilai sejauh mana usaha calon nasabah tersebut dapat melunasi semua kewajibannya dengan
sumber-sumber dana yang dapat dihimpun oleh usaha itu sendiri. Suatu usaha akan mampu menghasilkan laba dan dana untuk pelunasan pembiayaannya
apabila cukup feasible dapat secara layak dilaksanakan dengan baik sesuai dengan norma-norma bisnis yang berlaku.
Pendekatan ini dapat digunakan untuk usaha-usaha baru maupun lama yang mempunyai prospek cerah dibidang industri, perdagangan, perkebunan,
jasa, dan lainnya.
5. Agent Of Development Approach
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan ini didasarkan pada fungsi BMT sebagai agen pembangunan dari suatu sistem perekonomian. Dengan
demikian, BMT akan melaksanakan fungsinya sebagai sarana moneter monetary device dari penguasa moneter. Pemberian pembiayaan disini
meliputi dua misi sekaligus, yaitu : 1
Sebagai badan usaha adalah untuk mencari laba. 2
Sebagai agen pembangunan adalah lebih banyak bertindak dalam kegiatan pembinaan promotor atas nasabah-nya agar potensi nasabah dapat
dikembangkan semaksimal mungkin melalui pemberian pembiayaan dan pembinaan teknis, manajemen, pemasaran, dan lain-lain.
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan ini meliputi kegiatan :