Aspek Pemasaran Aspek-aspek Pembiayaan Murabahah di BMT AL-Fath IKMI Pamulang

Dari hasil wawancara penulis terhadap pihak manajeman BMT Al- Fath IKMI umumnya nasabah itu lebih memilih uang daripada barang. 45 Disamping itu hal ini lebih mudah dan praktis terlepas dari sah atau tidaknya akad ini. Dengan keberadaannya mayoritas umat muslim di Indonesia telah menjadikan produk yang berlabel Islam syariah lebih mudah diterima oleh masyarakat, maka hal ini menjadi pasar potensial bagi industri perbankan Islamlembaga Islam untuk memanfaatkan pasar potensial ini. BMT Al-Fath IKMI sendiri telah memanfaatkan perkumpulan pengajian sebagai sarana untuk memasarkan produknya, disamping sarana- sarana pemasaran yang lainya, semisal door to door, kunjungan kepasar-pasar, acara bakti sosial, acara PKK, namun yag paling efektif dalam pemasaran yaitu door to door.

2. Aspek Manajemen.

Setiap unit usaha memerlukan pimpinanmanajer yang bertugas mengelola usaha. Persyaratan yang diperlukan oleh seorang manajer berbeda- beda kendatipun pada dasarnya sama, yaitu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non-formal, sedangkan pengalaman dapat diperoleh dari 45 Ini menjadi tugas bagi lembaga keuangan Islam untuk mengedukasi masyarakat, bahwa yang namanya akad murabahah itu adalah jual beli barang tambahan margin yang disepakati bersama. praktek. Kombinasi yang baik antara pengetahuan dan keterampilan tersebut menjadikan kompetisi yang memadai. Manusia pada dasarnya tidak dapat bersidiri sendiri untuk mencukupi semua kebutuhannya, begitupun dengan pihak yang memiliki kewenangan mengucurkan pembiayaan ke nasabah. Di BMT Al-Fath IKMI terdapat pihak- pihak yang diberikan kewenangan untuk mencairkan pembiayaan yang berkisaran nominalnya maksimal Rp 2.000.000,00, jika nominal pembiayaan itu Rp 2.000.000,00-Rp 5.000.000,00, maka manajer pembiayaan diberikan kewenangan untuk memutuskan layak tidaknya nasabah tersebut memperoleh bantuan dana untuk pengembangan usaha. Sedangkan apabila pembiayaan tersebut mencapai angka Rp 5.000.000,00-Rp 50.000.000,00, maka pihak yang berwenang untuk memutuskan berhak tidaknya nasabah tersebut untuk mendapatkan pembiayaan adalah komite pembiyaan yang terdiri dari manajer pembiayaan, ketua pengurus dan kepala bagian pembiayaan atau direksi. Dalam kaitannya menjaga mutu pembiayaan yang disalurkan, komite pembiayaan mempunyai tugas sebagai berikut: 46 a. Meneliti setiap usulan pembiayaan baru yang diajukan oleh Account Officer, atau tim analisis pembiayaan, sebelum usulan pembiayaan itu diajuka kepada dewan direksi. 46 Siswono, Soetodjo. Manangani Kredit Bermasalah; konsep, teknik,dan kasus, Pustaka Binaman Persada, Jakarta, 1997, hal. 6 b. Meneliti setiap usulan perpanjangan waktu perjanjian pembiayaan, termasuk alas an perpanjagan serta prospek masa depan likuiditas keuangan debitur yang pembiayaannya diusulkan untuk perpanjangan. c. Meneliti setiap usulan pemberian tambahan pembiayaan kepada debitur lama, termasuk alasan pemberian tambahan pembiayaan, prospek masa depan likuiditas keuangan debitur dan kondisi serta nilai jaminan tambahan. d. Meneliti kelengkapan dan ketelitian dokumen pembiayaan yang diperlukan untuk mendukung perjanjian pembiayaan. e. Meneliti sebab musabab munculnya pembiayaan bermasalah dari debitur tertentu dan mengajukan cara penanganan yang paling menguntungkan bank. f. Menjamin tatacara bank menangani setiap pembiayaan yang diajukan calon debitur manapun, tetap konsisten memenuhi standar peraturan yang telah dilakukan. Dengan dibentuknya komite pembiayaan merupakan suatu upaya yang tepat untuk mengantisipasi masuknya nasabah yang tidak layak untuk mendapatkan pembiayaan.

3. Aspek Teknik

Umumnya murabahah diadopsi untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada nasabah guna pembelian barang meskipun mungkin nasabah belum memiliki uang untuk membayar. Murabahah sebagaimana