Aspek Teknik Aspek-aspek Pembiayaan Murabahah di BMT AL-Fath IKMI Pamulang

c. Nasabah membayar harga barang dengan cara angsuran selama jangka waktu yang telah disepakati. Dari ilustrasi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pihak BMT Al- Fath IKMI menggunakan system muarabahah kepada pemesanan pembelian, karena model ini semata-mata digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli yang memesannya. B. Perhitungan Pembiayaan Murabahah . Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, BMT melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari nasabah, dan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang dipesannya BMT dapat meminta uang muka pembelian kepada nasabah. Dalam kasus jual beli biasa, misalnya seseorang ingin membeli barang tertentu dengan spesifikasi tertentu, maka sipenjual akan mencari dan membeli barang yang sesuai dengan spesifikasinya, kemudian menjualnya dengan si pemesan. 47

1. Metode penentuan profit margin

Ada empat metode penentuan profit margin pada bisnis bank konvensional, yaitu: 1 mark-up pricing; 2 target-return pricing; 3 47 Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal.115 perceived-value pricing; 4 value pricing. Keempat metode penentuan harga jual barang ini dapat diuraikan secara ringkas sebagai berikut: a. Mark-up pricing. Penentuan tingkat harga dengan me-mark up biaya produksi komuditas yang bersangkutan. Contoh: PT Arif memproduksi barang A. Dalam menentukan tingkat harga dan biaya produksinya, perusahaan tersebut mempertimbangkan biaya-biaya sebagai berikut: Biaya variabel per unit = Rp 10 Biaya tetap = Rp 100.000,00 Jumlah unit yang diharapkan terjual, sebanyak 10.000, unit. Dengan demikian, biaya produksi prusahaan untuk memproduksi barang A adalah sebagai berikut: Diasumsikan perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 10 dari penjualan, maka mark-up price untuk setiap unit adalah sebagaai berikut: Harga Mark-Up = Biaya per unit 1−pendapatan penjualan yang diharapkan = Rp 20 1 −0.10 = Rp 22,22 Biaya per unit = Biaya variabel + Biaya tetap Jumlah penjualan = Rp 10 + Rp 100.000 10.000 = Rp 20 Harga sebesar Rp 22,22 merupakan harga yang telah di mark-up. Harga tersebut dijadikan sebagai harga dasar penawaran penjualan kepada calon nasabah yang akan membeli barang A tersebut. Jika calon nasabah menyepakati harga tersebut, maka akan terjadi kontrak jual beli. b. Target Return Pricing Penentuan harga jual produk yang bertujuan mendapatkan tingkat return atas besarnya modal yang diinvestasikan. Dalam bahasa keuangan dikenal dengan Return On Investment ROI. Dalam hal ini, perusahaan akan menentukan berapa return yang diharapakan atas modal yang telah diinvestasikan. c. Preceived-Value Pricing Penentuan harga dengan tidak menggunakan variabel harga sebagai dasar harga jual. Harga jual didasarkan pada harga produk pesaing di mana perusahaan melakukan penambahan atau perbaikan unit untuk meningkatan kepuasan pembeli Meskipun demikian penetuan harga pada BMT Al-Fath IKMI harus memperhatikan ketentuan-ketetuan yang dibenarkan menurut syariah. Oleh karena itu, metode penentuan harga jual berdasarkan pada mark-up pricing maupun target return pricing dapat digunakan dengan melakukan modifikasi.