Mengingat kondisi tersebut, BMT harus mampu menilai sejauh mana usaha calon nasabah tersebut dapat melunasi semua kewajibannya dengan
sumber-sumber dana yang dapat dihimpun oleh usaha itu sendiri. Suatu usaha akan mampu menghasilkan laba dan dana untuk pelunasan pembiayaannya
apabila cukup feasible dapat secara layak dilaksanakan dengan baik sesuai dengan norma-norma bisnis yang berlaku.
Pendekatan ini dapat digunakan untuk usaha-usaha baru maupun lama yang mempunyai prospek cerah dibidang industri, perdagangan, perkebunan,
jasa, dan lainnya.
5. Agent Of Development Approach
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan ini didasarkan pada fungsi BMT sebagai agen pembangunan dari suatu sistem perekonomian. Dengan
demikian, BMT akan melaksanakan fungsinya sebagai sarana moneter monetary device dari penguasa moneter. Pemberian pembiayaan disini
meliputi dua misi sekaligus, yaitu : 1
Sebagai badan usaha adalah untuk mencari laba. 2
Sebagai agen pembangunan adalah lebih banyak bertindak dalam kegiatan pembinaan promotor atas nasabah-nya agar potensi nasabah dapat
dikembangkan semaksimal mungkin melalui pemberian pembiayaan dan pembinaan teknis, manajemen, pemasaran, dan lain-lain.
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan ini meliputi kegiatan :
1 Identifikasi dan pengembangan usaha yang dianggap potensial secara
ekonomis. 2
Pengembangan kewiraswastaan enterpreneurship dari para pengelolanya 3
Pengorganisasian usaha dari awal sampai dengan pembiayaan dilunasi 6.
Relationship Approach.
Pemberian pembiayaan dengan pendekatan relationship ini untuk pricing nasabah, pemberian fasilitas kepada nasabah seperti immediate
fanancial, dan pemberian kurs khusus. Ini lebih didasarkan pada besar kecilnya volume relationship antara pihak lembaga keuangan dan nasabah.
Misalnya, dalam negosiasi pemberian fasilitas lain kepada nasabah lama seperti pricing product dan jasa yang diberikan BMT. Pendekatan ini juga
tepat digunakan apabila BMT akan take over dari BMT lain. Dasar keputusan pemberian pembiayaan ini berorientasi pada customer provitability analysis
CPA dimana prospektif nasabah tersebut harus mempunyai reuturn on risk assets diatas standar yang berlaku.
Penggunaan setiap pendekatan diatas didasarkan pada pertimbangan- pertimbangan besar kecilnya jumlah pembiayaan yang diajukan, jenis
jaminam pembiayaan, struktur permodalan yang diminta financial structure, besar kecilnya relationship yang ada, marketing strategy dari BMT dan misi
BMT