Unsur dan Fugsi Pembiayaan

akan datang. Produsen memerlukan pembiayaan karena adanya jarak waktu antara produksi dan konsumsi. f. Adanya uang g. Unsur risiko degree of risk baik di pihak shahibul mal maupun di pihak mudharib. Risiko di pihak shahibul mal adalah risiko gagal bayar risk of default, baik karena kegagalan usaha pinjaman komersial atau ketidakmampuan bayar pinjaman konsumen atau karena ketidaksediaan membayar. Risiko di pihak mudharib adalah kecurangan dari pihak pembiayaan, antara lain berupa shahibul mal yang bermaksud untuk mencaplok perusahaan yang diberi pembiayaan atau tanah yang dijaminkan. 8 Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut: 9 a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility daya guna dari modaluang Penabung menyimpan uangnya di lembaga keuangan. Uang tersebut disalurkan oleh lembaga keuangan kepada perusahaanmasyarakat yang membutuhkan modal untuk pengembagan usaha. Dengan demikian, dana yang mengendap yang diperoleh dari para penabung tidak idel diam. b. Pembiayaan meningkatkan utility daya guna suatu barang 8 Ibid,.h.31. 9 Veithzal Rivai dan Andrian Permata Veithzal, Islamic Financial Management, hal. 7. Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan selanjutnya menjadi minyak kelapaminyak goreng. c. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran, pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cheque, giro bilyet, wesel, promes, dan sebagainya melalui pembiayaan. d. Pembiayaan menimbulkan gairah usaha masyarakat. Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat. Akan tetapi, peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan. Karenanya, manusia selalu berusaha dengan segala daya untuk memenuhi kekurangmampuannya yang berhubungan dengan manusia lain yang mempunyai kemampuan. Karena itupulalah, pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna meningkatkan usahanya. Bantuan pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah kemudian yang untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya. e. Pembiayaan sebagai alat stabilitas ekonomi. Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha, pembangunan ekonomi, maka pembiayaan bank memegang peranan yang penting. f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja akan berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti penting profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagidikembalikan ke dalam struktur permodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus-menerus. Dengan earnings pendapatan yang terus meningkat berarti pajak perusahaanpun akan terus bertambah. g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional Lembaga pembiayaan tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. beberapa negara kaya minyak yang telah sedemikian maju organisasi dan sistem perbankannya telah melebarkan jaringan kantor cabangnya ke luar negeri. Demikian pula beberapa Negara maju lainnya. Negara-negara tersebut memberikan bantuan kepada Negara berkembang dalam bentuk pemberian pembiayaan dengan syarat-syarat yang ringan.

3. Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Syariah

Salah satu fungsi lembaga keuangan adalah menjembatani antara surplus unit dengan pihak yang disebut deficit unit. Kedua kelompok tersebut dinamakan juga savers dan borrowers yang menitipkan kepercayaan kepada lembaga keungan. Oleh karena itu, account officer dituntut untuk menjaga titipan kepercayaan itu dengan penuh perhatian dan harus concern terhadap aktivitas kedua kelompok tersebut. Kedua kelompok tersebut berada dalam dua sisi kegiatan simultan yang merupakan unsur-unsur pokok kegiatan yang harus dikelola secara hati-hati. Kedua sisi tersebut adalah sisi assets dan liabilities. Sisi assets merupakan kekayaan, terutama berupa aktiva produktif yang terdiri dari pembiayaan yang diberikan, surat-surat berharga, serta penyertaan dan penempatan dana, baik dalam negeri maupun luar negeri. sedang sisi liabilities merupakan kewajiban-kewajiban, saham dan obligasi, pinjaman dalamluar negeri, dan setoran jaminan, yang semua itu disebut struktur dana kewajiban.

B. Sistem Pembiayaan Jual-Beli

1. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah merupakan bentuk pembiayaan berprinsip jual beli yang pada dasarnya merupakan penjualan dengan keuntungan margin tertentu yang ditambahkan di atas biaya perolehan. Pembayaranya bisa tunai, ditangguhkan maupun dicicil. Murabahah dalam fiqh Islam merupakan bentuk jual beli yang tidak ada hubungannya dengan pembiayaan pada mulanya. Murabahah dalam Islam berarti jual beli ketika penjual memberitahukan kepada pembeli biaya perolehan dan keuntungan yang diinginkan. Namun demikian, bentuk jual beli ini kemudian digunakan oleh perbankan syariah dengan menambah beberapa konsep lain sehingga menjadi bentuk pembiayaan. Dalam pembiayaan ini, bank sebagai pemilik dana membelikan barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh nasabah yang membutuhkan pembiayaan, kemudian menjualnya ke nasabah tersebut dengan penambahan keuntungan tetap. Sementara itu, nasabah akan mengembalikan utangnya di kemudian hari secara tunai maupun cicilan. Perlu diingat bahwa bentuk pembiayaan ini bukan merupakan bentuk pembiayaan utama yang sesuai dengan syariah. Namun, dalam sistem ekonomi saat ini, terdapat kesulitan-kesulitan dalam penerapan mudhrabah dan musyarakah untuk pembiayaan beberapa sektor. Oleh karena itu, beberapa ulama kontemporer telah memperbolehkan penggunaan murabahah sebagai pembiayaan alternatif dengan syarat-syarat tertentu yang harus diperhatikan. 10 Perlu diingat bahwa pada mulanya murabahah bukan merupakan bentuk pembiayaan, melainkan hanya alat untuk menghindar dari “bunga” dan bukan merupakan instrument ideal untuk mengemban tujuan riil ekonomi Islam. Sehingga, intsrumen ini hanya digunakan sebagai langkah transisi yang diambil dalam proses Islamisasi ekonomi, dan penggunannya hanya terbatas pada kasus-kasus di mana mudharabah dan musyarakah tidak dapat diterapkan. Murabahah muncul bukan hanya untuk menggantikan “bunga” dengan “keuntungan”, namun sebagai bentuk pembiayaan yang diperbolehkan oleh 10 Veithzal Rivai,Andrian Permata Veithzal dan Ferry N Idroes, Bank and Financial Institution Management. Hal. 780.