11
merupakan interaksi antara peran sosial social role, norma norms, dan identitas identity atas orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi.
Peran sosial adalah kaitan dari hak, tugas dan tanggungjawab, dan perilaku yang tepat dari orang-orang yang memiliki posisi tertentu dalam
konteks sosial. Norma adalah perilaku yang dianggap tepat dan diharapkan dalam suatu peran tertentu. Sedangkan identitas adalah berkaitan dengan
bagaimana seseorang menetapkan siapa dirinya dan bagaimana ia akan bertindak pada suatu situasi tertentu Praptapa, 2009.
2. Teori Audit
a. Definisi Audit
Hakekat mengenai auditing menurut Arens et. al. 2010 adalah sebagai berikut:
“The accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between
information and established criteria. Auditing should be done by a competent and independent person
”. “Auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau
pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria
yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen
”. Menurut Mulyadi 2010 auditing dijelaskan sebagai berikut:
”Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan
”.
12
Menurut Sukrisno Agoes 2009, pengertian auditing adalah: “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
” Menurut Rahayu dan Suhayati 2010, pengertian auditing
adalah: “Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Secara umum pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang yang kompeten
dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut Singgih dan Bawono, 2010. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah
suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan, dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen.
13
b. Standar Auditing