23
4 Pendapat tidak Wajar Adverse Opinion
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas
sesuai denga prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alas an pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak
utama dari hal yang menyebabkan pendapat diberikan terhadap laporan keuangan. Penjelasan tersebut harus dinyatakan dalam paragraph
terpisah sebelum paragrap pendapat. 5
Pernyataan tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion or No Opinion
Pernyataan auditor tidak memberiakan pendapat ini layak diberikan apabila :
a Ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien
maupun karena kondisi tertentu. b
Auditor tidak independen terhadap klien.
4. Etika
a Pengertian Etika
Etika dalam bahasa Yunani Suraida, 2005 terdiri dari dua kata yaitu: etos berarti kebiasaan atau adat, dan ethiokos bararti perasaan
batin atau kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. “Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang
kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi
24
tertentu”. Etika ethics menurut Arens, et. al. 2008 secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral.
Sebagai seorang auditor, tuntutan kepercayaan masyarakat atas mutu audit yang diberikan sangat tinggi, oleh karena itu etika
merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh auditor dalam melakukan tugasnya sebagai pemberi opini atas laporan keuangan.
Etika yang tinggi akan tercermin pada sikap, tindakan dan perilaku oleh auditor itu sendiri. Auditor dengan etika yang baik dalam
memperoleh informasi mengenai laporan keuangan klien pasti sesuai dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Pengembangan
kesadaran etis atau moral memainkan peranan kunci dalam semua area profesi akuntan Louwers, 1997 dalam Sabrina dan Juniarti, 2012
Secara umum bagi kehidupan profesi, kode etik profesi adalah serangkaian norma temlis yang mengatur perilaku anggota profesi dm
menetapkan prinsip-prinsip yang mendasar yang harus dipatuhi agar pelaksanaan
kinerja profesionalnya
dapat mencapai
tujuan penugasannya. Bagi profesi akuntan, kode etik diperlukan sebagai
panduan dan aturan terhadap seluruh anggota baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di dunia usaha, di instansi pemerintah,
maupun di dunia pendidikan dalam memenuhi tanggungjawab profesionalnya.
Untuk kalangan profesional, dimana pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian
25
asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan
mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat. Dalam kerangka inilah IAI
merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan enam prinsip etika yang harus dipodomani oleh semua anggota, serta aturan
etika dan interpretasi aturan etika yang wajib dipatuhi oleh masing- masing anggota kompartemen.
b Prinsip Etika
Prinsip-prinsip etika menurut Joseph Institute For Advancement of Ethics Arens, et. al. 2008 yang merupakan sebuah organisasi
nirlaba bagi pengembangan kualitas etika masyarakat, yaitu Dapat dipercaya, penghargaan, pertanggungjawaban, kelayakan, perhatian,
dan kewarganegaraan. 1
Dapat dipercaya trustworthiness Mencakup kejujuran, reliabilitas dan loyalitas. Kejujuran
menuntun itikad baik untuk mengemukakan kebenaran. Integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kesadara yang
tinggi, dalam situasi apapun. Reliabilitas berarti melakukan semua usaha yang masuk akal untuk memenuhi komitmennya. Loyalitas
adalah tanggung jawab untuk mengutamakan dan melindungi berbagai kepentingan masyarakat dan organisasi tertentu.
26
2 Penghargaan respect
Mencakup gagasan
seperti kepantasan
civility, kesopansantunan courtesy, ehormatan, toleransi, dan penerimaan.
Seseorang yang terhormat akan memperlakukan pihak lainnya dengan penuh pertimbangan dan menerima perbedaan keyakinan
pribadi tanpa berprasangka buruk. 3
Pertanggungjawaban responsibility Berarti beranggung jawab atas tindakan seseorang serta dapat
menahan diri. Pertanggungjawaban juga berarti berusaha sebaik mungkin dan member teladan dengan contoh, mencakup juga
ketekunan serta upaya untuk melakukan perbaikan. 4
Kelayakan fairness Kelayakan dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesamaan
penilaian, sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, dan keseksamaan. Perlakuan yang layak berarti bahwa situasi yang
serupa akan ditangani dengan cara yang seksama pula. 5
Perhatian caring Berarti sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pihak
lain dan mecakup tindakan yang mempehatikan kepentingan sesama serta memperlihatkan perbuatan baik.
6 Kewarganegaraan citizenship
Kewarganegaraan termasuk kepatuhan pada undang-undang serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara agar
27
proses dalam masyarakat berjalan dengan baik, antara lain pemungutan suara, bertindak sebagai juri pengadilan di Amerika
Serikat, dan melindungi sumber daya alam yang ada. c
Dilema Etika Arens, et. al. 2008 mendefinisikan dilema etika sebagai:
“Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Para auditor, akuntan, serta
pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilemma etika dalam karier bisnis mereka. Auditor yang menghadapi klien yang mengancam akan
mencari auditor baru kecuali bersedia menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa pengecualian, akan mengalami dilemma etika bila
pendapat wajar tanpa pengecualian itu tidak tepat.
Seorang auditor biasanya menghadapi dilema ketika menajemen menginginkan opini audit yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
yang sebenarnya. Karena auditor juga terikat oleh etika serta profesionalismenya yang melarang auditor untuk melakukan hal
tersebut. Dengan menegakkan etika profesionalismenya, seorang auditor akan tetap pada jalur yang benar sehingga proses audit yang
dilakukan dapat memberikan opini audit yang sesuai dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya Singleton, 2009.
Dalam tahun-tahun terakhir, telah dikembangkan kerangka kerja formal untuk membantu orang-orang menyelesaikan dilema etika.
Tujuan dari kerangka kerja seperti itu adalah untuk membantu orang- orang mengidentifikasikan isu-isu etis dan memutuskan serangkaian
tindakan yang tepat dengan menggunakan nilai dari orang itu sendiri. Pendekatan enam langkah berikut ini dimaksudkan agar dapat menjadi
28
suatu pendekatan yang relative sederhana untuk menyelesaikan dilema etika Arens, et. al., 2008, yaitu :
1 Memperoleh fakta yang relevan.
2 Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut.
3 Mementukan siapa yang akan terpengaruh oleh akibat dari
dilemma atika tersebut dan bagimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi.
4 Mengidentifikasi berbagai alternative yang tersedia bagi orang
yang harus menyelesaikan dilemma tersebut. 5
Mengidentifikasi konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap alternatif.
6 Memutuskan tindakan yang tepat.
5. Profesionalisme