Ruang Lingkup Sampel Penelitian Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada tahun 2012 dengan objek penelitian auditor Kantor Akuntan Publik KAP. Penelitian ini difokuskan kepada Pengaruh Etika, Profesionalisme, dan Pengalaman Audit terhadap Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik dalam proses pemeriksaan Laporan Keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu melakukan pengujian pengaruh antara tiga variabel independen, yaitu Etika, Profesionalisme, dan Pengalaman Audit. Sedangkan sebagai variabel dependen, yaitu Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta.

B. Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil objek auditor yang bertugas di Kantor Akuntan Publik KAP yang ada di Jakarta. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, sehingga penulis mempunyai kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan mudah. 47

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan kepada para auditor yang terdaftar di KAP yang tersebar di wilayah Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan analisis data.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtoris, dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2009.

2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau 48 valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan- pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid Ghozali, 2009. b. Uji Realibilitas Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Suatu konstuk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0, 60 Ghozali, 2009

3. Uji Asumsi Klasik

1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot P-Plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi 49 dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal Santoso, 2004. Penilitian ini juga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang memiliki kriteria untuk normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi a tertentu dalam penelitian ini digunakan a sebesar 0,05. Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. 2 Uji Multikolonieritas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor VIF Ghozali, 2009. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor VIF serta besaran korelasi antar variabel independen Ghozali, 2009. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen 50 haruslah lemah dibawah 0,5. Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko Ghozali, 2009. 3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas Ghozali, 2009. Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2009. Penelitian ini juga menggunakan uji Glejser untuk menguji heteroskedastisitas. Kriteria dari uji Glejser adalah apabila nilai t- statistik dari seluruh variabel masing-masing memiliki nilai p value 0.005, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian variabel tersebut tidak mengalami masalah heteroskedastisitas dan data tersebut dapat dikatakan bersifat homoskedastisitas. 51

4. Analisis Data

a. Analisis Regresi Berganda Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Keterangan: Y = Ketepatan pemberian opini akuntan publik α = Konstanta β1,..3 = Koefisien regresi X 1 = Etika X 2 = Profesionalisme X 3 = Pengalaman Audit e = error terms b. Analisis Koefisien Determinan Untuk mengetahui besarnya atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas X terhadap variabel berikut Y dipergunakan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut: KD = r 2 x 100 Keterangan: KD = Koefisien Determinan r = Koefisien korelasi 52 c. Uji Hipotesis 1 Uji t Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh signifikan dari variabel masing-masing independen terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan dengan derajat kepercayaannya. Apabila tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Demikian pula sebaliknya jika tingkat signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak. Bila Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen Ghozali, 2009. 2 Uji F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam variabel model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2009. Kriteria yang dipakai untuk membuat keputusan terhadap hasil uji hipotesis yang diuji adalah berdasarkan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yang merupakan probabilitas kesalahan sebesar 5 . 53 Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika Probabilitas 0,05 maka Ha ditolak 2 Jika probabilitas 0,05 maka Ha diterima

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini merupakan variabel independen X dan variabel dependen Y. Variabel-variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut: 1 Variabel Independen a Etika X 1 Variabel etika ini diukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan tentang kesadaran etis dan kepedulian pada etika profesi. Instrument pengukuran variabel ini menggunakan instrument pengukuran variabel yang digunakan oleh Justiana 2010. Semua item pertanyaan diukur pada skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju. b Profesionalisme X 2 Variabel profesionalisme ini diukur dengan pertanyaan- pertanyaan seberapa besar seorang auditor menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya dalam melaksanakan proses pengauditan; seberapa teguh seorang auditor pada profesinya jika mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih 54 besar; seorang auditor bekerja keras untuk membantu KAP dimana dia bekerja; selalu berpartisipasi dalam pertemuan eksternal auditor. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang digunakan oleh Syamsiah 2010. Semua item pertanyaan diukur pada skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju. c Pengalaman X 3 Variabel pengalaman audit ini diukur berdasarkan jangka waktu tahunberapa lama seorang auditor bekerja. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang digunakan oleh Sari 2011, semua item pertanyaan diukur menggunakan skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju. 2 Variabel Dependen

a. Ketepatan pemberian Opini Akuntan publik

Variabel ketepatan pemberian opini akuntan publik ini diukur melalui pemberian opini yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam macam-macam opini yaitu, Wajar Tanpa Pengecualian unqualified opinion, Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas unqualified opinion with explanatory language, Wajar dengan Pengecualian qualified opinion, Pendapat Tidak Wajar adverse opinion, dan Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat disclaimer of opinion or no opinion. Instrumen pengukuran ketepatan pemberian opini akuntan publik ini menggunakan instrumen yang 55 digunakan oleh Sari 2011 dan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Etika X1 1. Menurut anda, etika profesi menjadi salah satu penentu kesuksesan auditor. 1 Skala interval 2. Kepedulian pada etika profesi adalah sangat baik untuk dilaksanakan. 2 3. Nilai nilai yang Anda yakini dengan nilai-nilai yang ada dalam etika profesi auditor memiliki banyak kesamaan. 3 4. Aturan-aturan yang ada dalam etika profesi yang dikeluarkan oleh Institusi Akuntan Publik Indonesia telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik. 4 5. Kepedulian terhadap etika profesi dapat memberikan yang terbaik dalam melakukan setiap pekerjaan audit. 5 6. Menurut Anda, auditor adalah profesi terbaik dibanding dengan profesi lainnya 6 Bersambung pada halaman selanjutnya 56 Table 3.1 Lanjutan Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran 7. Dalam situasi saat ini, apabila ada sedikit perubahan yang tidak berkenan dihati Anda dapat mempengaruhi kepedulian Anda pada etika profesi. 7 Profesionalisme X 2 1. Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan. 8 Skala Interval 2. Saya akan tetap teguh pada profesi sebagai auditor meskipun saya mendapat tawaran pekerjaan lain dengan imbalan yang lebih besar. 9 3. Saya mau bekerja keras diatas batas normal untuk membantu KAP dimana saya bekerja. 10 4. Saya selalu berpartisipasi dalam pertemuan para eksternal auditor. 11 5. Saya merasa terlalu riskan untuk meninggalkan pekerjaan saya sekarang. 12 Bersambung pada halaman selanjutnya 57 Table 3.1 Lanjutan Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Pengalaman Audit X 3 1. auditor dikatakan berpengalaman apabila menjalankan tugasnya lebih dari 3 tahun. 13 Skala Interval 2. Pengalaman dapat membantu auditor mengetahui kekeliruan disuatu perusahaan berikut penyelesaiannya. 14 3. Pengalaman dalam pekerjaan pada umumnya dapat mengembangkan karir. 15 4. Pengalaman membantu auditor dalam mempertajam analisis masalah. 16 5. Pengalaman membantu auditor dalam memprediksi dan mendeteksi masalah secara profesional. 17 6. Pengalaman auditor berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat. 18 7. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki auditor, semakin besar kemampuan auditor dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada. 19 Bersambung pada halaman selanjutnya 58 Tabel 3.1 Lanjutan Variabel Indikator No. Butir Pertanyaan Skala Pengukuran Ketepatan Pemberian Opini Y 1. Pengalaman menentukan tepat atau tidaknya pemberian opini audit. 20 Skala Interval 2. Memiliki kemahiran professional dalam ketepatan pemberian opini audit. 21 3. Opini audir harus sesuai dengan temuan dan bukti audit yang ada. 22 4. Bukti yang cukup dan kompeten sehingga tepat dalam memberikan opini audit 23 5. Kesalahan yang material dapat mempengaruhi jenis opini yang akan diberikan oleh auditor. 24 6. Auditor menolak memberikan pendapat dikarenakan ketidakpastian yang terdapat dalam pos-pos laporan keuangan. 25 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, melalui e-mail, serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2012 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 Oktober 2012 hingga 18 Desember 2012. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 82 kuesioner atau 82. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 18 buah atau 18, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 41 buah atau 41, sedangkan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN, DAN PENGALAMAN, TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan, Dan Pengalaman, Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

1 7 17

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN, DAN PENGALAMAN, TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT Pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, Pengetahuan, Dan Pengalaman, Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 3 12

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

0 4 14

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

0 4 20

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN Pengaruh Kompetensi, Independensi, Profesionalisme Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderating (Studi

0 3 19

HUBUNGAN SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, ETIKA, PENGALAMAN DAN KEAHLIAN AUDIT DENGAN KETEPATAN Hubungan Skeptisisme Profesional Auditor, Etika, Pengalaman Dan Keahlian Audit Dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor Oleh Akuntan Publik Di Kota Surakarta.

0 1 12

Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit.

0 0 1

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit.

0 1 99

PENGARUH ETIKA, PENGALAMAN DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP KUALITAS AUDIT

0 1 15

PENGARUH PENGALAMAN, KEAHLIAN, SITUASI AUDIT, ETIKA, GENDER DAN INDEPENDENSI TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDITOR MELALUI SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR

1 1 16