D. Interpretasi Hasil Analisis
Pada siklus I, II, dan III dari hasil pengamatan menunjukkan siswa mulai merasa nyaman dan tidak tegang saat mengikuti kegiatan belajar matematika
dengan adanya penerapan teknik tutor sebaya. Meskipun, akan tetapi rata-rata skor yang dicapai mengalami peningkatan dari pada sebelum dilakukan intervensi
yang dilakukan saat survei pendahuluan. Selanjutnya pada siklus II kegiatan pembelajaran semakin membaik, siswa yang pada pertemuan siklus pertama
masih terbata-bata saat menjelaskan materi, disiklus II mengalami peningkatan, hal ini dibarengi juga dengan keberanian siswa untuk menanyakan dan
menanggapi materi saat berdiskusi. Nilai kecemasan siswa mulai dari kegiatan survei pendahuluan sampai kegiatan siklus tiga berakhir, dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Skor Kecemasan Siswa Dalam Belajar Matematika
Berdasarkan Angket Kecemasan Belajar Matematika
Kategori Pra intervensi
Siklus I Siklus II
Siklus III Kecemasan belajar rendah
17,5 17,5
20 20
Kecemasan belajar sedang 55
65 62,5
70 Kecemasan belajar tinggi
27,5 17,5
17,5 10
Rata-rata Skor 98,43
77,15 74,80
71,60 Indikator keberhasilan tercapai
Berdasarkan hasil observasi tentang aktivitas siswa melalui lembar observasi menunjukkan bahwa kecemasan siswa dalam belajar matematika dapat
dikurangi dengan adanya penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya. Pada siklus I hasil pengamatan melalui lembar observasi mendapatkan
skor rata-rata 24,85 dengan kategori kecemasan belajar siswa sedang, pada siklus II skor rata-rata hasil observasi berkurang menjadi 18,60 dengan kategori
kecemasan belajar siswa sedang. Dari aspek yang diamati skor kecemasan belajar siswa mengalami penurunan yang cukup baik. Siswa yang keberanian siswa
dalam menjawab materi didepan kelas, mengemukakan pendapat dan menanyakan materi yang tidak dipahami meningkat dari siklus I. Secara keseluruhan
pencapaian skor yang diamati mengalami peningkatan, namun indikator keberhasilan belum tercapai maka dilaksanakan siklus III. Hasil pengamatan pada
siklus III diperoleh rata-rata skor kecemasan siswa sebesar 16,88 dengan kategori kecemasan belajar siswa rendah. Skor tersebut menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan tercapai. Siswa terlihat santai dalam belajar dan suasana kelas saat belajarpun tidak tegang, keberanian siswa dalam menyampaikan materi,
memberikan ide saat diskusi dan menanyakan materi yang belum dipahami makin membaik. Untuk melihat peningkaatan skor rata-rata yang didapat siswa setiap
siklus, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Rekapitulasi Rata-rata Skor kecemasan Siswa
Berdasarkan Lembar Observasi Siswa
Siklus Rata-rata Skor
Kategori I
24,85 Kecemasan belajar sedang
II 18,60
Kecemasan belajar sedang III
16,88 Kecemasan belajar rendah
Indikator keberhasilan tercapai Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa siswa yang
diperoleh informasi bahwa penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya memberikan nuansa belajar yang baru bagi siswa. Belajar
dengan adanya tutor membuat siswa tidak khawatir saat menemui kesulitan, karena ada tutor sebagai tempat bertanya. Saat menanyakan
materi yang belum dipahamipun siswa merasa tidak malu karena yang mereka tanya merupakan teman mereka sendiri.
Siswa yang kemampuan matematikanya rendah, dengan belajar menggunakan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya memberikan
pengaruh positif terhadap pola belajar siswa tersebut. Seperti pernyataan yang dikatakan seorang siswa bahwa dia senang belajar dengan kelompok
tutor sebaya karena ketika ada materi yang belum jelas, siswa tersebut bisa langsung bertanya kepada tutor sebaya tanpa rasa malu dan takut.
Adapun hasil belajar matematika yang diperoleh dari siklus 1, 2 dan 3 terlihat mengalami peningkatan yang cukup baik. rata-rata tes akhir
siklus I sebesar 62 dan mengalami peningkatan di siklus II menjadi 73. Meskipun pada siklus III mengalami penurunan menjadi 71,5. Namun
rata-rata yang tersebut masih memenuhi SKBM yang ditetapkan sekolah. Perolehan skor rata-rata siswa tiap siklus disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.12 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Siklus I, II, dan III
Siklus I
Nilai siswa lebih dari rata-rata Nilai siswa kurang dari rata-rata
Jumlah Persentasi
Jumlah Persentasi
20 50
20 50
Siklus II
Nilai siswa lebih dari rata-rata Nilai siswa kurang dari rata-rata
Jumlah Persentasi
Jumlah Persentasi
23 57,5
17 42,5
Siklus III
Nilai siswa lebih dari rata-rata Nilai siswa kurang dari rata-rata
Jumlah Persentasi
Jumlah Persentasi
16 40
24 60
Dari Tabel 4.12 terlihat jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih dari rata-rata nilai tes keseluruhan meningkat dari mulai siklus I ke siklus II dan
menurun lagi pada siklus III. Meskipun terjadi penurunan rata-rata tes hasil belajar siswa pada siklus III, hal ini dianggap wajar karena materi pada pertemuan
ketiga dianggap memiliki kesukaran yang lebih bila dibandingkan dengan materi pada siklus II
E. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian