bergabung dalam satu kelompok, sehingga pembelajaran berjalan lebih kondusif dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus II. Kerja sama
dalam kelompok diskusipun begitu terlihat ketika siswa mengerjakan soal yang sulit terpecahkan.
Berdasarkan pengamatan melalui lembar observasi, ternyata hasil perolehan skor kecemasan siswa pada siklus III telah mencapai indikator
keberhasilan penelitian. Dengan adanya pemberian hadiah reword ketika menerapkan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya, hasil belajar tes
akhir siklus III sudah menunjukkan hasil yang baik. Meskipun rata-rata nilai tes siswa mengalami penurunan dari 73 menjadi 71,5. Kolaborator
menganggap hal ini wajar mengingat materi yang disampaikan pada siklus III lebih sulit dari materi siklus II dan penurunan nilai siswa masih
berada diatas SKBM yang telah ditetapkan. Selain menggunakan lembar observasi untuk mengukur kecemasan
yang dialami siswa dalam belajar matematika. Pada hari rabu, 02 februari 2011 siswa kelas VIII-D diberikan angket pengukur skala kecemasan
dalam belajar matematika untuk melihat kategori kecemasan belajar siswa pada siklus III. Hasil yang didapat adalah berkurangnya frekuensi siswa
yang berada pada kategori kecemasan belajar tinggi menjadi empat siswa
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya angket kecemasan siswa dalam belajar matematika. Instrumen ini disebarkan ke siswa
kelas penelitian pada hari rabu, 05 januari 2011 untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami siswa, kemudian skor hasil sebaran angket tersebut diuji
validitas dan reliabilitasnya. Dari 50 pernyataan, setelah diujikan ke siswa didapat jumlah pernyataan yang valid sebanyak 32 pernyataan. Dengan tingkat reliabilitas
0,926 reliabilitas tinggi. hasil dan contoh perhitungan validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 12 Selanjutnya peneliti mengkasifikasikan
kecemasan siswa kedalam beberapa kelas yaitu: kecemasan belajar rendah, kecemasan belajar sedang dan kecemasan belajar tinggi berdasarkan hasil jawaban
32 pernyataan angket yang telah didapat validitas dan reliabilitasnya. kemudian angket dengan jumlah 32 pernyataan disebarkan kembali untuk mengetahui
apakah ada peningkatan skor kecemasan siswa dalam belajar matematika setelah dilakukan intervensi tindakan berupa penerapan metode diskusi kelompok teknik
tutor sebaya dalam belajar matematika. Selain menggunakan angket untuk mengetahui peningkatan skors
kecemasan siswa, digunakan pula lembar observasi tertutup dan terbuka, dan wawancara untuk mengetahui aktivitas yang berkaitan dengan kecemasan siswa
setiap pertemuan pada siklus I, II dan III. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki keterpercayaan yang tinggi, dilakukan member chek.
Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah informasi tersebut
tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan memastikan kebenaran data. Untuk mendapatkan data yang absah dilakukan pula
teknik triangulasi melalui pengamatan terhadap aktivitas yang berkaitan dengan kecemasan siswa apakah menunjukkan peningkatan skor yang didapat dengan
dilakukannya intervensi tindakan berupa penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya dalam belajar matematika. Hal ini bertujuan untuk menggali
data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Lembar catatan hasil diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil
observasi yang diperoleh diakhir siklus dibaca berulang-ulang kemudian dilakukan reduksi data yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus
penelitian. Hal ini bertujuan agar data atau informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian dan menjaga kesesuaian dengan keadaan yang
sebenarnya. Untuk mengetahui apakah hasil wawancara dengan siswa tentang persepsi
siswa terhadap penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya serta dampaknya bagi peningkatan siswa didapat informasi yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya, wawancara dilakukan berulang kali disetiap akhir pertemuan. Siswa yang dipilih saat wawancara, diambil dari siswa yang prestasi belajarnya
rendah, sedang dan tinggi. Hal ini agar informasi yang diperoleh dapat mewakili siswa-siswa dalam kelas secara keseluruhan.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes akhir siklus siswa. Soal yang dibuat disesuaikan dengan kurikulum
sekolah mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. Soal tersebut sebelumnya dikonsultasikan dengan guru kolaborator yang
merupakan guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 21 Tangerang.
C. Analisis Data