Penilaian Kinerja Kinerja Karyawan

Ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk menilai kinerja secara kuantitatif Mulyadi,1997:  Ukuran kinerja unggul. Adalah ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran penilaian. Dengan digunakannya hanya satu ukuran kinerja, karyawan dan menejeman akan cenderung untuk memusatkan usahanya pada kriteria tersebut dan mengabaikan kriteria yang lainnya, yang mungkin sama pentingnya dalam menentukan sukses tidaknya perusahaan atau bagian tertentu.  Ukuran kinerja beragam. Adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja. Ukuran kinerja beragam merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria kinerja tunggal. Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga manajer dikur kinerjanya dengan berbagai kriteria.  Ukuran kinerja gabungan. Dengan adanya kesadaran beberapa kriteria lebih penting bagi perusahaan secara keseluruhan dibandingkan denggan tujuan lain, maka perusahaan melakukan pembobotan terhadap ukuran kinerjanya. Seperti: manajer pemasaran diukur kinerjanya denggan menggunakan dua unsur, yaitu profitabilitas dan pangsa pasar dengan pembobotan masing- masing 5 dan 4. Dengan cara ini manajer pemasaran mengerti yang hars ditekankan agar tercapai sasaran yang dituju manajer puncak. Dalam manajemen tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran keuangan, karena ukuran keuangan inilah yang dengan mudah dilakukan pengukurannya. Maka kinerja personel yang diukur adalah hanya yang berkaitan dengan keuangan, hal-hal yang sulit diukur diabaikan tau diberi nilai kuantitatif yyang tidak seimbang. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena adanya beberapa netode pengakuan, pengukuran,dan pengungkapan yang diakui dalam akuntansi, misalnya depresiasi,pengakuan kas, metode penentuan laba, dan sebagainya. Prof. Dr. Moeheriono, M.Si. mengatakan dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan Indikator Kinerja Utama IKU Bisnis dan Publik” indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan ex-ante, tahap pelaksanaan on going, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi ex-post.

2.2.3.4. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Karyawan

Pengukuran kinerja dalam bukunya The Goverment Performance Result Act, James B. Whittaker menyebutkan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas, serta untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran goal sand objectives. Elemen kunci dan sistem pengukuran kinerja adalah: 1. Perencanaan dan penetapan tujuan 2. Pengembangan ukuran yang relevan 3. Pelaporan formal atau hasil 4. Penggunaan informasi Ruang lingkup pengukuran kinerja, antara lain meliputi: 1. Kebijakan policy untuk membantu pembuatan dan penerapan kebijakan. 2. Perencanaan dan penganggaran untuk membantu perencanaan dan penganggaran atas jasa yang diberikan dan untuk memonitor perubahan terhadap rencana. 3. Kualitas quality untuk memajukan standardisasi atas jasa yang diberikan maupun keefektifan organisasi. 4. Kehematan economy untuk mereview pendistribusian dan keefektifan penggunaan sumber daya. 5. Keadilan equity untuk mayakini adanya distribusi yang adil dan dilayani semua masyarakat. 6. Pertanggungjawaban accountability untuk meningkatkan pengendalian dan memengaruhi pembuatan keputusan. Evaluasi kinerja diartikan sebagai kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu instansi pemerintah atau unit kerja dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja dan sekaligus sebagai suatu proses uumpan balik atas kinerja yang lalu dan mendorong adanya perbaikan produktivitas di masa mendatang. Manfaat evaluasi kinerja sebagai berikut: 1. Untuk perbaikan perencanaan, strategi, dan kebijakan. 2. Untuk pengambilan keputusan. 3. Untuk tujuan pengendalian program atau kegiatan. 4. Untuk perbaikan input, proses dan output, perbaikan tatanan atau sistem dan prosedur.

2.3. Model Analisis

Model analisis merupakan gambaran sederhana tentang hubungan di antara variabel Prasetyo, M. Jannah, 2005:75. Penelitian ini memperlihatkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel beban kerja akan mempengaruhi variabel kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Semakin beban kerja tinggi, maka kepuasan kerja dan kinerja karyawan akan menurun. Dengan begitu penyebab kepuasan kerja dan kinerja karyawan meningkat adalah beban kerja yang dirasakan karyawan.  Variabel X adalah variabel independen, yaitu variabel yang menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome John W. Creswell “Research Design” 2010:77. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah beban kerja.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Motivasi, Kepuasaan Kerja dan Disiplin Kerja Untuk Merubah Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Necis Group Medan

0 47 99

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TENAGA KERJA, KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN PENERAPAN PROGRAM HOUSEKEEPING DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI DIPO LOKOMOTIF

0 2 22

Analisis Tingkat Kepuasaan Kerja Dan KInerja Karyawan Sebagai Akibat Dari Beban Kerja Di Dipo LOkomotif Bandung

24 107 163

Analisis Budaya OrganisasiDan Kepuasaan Kerja Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Telkom Drive III Bandung

1 33 188

Beban Kerja Dan Stres Kerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Galamedia Bandung Perkasa

1 9 1

PENGARUH BEBAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUDI SEHAT DI SURAKARTA Pengaruh Beban Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Budi Sehat Di Surakarta.

1 5 15

KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPEMIMPINAN Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Masa Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Di Kantor PDAM Kabupaten

0 1 12

KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPEMIMPINAN Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Masa Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Di Kantor PDAM Kabupaten

0 1 18

(ABSTRAK) Pengaruh Kondisi Kerja Dan Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dipo Lokomotif Daop IV Semarang.

0 0 2

TAP.COM - PENGARUH STRES KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN ... 572 2285 1 PB

0 4 17