Metode dan Analisis Pengolahan Data

Produk didapat dari hasil pengalian antara rating yang dilakukan pada tahap awal dengan bobot faktor pada tahap kedua. 2. Mengukur Weighted Workload WWL WWL= Σ produk .......................................... 2 Setelah mengukur produk, dilanjutkan dengan mengukur beban kerja terukur. Nilai yang didapat adalah hasi dari penjumlahan produk. 3. Mengukur rata-rata WWL Rata-rata WWL = WWL15 .......................... 3 Setelah mengukur beban kerja terukur, maka langkah selanjutya adalah mengukur rata-rata beban kerja yang mana jumlah produk tersebut dibagi 15.

4. Interpretasi Hasil Nilai Skor

Berdasarkan penjelasan Fathirli dalam jurnalanya, dalam interpretasi hasil nilai skor, beliau mengambil gambaran interpretasi dari Hart dan Staveland 1981 dalam metode NASA-TLX, dimana skor beban kerja yang didapatkan terbagi dalam 5 bagian yaitu pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Hasil Perhitungan beban kerja Category Scale Very high 81-100 High 61 - 80 Moderate 41 - 60 Low 21 - 40 Very Low 0 - 20

2. Software SPSS

Didalam SPSS versi 20.0., dilakukan pengolahan data melalui:

1. Uji Validitas dan Realibilitas

Tujuan dilakukannya uji Validitas adalah untuk menggambarkan bahwa pertanyaan yang digunakan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Sedangkan uji Realibilitas adalah menggambarkan kekonsistenan jawaban seseorang terhadap pertanyaan dari waktu ke waktu.

2. Uji MSI Data Ordinal ke Interval

Karena penelitian ini menggunakan data ordinal, maka semua data ordinal terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval Harun Al Rasyid, 1994:131. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menghitung frekuensi f setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan. 2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi p setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi f dengan jumlah responden. 3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban 4. Menentukan nilai batas Z tabel normal untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban 5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut: Density at Lower limit – Density at Upper Limit Means of Interval = Area at Below Density Upper Limit – Area at Below Lower Limit Sumber : Umi Narimawati, 2010:47 Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut. Adapun di dalam proses pengolahan data MSI tersebut, peneliti menggunakan bantuan Additional Instrument Add-Ins dari Microsoft Excel 2010.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh antara Beban Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan di DIPO Lokomotif Bandung. Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan pengujian secara parsial, dimana: H 01 : β 1.1 = 0, Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja. H a1 : β 1.1 ≠ 0, Beban Kerja berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja. H 02 : β 2.1 = 0, Beban Kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan H a2 : β 2.1 ≠ 0, Beban Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Kriteria Pengujian  Jika t hitung ≥ t tabel 2,040 maka H ditolak, berarti Ha diterima.  Jika t hitung ≤ t tabel 2,040 maka H diterima, berarti Ha ditolak Kriteria uji: H ditolak apabila F hitung dari F tabel α = 0,05

4. Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan uji statistik yang bertujuan untuk mencari hubungan diantara dua variabel atau lebih, arah hubungan dan seberapa erat hubungan antara setiap variabel. Selanjutnya pada uji kecocokan model struktural terdapat dua ukuran yang sering digunakan, yaitu nilai R-square dan nilai statistik t. R-square untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya pengaruhketepatan konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk dependen. Kemudian menurut Imam Ghozali 2006:99 semakin besar nilai R-square berarti semakin baik model yang dihasilkan. Kemudian nilai statistik t yang besar lebih besar dari 2,040 juga menunjukkan bahwa model yang dihasilkan semakin baik. Ketentuan untuk melihat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel 3.7 dibawah ini. Tabel 3.3. Tingkat Keeratan Korelasi No Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan 1 0,000-0,199 Sangat rendahSangat Lemah 2 0,200-0,399 RendahLemah 3 0,400-0,599 Sedangmoderat 4 0,600-0,799 KuatErat 5 0,800-1,000 Sangat KuatSangat Erat sumber : sugiyono, 2009:250

5. Uji ANOVA

Uji ANOVA digunakan untuk menguji rancangan eksperimen dengan rancangan lebih dari 2 kelompok. Uji ini digunakan dalam uji parametrik sehingga asumsi penggunaan uji parametrik harus dipenuhi yaitu data berdistribusi normal, varians homogen dan diambil dari sampel yang acak. Disamping itu uji ini digunakan juga untuk menguji efektivitas suatu rancangan eksperimen yang akan digunakan.

6. Uji Regresi Linier Sederhana

Analisi regresi termasuk dalam uji statistik parametrik, yang termasuk dalam menguji prediksi, atau estimasi atau memperkirakan suatu kejadian variabel atas dasar data dari kejadian variabel yang telah ditentukan. Prediksi atau estimasi atau perkiraan, yang akan dicari berdasarkan perhitungan regresi yang ditetapkan. Uji regresi digunakan untuk memprediksi suatu variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam regresi linier sederhana terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya heterokedastisitas, dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. Metode statistik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dalam hal ini Beban Kerja X terhadap variabel dependen dalam hal ini Kepuasan Kerja Y1 dan Kinerja Karyawan Y2. Analisis ini dirumuskan dengan menggukan persamaan regresi sebagai berikut: Y1 = a + bX + E ................................................ 4 Keterangan: Y1 = Kepuasan Kerja. a = bilangan konstanta. b = koefisien regresi Beban Kerja. X = Beban Kerja. E = residual atau prediction error Y2 = a + bX + E .................................................. 5 Keterangan: Y2 = Kinerja Karyawan. a = bilangan konstanta. b = koefisien regresi Beban Kerja. X = Beban Kerja. E = residual atau prediction error

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.1. Pengumpulan Data Sekunder

PT. Kereta Api Persero merupakan suatu perusahaan yang telah lama berdiri di Indonesia dan selama perkembangannya telah beberapa kali mengalami perubahan status walaupun pada dasarnya sejak berdiri sampai sekarang merupakan bagian dari perusahaan milik negara. Bagi masyarakat Indonesia, kereta api sudah dikenal sejak abad ke-19 dan kereta api pertama yang dijalankan adalah antara Semarang dan Tanjung yang berjarak 26 Km pada tanggal 17 Juni 1868.

4.1.1. Nama dan Sejarah Perusahaan Kereta Api Indonesia

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan kereta api di desa Kemijen, Jum’at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij ” NV. NISM yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung 26 Km dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan kereta api antara Kemijen- Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang-Surakarta 110 KM, akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 KM, tahun 1870 menjadi 110 KM, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 KM dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 KM. Selain di Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di Aceh 1874, Sumatera Utara 1886, Sumatera Barat 1891, Sumatera Selatan 1914, bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan kereta api sepanjang 47 KM antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujung pandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan kereta api Pontianak- Sambas 220 KM sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta api. Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia mencapai 6.811 KM. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 KM raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan kereta api di sana. Jenis jalan rel kereta api di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm, 750 mm di Aceh dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang 1942 - 1943 sepanjang 473 KM, sedangkan jalan kereta api yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 KM antara Bayah-Cikara dan 220 KM antara Muaro-Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan kereta api Muaro-Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-Pekanbaru.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Motivasi, Kepuasaan Kerja dan Disiplin Kerja Untuk Merubah Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Necis Group Medan

0 47 99

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TENAGA KERJA, KONDISI LINGKUNGAN KERJA DAN PENERAPAN PROGRAM HOUSEKEEPING DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI DIPO LOKOMOTIF

0 2 22

Analisis Tingkat Kepuasaan Kerja Dan KInerja Karyawan Sebagai Akibat Dari Beban Kerja Di Dipo LOkomotif Bandung

24 107 163

Analisis Budaya OrganisasiDan Kepuasaan Kerja Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Telkom Drive III Bandung

1 33 188

Beban Kerja Dan Stres Kerja Berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Galamedia Bandung Perkasa

1 9 1

PENGARUH BEBAN KERJA DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT BUDI SEHAT DI SURAKARTA Pengaruh Beban Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt Budi Sehat Di Surakarta.

1 5 15

KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPEMIMPINAN Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Masa Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Di Kantor PDAM Kabupaten

0 1 12

KINERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPEMIMPINAN Kinerja Karyawan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Masa Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Di Kantor PDAM Kabupaten

0 1 18

(ABSTRAK) Pengaruh Kondisi Kerja Dan Keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dipo Lokomotif Daop IV Semarang.

0 0 2

TAP.COM - PENGARUH STRES KERJA DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN ... 572 2285 1 PB

0 4 17