12. Apakah ada anggota keluarga
Anda yang memiliki riwayat penyakit stroke lumpuh sebelah
badan, bicara pelo, lumpuh wajah satu sisi atau perdarahan
otak bukan karena trauma kecelakaan
0,718 Reliabel
Dari tabel diatas didapatkan bahwa seluruh item kuesioner yang diuji reabilitasnya memiliki hasil yang reliabel, dilihat dari seluruh item yang memiliki
nilai Cronbach ’s Alpha lebih dari 0,6. Seluruh item yang reliabel dapat
disimpulkan bahwa kuesioner ini akan tetap konsinten sehingga dapat digunakan di tempat yang berbeda dan responden yang berbeda.
4.3. Analisis Univariat
Pada analisis univariat ini akan digambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun variabel terikat.
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir dan faktor-faktor risiko stroke. Sedangkan variabel terikatnya adalah
risiko rendah, sedang dan tinggi dari stroke. Penelitian ini dilakukan pada 134 responden.
4.3.1. Gambaran Karakteristik Responden
Sebaran karakteristik responden pada penelitian ini yaitu sebaran responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan terakhir.
Tabel 4.6. Sebaran Karakteristik Responden N=134
No. Variabel
Kategori N
1. Usia
35-59 tahun 108
80,6 ≥ 60 tahun
26 19,4
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 41
30,6 Perempuan
93 69,4
3. Pekerjaan
Bekerja 47
35,1 Tidak bekerja
87 64,9
4. Pendidikan
terakhir Tidak sekolah
23 17,2
SD 48
35,8 SMP
26 19,4
SMA 35
26,1 Perguruan tinggi
2 1,5
Berdasarkan tabel 4.6, didapatkan sebaran usia responden di dominasi oleh usia 35-59 tahun yaitu sebanyak 108 orang 80,6. Untuk sebaran usia lebih dari
sama dengan 60 tahun didapatkan sebanyak 26 orang 19,4. Dilihat dari tabel diatas, sebaran jenis kelamin responden tidak merata. Ini
terlihat dari banyaknya jumlah responden jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 93 orang 69,4 sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak
41 orang 30,6. Hal ini disebabkan waktu pengambilan data di lakukan pada jam kerja sehingga kebanyakan laki-laki sedang tidak berada di rumah. Ini
merupakan salah satu faktor yang membuat tidak meratanya sebaran responden berdasarkan jenis kelamin.
Sebaran responden berdasarkan pekerjaan, dari 134 responden didapatkan sebanyak 47 35,1 orang yang bekerja dan 87 64,9 orang yang tidak bekerja.
Banyaknya sebaran responden yang tidak bekerja disebabkan kebanyakan responden adalah perempuan yang mayoritasnya tidak bekerja.
Untuk sebaran pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah responden berpendidikan SD yaitu sebanyak 48 orang 35,8, diikuti pendidikan
SMA, SMP, tidak sekolah, dan perguruan tinggi masing-masing 35 orang 26,1, 26 orang 19,4, 23 orang 17,2, dan 2 orang 1,5.
4.3.2. Gambaran Faktor Risiko Stroke pada Responden berdasarkan Stroke
Risk Scorecard
Variabel faktor risiko pada penelitian ini adalah tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan darah total, regularitas nadi, riwayat berdebar tak
teratur, perokok, kolesterol total, gula darah puasa, aktivitas fisik, indeks massa tubuh IMT, dan riwayat stroke dalam keluarga.
Tabel 4.7. Sebaran Faktor Risiko Stroke berdasarkan Stroke Risk Scorecard pada Responden N=134
No. Variabel
Kategori N
1. Tekanan darah sistolik
120 mmHg 21
15,7 120-139 mmHg
66 49,3
140 mmHg 47
35,1 2.
Tekanan darah diastolik
80 mmHg 16
11,9 80-89 mmHg
40 29,9
≥ 90 mmHg 78
58,2 3.
Tekanan darah total Normal
14 10,4
Pre-hipertensi 39
29,1 Hipertensi
81 60,4
4. Regularitas nadi
Reguler 134
100 Irreguler
5. Riwayat berdebar tidak
teratur Tidak pernah
111 82,8
Pernah 23
17,2 6.
Perokok Tidak merokok
100 74,6
Trying to quit 5
3,7 Merokok
29 21,6
7. Kolesterol total
Optimal 32
23,9 Borderline
38 28,4
Tinggi 64
47,8 8.
Gula darah puasa Normal
46 34,3
Borderline 67
50,0 Tinggi
21 15,7
9. Aktivitas Fisik
Tinggi 83
61,9 Sedang
26 19,4
Rendah 25
18,7 10. Indeks Massa Tubuh
IMT Normal
43 32,1
Berlebih 26
19,4 Obesitas
65 48,5
11. Riwayat stroke dalam keluarga
Tidak ada 115
85,8 Ada
19 14,2
Berdasarkan tabel di atas, hasil pemeriksaan tekanan darah sistolik didapatkan bahwa yang memiliki jumlah responden terbanyak di kategori tekanan
darah sistolik 120-139 mmHg pre-hipertensi yaitu 66 orang 49,3 dan yang terkecil adalah 21 orang 15,7 memiliki tekanan darah sistolik kurang dari 120
mmHg normotensi dan 47 orang 35,1 memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg hipertensi.
Dari hasil pemeriksaan tekanan darah diastolik didapatkan bahwa yang memiliki jumlah responden terbanyak yaitu 78 orang 58,2 memiliki tekanan
darah diastolik yang lebih dari sama dengan 90 mmHg hipertensi dan yang terbanyak selanjutnya adalah 40 orang 29,9 responden yang memiliki tekanan
darah diastolik 80-89 mmHg pre-hipertensi dan yang terkecil yaitu sebanyak 16 orang 11,9 memiliki tekanan darah dibawah 80 mmHg normotensi.
Tekanan darah dikatakan hipertensi bila sistol atau diastolik memenuhi kriteria hipertensi, yaitu bila sistolik lebih dari 140 mmHg atau diastolik lebih dari
sama dengan 90 mmHg. Bila tekanan darah memenuhi salah satu hal ini yaitu sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg, maka tekanan darah ini
masuk ke kategori pre-hipertensi. Dan untuk kategori normotensi, bila sistolik kurang dari 120 mmHg dan diastolik kurang dari 80.
Berdasarkan tabel 4.7. jumlah responden terbanyak yang memenuhi syarat untuk kategori hipertensi sebanyak 81 orang 60,4, dan 39 orang 29,1
masuk ke dalam kategori pre-hipertensi, dan jumlah responden terkecil yaitu 14 orang 10,4 masuk ke dalam kategori normotensi.
Pemeriksaan regularitas nadi ditujukan untuk memeriksa adanya ketidakteraturan nadi selama 1 menit, ini merupakan screening sederhana untuk
mendeteksi adanya Atrial Fibrilasi AF. Untuk hasil pemeriksaan regularitas nadi semua responden yaitu 134 orang 100 memiliki denyut nadi yang regular.
Hasil yang constant ini dipengaruhi pemeriksaan regularitas nadi ini hanya dalam satu waktu sehingga tidak bisa menilai secara keseluruhan denyut nadi.
Hasil dari pertanyaan “apakah Anda memiliki riwayat berdebar yang tidak teratur?”, sebanyak 111 orang 82,8 menjawab pernah sedangkan sisanya yaitu
23 orang 17,2 menjawab tidak pernah. Hasil yang tidak bervariasi ini bisa dipengaruhi oleh pertanyaan yang dibuat sulit di engerti oleh responden sehingga
berpengaruh kepada jawaban responden. Selain itu juga dipengaruhi oleh recall bias responden karena tidak setiap orang mengerti bagaimana berdebar tidak
terartur dan tidak setiap orang mengingat pernah berdebar tidak teratur. Pada penelitian ini didapatkan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu
100 orang 74,6 tidak mempunyai kebiasaan merokok dan jumlah terkecil sebanyak 5 orang 3,7 yang trying to quit smoking dan 29 orang 21,6
lainnya mempunyai kebiasaan merokok. Banyaknya persentase yang tidak merokok dipengaruhi oleh banyaknya responden perempuan yang tidak memiliki
kebiasaan merokok dibandingkan responden laki-laki. Dari hasil pemeriksaan kolesterol didapatkan bahwa jumlah responden
terbanyak yaitu 64 orang 47,8 memiliki kadar kolesterol ≥ 240 mgdl
kemudian 38 orang 28,4 memiliki kadar kolesterol 200-239 mgdl dan sebanyak 32 orang 23,9 memiliki kadar kolesterol 200 mgdl. Dapat
disimpulkan bahwa 47,8 masyarakat di sekitar KPKM Buaran memiliki kadar kolesterol yang cukup tinggi.
Kadar gula darah puasa GDP ≥ 126 mgdl masuk ke kategori GDP tinggi,
kadar GDP 100-125 masuk ke kategori borderline, dan kadar GDP 100 merupakan GDP normal. Berdasarkan tabel di atas, jumlah responden terbanyak
yaitu 67 orang 50 memiliki kadar GDP yang borderline yaitu 100-125 mgdl, sedangkan jumlah terkecil sebanyak 21 orang 15,7 yang memiliki kadar GDP
tinggi yaitu ≥ 126 mgdl dan 46 orang 34,3 lainnya memiliki kadar GDP yang normal yaitu 100 mgdl.
Aktivitas fisik dibagi menjadi 3 kategori yaitu aktivitas tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokan ini berdasarkan jenis kegiatan fisik dan waktu. Aktivitas
tinggi bila dalam satu minggu, responden melakukan kegiatan fisik berat minimal selama 150 menit atau melakukan kegiatan fisik sedang minimal selama 300
menit. Aktivitas sedang bila dalam satu minggu, responden melakukan kegiatan fisik berat minimal selama 75 menit atau melakukan kegiatan fisik sedang
minimal selama 150 menit. Sedangkan aktivitas rendah adalah bila kegiatan fisik responden tidak memenuhi kriteria aktivitas fisik sedang dan tinggi.
Dari tabel di atas, didapatkan bahwa 83 orang 61,9 masuk ke dalam kategori aktivitas fisik tinggi, sedangkan responden yang masuk ke dalam
kategori sedang dan rendah memiliki jumlah responden yang hampir sama yaitu sebanyak 26 orang 19,4 dan 25 orang 18,7.
Indeks massa tubuh IMT dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu normal, berat badan berlebih overweight, dan obesitas. IMT kurang dari 23,0
dimasukkan ke dalam kategori normal, IMT antara 23,0-24,9 dimasukkan ke dalam kategori berat badan berlebih, dan IMT 25,0 atau lebih dimasukkan ke
dalam kategori obesitas. Berdasarkan IMT, jumlah terbanyak responden yaitu 65 orang 48,5 masuk ke dalam kategori obes, sedangkan jumlah terkecil
sebanyak 26 orang 19,4 masuk kategori berat badan berlebih dan 43 orang 32,1 lainnya masuk ke dalam kategori normal.
Lingkup riwayat keluarga pada penelitian ini adalah ayah, ibu, anak, saudara kandung, kakek dan nenek kandung. Sebanyak 115 orang 85,8
menjawab tidak ada riwayat keluarga yang mengalami stroke sedangkan 19 orang 14,2 menjawab ada riwayat keluarga yang mengalami stroke.
4.3.3. Gambaran Tingkatan Risiko Stroke