2.1.4. Gejala dan Tanda Stroke
Stroke semakin cepat ditangani maka prognosisnya akan semakin baik pula. Setiap 1 menit yang terlewati tanpa penanganan sehingga aliran darah ke
otak tetap tersumbat, maka akan ada 1,9 juta neuron yang hilang. Berikut 5 gejala stroke
15
: -
Merasa kebasmati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, kaki, terutama hanya satu sisi tubuh secara tiba-tiba.
- Menjadi bingung, sulit berbicara, dan sulit memahami secara tiba-tiba.
- Mengalami masalah dalam melihat pada satu mata atau pada kedua
mata secara tiba-tiba. -
Ada masalah dalam berjalan, merasa pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi secara tiba-tiba.
- Nyeri kepala hebat tanpa sebab yang jelas secara tiba-tiba.
Tanda bahaya lainnya juga bisa terjadi “double vision”, mengantuk, dan mual muntah. Terkadang tanda-tanda bahaya tersebut hanya beberapa enit
kemudian menghilang. Episode singkat ini disebut dengan transient ischemic attacks TIAs atau mini-stroke.
15
Setiap tatalaksana yang tepat dapat mengurangi kerusakan akibat stroke. Pasien yang sampai di ruang gawat darurat dalam 3 jam
dari onset gejala akan 3 kali lebih sehat dibanding pasien yang penangananya terlambat.
16
2.1.5. Klasifikasi Stroke
2.1.5.1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika arteri yang menyuplai oksigen tersumbat. Sumbat darah sering menyebabkan stroke iskemik. Ada dua
tipe stroke iskemik, yaitu stroke trombotik dan stroke embolik. Pada stroke trombotik, pembentukan sumbat darah atau trombus terjadi di arteri yang
menyuplai otak. Pada stroke embolus, sumbat darah atau zat lain seperti plak, material lemak berjalan melalui pembuluh darah dan tersangkut di
arteri otak. Sumbat darah ini dinamakan embolus. Diperkirakan sekitar
duapertiga stroke iskemik adalah karena trombosis, sedangkan sepertiganya disebabkan oleh emboli.
3, 18
Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah menuju otak yang mengakibatkan sel saraf dan sel lainnya mengalami gangguan karena
terhentinya suplai oksigen dan glukosa yang dibawa oleh darah. Penurunan atau terhentinya aliran darah ini dapat menyebabkan neuron berhenti
berfungsi. Bila gangguan suplai darah ini berlanjut maka dapat menyebabkan kematian sel. Akan tetapi, apabila aliran darah dapat
diperbaiki segera, maka kerusakan yang terjadi dapat sangat minimal.
15
2 .1.5.2.
Stroke Hemorargik
Stroke hemorargik terjadi apabila arteri otak pecah. Tekanan yang ditimbulkan oleh darah yang bocor menyebabkan kerusakan sel otak. Ada
dua tipe stroke hemorargik, yaitu stroke hemorargik intra serebral dan stroke hemorargik sub-arakhnoid. Pada stroke hemorargik intra serebral,
pembuluh darah yang ruptur berada di dalam serebral atau otak. Sedangkan stroke hemorargik sub-arachnoid, pembuluh darah yang ruptur
berada di permukaan otak, tepatnya di lapisan sub-arachnoid. Perdarahan
Gambar 2.1. Patofisiologi Stroke Iskemik
18
Sumber : National Heart, Lung, and Blood Institute, 2014
ini terjadi diantara lapisan dalam dan lapisan tengah membran yang melapisi otak. Stroke hemorargik dapat menyebabkan bocornya darah dari
plasma ke jaringan sekitar otak dan menyebabkan peningkatan intra kranial. Pembengkakan dan tekanan menyebabkan kerusakan jaringan di
otak dan bisa mendorong batang otak.
18
2.1.6. Pencegahan Stroke
Dalam merumuskan cara pencegahan bagi suatu penyakit, maka patut diketahui terlebih dahulu. Stroke bisa dicegah, terutama dengan mengontrol faktor
risiko masing-masing individu.
19
A. Pencegahan Primer
Dalam pencegahan primer, yaitu pasien belum pernah mengalami TIA ataupun stroke dan sangat dianjurkan. Pencegahan primer dapat dilakukan
dengan mengetahui secara dini pengendalian faktor risiko, caranya adalah dengan mempertahankan gaya hidup sehat, yaitu :
37
1. Hentikan kebiasaan merokok
2. Penurunan berat badan atau dipertahankan sesuai berat badan ideal IMT
25 kgm
2.
3. Makan makanan sehat: perbanyak buah dan sayur.
Gambar 2.2. Patofisiologi Stroke Hemorargik
18
Sumber : National Heart, Lung, and Blood Institute, 2014
4. Olahraga yang cukup dan teratur dengan melakukan aktivitas fisik yang
punya nilai aerobik seperti jalan cepat, bersepeda dan berenang minimal 30 menit dan minimal 3 kali dalam seminggu.
5. Pemeriksaan rutin kolesterol. Kadar kolesterol dalam darah harus kurang
dari 200 mgdl. 6.
Pemeriksaan rutin gula darah. Kadar gula darah uasa harus dibawah 100 mgdl.
7. Pemeriksaan rutin tekanan darah. Pertahankan tekanan darah 12080
mmHg. 8.
Penggunaan obat anti-hipertensi, warfarin, anti-platelet, statin bila diperlukan dan sesuai petunjuk dokter.
B. Pencegahan Sekunder
19
Dilakukan pada orang yang pernah mengalami TIA atau memiliki riwayat stroke sebelumnya agar tidak terjadi stroke berulang, yaitu dengan A,B,C,D,E :
1. Anti-platelet aspirin, klopidogrel, extended-release diprydamole,
ticlopidine dan antikoagulan warfarin 2.
Blood pressure penurunan tekanan darah 3.
Cessation of cigarette smoking berhenti merokok, cholesterol-lowing medications konsumsi obat-obatan penurun kolesterol, carotid
revascularization revaskularisasi arteri karotis 4.
Diet: diet yang dianjurkan adalah Dietary Approaches to Stop Hypertension DASH atau Mediterranean diets.
5. Exercise latihan sesuai anjuran AHA.
2.2. Stroke Risk Scorecard
Stroke Risk Scorecard adalah salah satu skoring yang digunakan untuk mengetahui tingkat faktor risiko stroke individu yaitu low risk risiko rendah,
caution risiko sedang dan high risk risiko tinggi. Faktor risiko yang dipakai pada tools ini adalah tekanan darah, kolesterol, merokok, kadar gula darah puasa,
aktivitas fisik, indeks massa tubuh, riwayat stroke pada keluarga dan riwayat atrial fibrilasiregularitas nadi. Stroke Risk Scorecard banyak digunakan untuk
memprediksi risiko seorang individu untuk terkena stroke.