dari diabetes mellitus dan 21 dari penyakit jantung iskemik disertai oleh peningkatan indeks massa tubuh diatas 21.
10,36
Dalam suatu studi meta-analisis menyebutkan bahwa setiap peingkatan 5 kgm
2
dari individu yang memiliki IMT lebih dari 25 kgm
2
maka akan diikuti peningkatan mortalitas stroke sebanyak 40. Maka dari itu, dianjurkan
penurunan berat badan pada orang dengan obesitas sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan risiko stroke.
19
8. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik atau olahraga merupakan bentuk pemberian rangsangan berulang pada tubuh. Aktivitas fisik sangat berhubungan dengan faktor risiko
stroke, yaitu hipertensi dan aterosklerosis. Orang yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi dapat menurunkan risiko stroke. Hal ini disebabkan oleh aktivitas
fisik yang dapat membuat lumen pembuluh darah menjadi lebih lebar dan lebih elastis. Oleh karena itu, darah dapat melalui pembuluh darah dengan
lebih lancar.
25.
Rekomendasi aktivitas fisik dari Central for Disease Control and Prevention CDC American College of Sports Medicine ACSM consensus
statement and surgeon General’s Report adalah melakukan aktivitas sedang 30 menit atau lebih setiap harinya. Aktvitas sedang yang dimaksud adalah
kegiatan yang sebanding dengan berjalan cepat sekitar 2 sampai 4 mil per jam yaitu berbagai tugas rumah tangga, bersepeda, berenang, dan lain-lain.
Dengan melakukan 30 menit dari aktivitas sedang harian tersebut energi yang dikeluarkan per minggu adalah 600-1200 kalori.
13
2.1.3. Patogenesis Patofisiologi Stroke
Stroke merupakan gangguan pasokan aliran darah otak yang dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri yang membentuk sirkulus Wilisi: arteri karotis
interna dan sistem vertebrobasiler atau semua cabang-cabangnya. Apabila aliran darah ke jaringan terputus selama 15-20 menit, akan terjadi infark atau kematian
jaringan. Oklusi di satu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut, karena kemungkinan ada sirkulasi kolateral
yang cukup untuk daerah tersebut. Proses patologis yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah otak.
Patologinya dapat berupa:
16
1. Kelainan pada pembuluh darah itu sendiri, contoh : aterosklerosis,
trombosis, ruptur pembuluh darah atau peradangan 2.
Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, contoh: syok atau hiperviskositas darah
3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang
berasal dari jantung atau ekstrakranium 4.
Ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subarakhnoid Stroke merupakan penyakit multikausal, antar faktor risiko saling
berkaitan untuk menyebabkan stroke. Penyebab terbesar untuk stroke adalah aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakit dimana kumpulan lemak
disebut plak yang mengisi dinding dalam pembuluh darah. Plak dapat mengeras dan mempersempit pembuluh darah dan membatasi aliran darah ke organ dan
jaringan. Plak tersebut bisa ruptur atau pecah sehingga menyebabkan platelet menempel di tempat cedera dan membentuk sumbat darah blood clots. Sumbat
darah ini dapat menyumbat sebagian ataupun seluruh lumen arteri.
10
Pecahan plak tersebut mengikuti sirkulasi tubuh dan dapat terjebak di arteri yang berukuran kecil seperti arteri otak. Hal ini membuat aliran darah yang
membawa oksigen dan nutrisi jadi terhambat, sehingga sel yang tidak mendapat asupan akan mati. Penyempitan pembuluh darah oleh penumpukan plak juga
dapat meningkatkan resistensi perifer dan terjadi peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi bila mengenai pembuluh darah yang mudah pecah
seperti pada aneurisma. Bila pembuluh darah tersebut pecah maka akan terjadi ”sudden bleeding” atau perdarahan mendadak. Darah akan keluar ke
jaringan dan menyebabkan pembengkakan jaringan dan peningkatan tekanan intrakranial.
10
2.1.4. Gejala dan Tanda Stroke