Hasil ini berbeda pada penelitian Rico J et al di RS Kota Semarang yang menyatakan bahwa kadar gula darah terbukti tidak memiliki hubungan yang
bermakna dengan kejadian stroke pada usia muda p=0,42 p0,05.Namun, risiko untuk terjadinya stroke
pada usia muda pada responden dengan kadar GDP ≥126 mgdl 1,51 kali lebih besar dibanding dengan responden yang memiliki kadar
GDP 12 mgdl.
29
American Diabetes Association ADA memaparkan bahwa responden yang diabetes memiliki risiko terkena stroke 2-4 kali lebih besar
dibanding responden yang bukan diabetes.
30
4.4.5. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Risiko Stroke
Tabel 4.13 Sebaran Responden berdasarkan Aktivitas Fisik dan Tingkat Risiko Stroke
Aktivitas Fisik
Tingkat Risiko Stroke
Total Rendah
Sedang Tinggi
n n
n N
Tinggi 40
48,2 20
24,1 23
27,7 83
100 Sedang
3 11,5
15 57,7
8 30,8
26 100
Rendah 1
4 2
8 22
88 25
100 Total
44 32,8
37 27,6
53 39,6
134 100
p-value = 0,000
Hasil analisis hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat risiko stroke diperoleh bahwa responden dengan aktivitas fisik rendah yang memiliki risiko
tinggi lebih banyak 88 daripada responden dengan aktivitas fisik sedang 30,8 ataupun responden dengan aktivitas fisik tinggi 27,7. Sedangkan
jumlah responden dengan aktivitas fisik rendah yang memiliki risiko rendah lebih sedikit 4 daripada responden dengan aktivitas fisik sedang 11,5 ataupun
responden dengan aktivitas fisik tinggi 48,2. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 p 0,01. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
antara tingkat aktivitas fisik dengan tingkat risiko stroke. Hasil ini mendukung penelitian Yusuf Budi et al yang menyatakan bahwa
secara statistik ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik pada pria
dengan stroke iskemik akut. Laki-laki dengan aktivitas fisik yang rendah berisiko 13,95 kali untuk mengalami stroke iskemik daripada orang dengan aktivitas fisik
tinggi.
31
Jian Li dan Johannes S. dalam penelitiannya memaparkan bahwa aktivitas fisik tingkat tinggi mempunyai efek menguntungkan pada kesehatan
kardiovaskular dengan menurunkan risiko stroke pada laki-laki dan perempuan sebanyak 20-30, sedangkan aktivitis fisik tingkat sedang menurunkan risiko
cardiovascular disease CVD sebanyak 10-20.
32
4.4.6. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Tingkat Risiko Stroke
Tabel 4.14 Sebaran Responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh IMT dan Tingkat Risiko Stroke
Indeks Massa
Tubuh Tingkat Risiko
Stroke Total
Rendah Sedang
Tinggi n
n n
N
Ideal 25
58,1 8
18,6 10
23,3 43
100 Overweight
9 34,6
11 42,3
6 23,1
26 100
Obesitas 10
15,4 18
27,7 37
56,9 65
100 Total
44 32,8
37 27,6
53 39,6
134 100
p-value= 0,000 Hasil analisis hubungan antara indeks massa tubuh IMT dengan tingkat
risiko stroke diperoleh bahwa responden dengan obesitas yang memiliki risiko tinggi lebih banyak 56,9 daripada responden dengan overweight 23,1
ataupun responden dengan IMT ideal 23,3. Sedangkan jumlah responden dengan obesitas yang memiliki risiko rendah lebih sedikit 15,4 daripada
responden dengan overweight 34,6 ataupun responden dengan IMT ideal 58,1. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 p 0,01. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan tingkat risiko stroke.
Hasil ini mendukung penelitian Lely Ophine pada 42 sampel di RSUP H. Adam Malik Medan yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan antara
obesitas dan stroke dengan nilai p = 0,013 p0,05.
33
Penelitian di RS di Medan oleh Fazidah AS menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kegemukan dengan
terjadinya stroke dengan p=0,029 p0,05.
27
4.4.7. Hubungan antara Riwayat Stroke dalam Keluarga dengan Tingkat