calon dokter mempunyai peranan yang penting untuk mewujudkan kualitas dokter yang baik dalam melayani pasien, dan didapatkan hasil bahwa sebagian
besar pendapat dokter umum dan dokter spesialis hampir sama tentang keterampilan interpersonal yang harus dimiliki oleh dokter yang ideal.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic 2001-2002 dari 192 pasien yang didapatkan dari 14 divisi spesialistik secara random sampling,
disimpulkan ada 7 kebiasaan ideal seorang dokter yang diharapkan pasien, antara lain: percaya diri, empati, mempunyai jiwa kemanusiaan, personalitas
yang baik, hormat dan peduli, terus terang, serta menyeluruh holistik. Pada penelitian ini responden juga mengungkapkan harapannya terhadap
keterampilan apa yang seharusnya dimiliki oleh dokter yang ideal, dan hasilnya adalah sikap berikut: komunikatif, informatif dan edukatif, profesional, empati,
memahami pasien, sabar, menengar dengan baik, dan selalu berusaha meningkatkan keterampilan komunikasi yang dimilikinya. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa keterampilan komunikasi interpesonal dokter-pasien merupakan hal yang dapat dipelajari dan ditingkatkan kualitasnya. Adapula
yang mengharapkan dokter memiliki attitude sebagai dokter muslim lulusan kedokteran UIN, karena target yang diharapkan UIN adalah dokter dengan
kemampuan seven stars doctor, sehingga kualitas lulusan UIN Jakarta tidak kalah dengan fakultas kedokteran lain.
18
Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa responden paling banyak memilih waktu berkonsultasi selama 8-15 menit bagi seorang dokter
ideal menemui pasien, hal ini sudah sesuai dengan IDI 2008 telah merumuskan Panduan Kompensasi Dokter dan Jasa Medik yang standar untuk
seluruh dokter di Indonesia bahwa waktu yang moderat untuk bertatap muka antara 8-15 menit atau sekitar 4 pasien dalam satu jam.
15
4.3. Keterbatasan Penelitian
4.3.1. Penelitian ini hanya dilakukan di satu tempat saja yaitu Program Studi
Pendidikan Dokter UIN Jakarta dan beberapa subjek penelitian tidak dapat berpartisipasi dengan berbagai alasan, sehingga hasil yang didapat
tidak dapat menggambarkan persepsi dokter terhadap keterampilan interpersonal dokter-pasien menurut akademisi dokter umum dan dokter
spesialis secara umum. 4.3.2.
Penelitian ini hanya dilakukan secara deskriptif karena keterbatasan jumlah sampel, sehingga tidak dapat dilakukan analisis untuk mengetahui
perbedaan persepsi dokter terhadap keterampilan interpersonal dokter- pasien menurut akademisi dokter umum dan dokter spesialis secara
umum.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Berdasarkan persepsi dokter di PSPD FKIK UIN Jakarta terhadap 11 poin
pertanyaan tentang komunikasi interpersonal , didapatkan hasil sebagai
berikut:
- Sebanyak 100 responden baik dokter umum dan dokter spesialis sependapat bahwa seorang dokter harus mampu menjelaskan dengan
gamblang tentang pengobatan yang harus dilakukan oleh pasien.
- terdapat 12 dokter spesialis yang tidak setuju terhadap kemampuan dokter untuk mengapresiasi tindakan dan jenis pengobatan yang telah
dilakukan oleh pasien.
- Hanya 1 orang dokter spesialis atau 4 yang tidak setuju terhadap kemampuan dokter untuk terlihat tenang selama pemeriksaan dan
menenangkan pasien.
- Seluruh dokter umum dan dokter spesialis sependapat bahwa dokter
harus mampu memperhatikan pasiennya saat berbicara.
- Hanya 9,1 dokter umum yang tidak sepakat dengan kemampuan dokter
dalam menjelaskan diagnosis dengan suara tegas.
- Lebih banyak dokter spesialis yang tidak sepakat dengan kemampuan dokter untuk menanyakan daerah tempat tinggal pasien yaitu sebanyak
16 sedangkan dokter umum yang menyatakan pendapat demikian
hanya 4,5 saja.
- Kemampuan dokter untuk mengingat nama pasien dengan baik hampir sama menurut dokter spesialis sebanyak 80 yang setuju dan 72,7
dokter umum menyatakan hal yang sama.
- Dokter harus mampu memberi penjelasan yang lengkap tentang penyakit pasien dan hal ini disetujui oleh seluruh reponden baik dokter umum
maupun dokter spesialis.
- Hanya 13,6 dokter umum yang menyatakan tidak setuju atas kemampuan dokter untuk menyapa pasien dengan memanggil nama
pasien, sisanya berpendapat tentang hal yang sebaliknya.
- Hampir seluruh responden sependapat, yakni sebanyak 100 dokter spesialis dan 90,9 dokter umum menyatakan bahwa seorang dokter
harus mampu menjelaskan riwayat penyakit pasien dari awal hingga
tuntas kepada pasien.
- Terkait dengan usaha dokter untuk menyembunyikan diagnosa penyakit sebanyak 95,5 dokter umum dan 84 dokter spesialis tidak sepakat
dengan pernyataan tersebut.
5.1.2. Berdasarkan pertanyaan mengenai waktu pemeriksaan ideal yang dilakukan
oleh seorang dokter, jawaban paling banyak menurut akademisi dokter
umum dan dokter spesialis yaitu antara 8-15 menit setiap pertemuan.
5.1.3. Berdasarkan pertanyaan mengenai harapan akademisi dokter umum dan
dokter spesialis tentang keterampilan komunikasi interpersonal yang harus dimiliki seorang dokter, sebagian besar responden menginginkan seorang
dokter lebih komunikatif saat berhadapan dengan pasien.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi peneliti berikutnya
- Melakukan penelitian selanjutnya yang tidak terbatas pada satu tempat saja, sehingga hasil yang didapatkan dapat dilakukan analisis dan
menggambarkan perbedaan persepsi menurut akademisi dokter umum dan dokter spesialis secara umum.
- Membandingkan hasil penelitian selanjutnya dengan melakukan analisis bivariat dalam menentukan perbedaan persepsi komunikasi interpersonal
dokter-pasien menurut dokter umum dan dokter spesialis. - Membandingkan antara persepsi dokter yang berpraktik dengan yang
tidak berpraktik atau dokter yang melakukan tindakan dengan yang tidak melakukan tindakan terhadap pasien.