4. Faktor-faktor situasional beban pasien, tingkat kenalan dan sifat masalah
yang diajukan Dengan  bertambahnya  tingkat  profesi  kedokteran,  misal  dari  dokter
umum  kemudian  melanjutkan  pendidikan  menjadi  dokter  spesialis;  atau  dari dokter spesialis menjadi  dokter subspesialis  tentunya mempunyai  pengalaman
dan  tingkat  keilmuan  yang  lebih  tinggi  yang  secara  teori  akan  mempengaruhi persepsi seseorang termasuk persepsi dalam keterampilan interpersonal dokter-
pasien.
2.5. Komunikasi dalam Perspektif Islam
Kemampuan  bicara  atau  berkomunikasi  merupakan  salah  satu  potensi yang  dianugerahkan  oleh  Allah  kepada  manusia  sehingga  dapat  berinteraksi
dan  membangun  hubungan  sosial  dengan  orang-orang  di  sekitarnya.  Seperti disampaikan dalam Al Quran surat Ar-rahman ayat: 4  yang berbunyi:
ايب ه لع, yang artinya
“mengajarnya pandai berbicara”. Syaukani dalam Tafsir Fath al- Qadir  mengartikan  al-bayan  sebagai  kemampuan  berkomunikasi.  Dalam  ayat
tersebut  kita  dapat  ketahui  bahwa  manusia  diberikan  bekal  hidup  oleh  Allah swt, salah satunya adalah kemampuan berkomunikasi.
Anugerah  berbicara  ini  sebaiknya  digunakan  dengan  sebai-baiknya  dan berhati-hati,  karena  kerapkali  manusia  kurang  memikirkan  apa  yang
dibicarakannya, apakah akan menyusahkan dirinya atau malah menyakiti orang lain. Rasul juga telah mengajarkan etika berbicara sebagai mana hadist berikut
ini: Diriwayatkan  dari  Abu  Hurairah  r.a.  bahwa  Rasulullah  saw.  bersabda:
“Barang  siapa  yang  beriman  kepada  Allah  swt.  dan  hari  kiamat  maka hendaklah ia berkata pada perkara yang baik atau diamlah, Barang siapa yang
beriman  kepada  Allah  swt.  dan  hari  kiamat    maka  hendaklah  ia  memuliakan tetangganya,  Barang  siapa  yang  beriman  kepada  Allah  swt.  dan  hari  kiamat
maka he ndaklah ia memuliakan tamunya”.
Sedangkan  etika  yang  dimaksud  dalam  perspektif  Islam  sebenarnya adalah etika tetap berpegang teguh pada sumber utama  Islam  yaitu Al
Qur‟an dan Hadist. Berikut beberapa ulasan kaidah komunikasi dalam Al Quran:
Didalam  Al  Quran  kunci  kata  yang  menjelaskan  tentang    komunikasi selain
“al-bayan”  adalah  menggunakan  kata  “al-qaul”  yang  berupa  kata perintah
„amr.  Di  dalam  Al  Quran  didapatkan  6  kata  yang  menjelaskan tentang kaidahprinsip al-qaul yaitu sebagai berikut:
1. Perkataan yang benarjujur Qaulan Sadida
ِّرُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم اوُكَرَ ت ْوَل َنيِذّلا َشْخَيْلَو َّّا اوُقّ تَ يْلَ ف ْمِهْيَلَع اوُفاَخ اًفاَعِض ًةّي
اًديِدَس اْوَ ق اوُلوُقَ يْلَو
“Dan  hendaklah  takut  kepada  Allah  orang-orang  yang  sekiranya mereka  meninggalkan  keturunan  yang  lemah  dibelakang  mereka,  yang
mereka  khawatirkan  terhadap  kesejahteraannyanya.  Oleh  sebab  itu, hendaklah  mereka  bertaqwa  kepada  Allah  dan  hendaklah  mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar qaulan sadida”.Q.S. An-Nisa: ayat 9
2. Perkataan yang tepat, komunikatif, mudah dimengerti Qaulan Baligha
ْعَ ي َنيِذّلا  َكِئَلوُأ ِِ ْمََُ ْلُقَو ْمُهْظِعَو ْمُهْ َع  ْضِرْعَأَف ْمِِِوُلُ ق  ِِ اَم ُّّا ُمَل
اًغيِلَب اْوَ ق ْمِهِسُفْ نَأ
“Mereka  itu  adalah  orang-orang  yang  Allah  mengetahui  apa  yang  di dalam  hati  mereka.  karena  itu  berpalinglah  kamu  dari  mereka,  dan
berilah  mereka  pelajaran,  dan  katakanlah  kepada  mereka  Qaulan Baligha
–perkataan  yang  berbekas  pada  jiwa  mereka”.  Q.S.  An-Nisa: ayat 63
3. Perkataan yang baik Qaulan ma‟rufa
ْلِِ  َنْعَضََْ اَف ُُّْ يَقّ تا  ِنِإ ِءاَسِّلا َنِم ٍدَحَأَك ُُّْسَل ِِّبّلا َءاَسِن  ََ ِلْوَق
اًفوُرْعَم اْوَ ق َنْلُ قَو ٌضَرَم ِِبْلَ ق  ِِ يِذّلا َعَمْطَيَ ف
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika  kamu  bertakwa.  Maka  janganlah  kamu  tunduk  dalam  berbicara
sehingga  berkeinginanlah  orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan