84
berdasarkan lama mengajar lebih cenderung baik yang pertama pada usia
15 – 29 tahun dalam membimbing kegiatan praktek kerja industri pada
kompetensi keahlian administrasi perkantoran dengan persentase 63,0, kedua pada usia 15 tahun dengan persentase 22,2, ketiga = 45 tahun
dengan persentase 11,1, dan yang terakhir 30 – 44 tahun dengan
persentase 3,7. Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru pembimbing praktek kerja industri pada kompetensi keahlian
administrasi perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan prakerin baik pada usia 15
– 29 tahun.
C. Hasil Penelitian
Penelitian tentang manajemen praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta, dilakukan
dengan penyebaran angket kepada guru pembimbing praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran dengan jumlah seluruh
populasi 27 guru pembimbing. Jumlah butir item pernyataan angket dalam penelitian ini sebanyak 41 butir dan terdiri dari 4 pernyataan jawaban yakni
sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Masing-masing memiliki skor, untuk jawaban sangat sejutu diberikan skor 4, jawaban setuju
diberikan skor 3, jawaban tidak setuju diberikan skor 2, dan jawaban sangat tidak setuju diberikan skor 1. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan
cara mengamati hasil data dari skor menggunakan statistik deskriptif dengan persentase dalam bentuk tabel dan diagram batang.
85
Variabel penelitian ini yaitu manajemen praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran yang terdiri dari 3 tiga aspek
yaitu: 1 perencanaan prakerin, 2 pelaksanaan prakerin, dan 3 evaluasi prakerin. aspek perencanaan prakerin terdiri dari 15 butir soal dengan skor
jawaban 1-4, dengan jumlah responden sebanyak 27 orang. Aspek pelaksanaan prakerin terdiri dari 19 butir soal dengan skor jawaban 1-4,
dengan jumlah responden sebanyak 27 orang. Aspek evaluasi prakerin terdiri dari 7 butir soal dengan skor jawaban 1-4, dengan jumlah responden sebanyak
27 orang. Dari hasil pengumpulan data manajemen prakerin yang telah dilakukan, peneliti menghitung data dengan analisis statistik deskriptif, hasil
analisis statistik deskriptif hitung diperoleh nilai mean sebesar 3,28; median
sebesar 3,11; mode sebesar 3,00; dan standar deviation sebesar 0,361. untuk
perolehan skor ideal masing-masing tiap aspek antara lain: aspek perencanaan 1620, aspek pelaksanaan 2052, dan aspek evaluasi 756. Sedangkan untuk
perolehan skor minimal masing-masing aspek antara lain: 405 untuk aspek perencanaan, 513 aspek pelaksanaan, dan 189 aspek evaluasi.
Distribusi hasil penelitian manajemen praktek kerja industri dari 27 responden guru pembimbing prakerin di SMK Se-Kota Yogyakarta yang
dipersentasekan, dengan kategori sangat baik SB, baik B, kurang baik KB, dan sangat kurang baik SKB sebagai berikut.
86
Tabel 9. Kategori Manajemen Praktek Kerja Industri Pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
No. Aspek
SB B
KB SKB
π
Kategori f
f f
f
1 Perencanaan 13 48,1 14 51,9 0
0,0 0,0 81,93
SB 2
Pelaksanaan 14 51,9 13 48,1 0
0,0 0,0 84,74
SB 3
Evaluasi 9
33,3 17 63,0 1 3,7
0,0 79,21 B
Total 81,96
SB
Berdasarkan tabel di atas, angket yang diberikan kepada 27 guru pembimbing praktek kerja industri pada kompetensi keahlian admnistrasi
perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta mengenai manajemen praktek kerja industri yang terdiri dari 3 aspek yakni: perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi diperoleh hasil persentase yang digolongkan berdasarkan empat kriteria.
Aspek yang pertama adalah perencanaan, dapat dilihat bahwa sebanyak 13 guru pembimbing prakerin atau 48,1 menyatakan bahwa
perencanaan praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta sangat baik, sebanyak 14 guru
pembimbing prakerin atau 51,9 menyatakan bahwa perencanaan praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Se-
Kota Yogyakarta baik, dan tidak ada guru pembimbing praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Se-Kota
Yogyakarta yang menyatakan bahwa perencanaan prakerin kurang baik dan sangat kurang baik.
Aspek yang kedua adalah pelaksanaan, dapat dilihat bahwa sebanyak 14 guru pembimbing prakerin atau 51,9 menyatakan bahwa pelaksanaan