101
industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Se- Kota Yogyakarta terlaksana dengan kurang baik dan tidak ada guru
pembimbing praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta yang menyatakan bahwa
memberikan umpan balik prakerin sangat kurang baik. Dari perolehan persentase di atas, hasil rata-rata untuk indikator menganalisis hasil
prakerin yaitu 81,02, masuk dalam kategori baik. Berikut diagram batang hasil perolehan rata-rata evaluasi prakerin:
Gambar 9. Diagram Batang Evaluasi Praktek Kerja Industri Pada Kompetesi Keahlian AP di SMK Se-Kota Yogyakarta
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa EVL A adalah evaluasi prakerin pada indikator menganalisis hasil prakerin, dan EVL B
adalah evaluasi prakerin pada indikator memberikan umpan balik prakerin. Diperoleh hasil rata-rata dari persentase diatas menunjukkan bahwa
sebanyak 77,41 sekolah telah menganalisis hasil prakerin dengan baik, 81,02 sekolah telah memberikan umpan balik dengan baik. Di sini
75.0 76.0
77.0 78.0
79.0 80.0
81.0 82.0
EVL A EVL B
77.41 81.02
P e
n c
a p
a ia
n
Aspek dan Indikator
102
terlihat gambar 9 di dalam evaluasi praktek kerja industri kedua indikator tersebut masuk dalam kategori baik, namun selisih antara EVL A dan EVL
B terlihat cukup jauh. Selisih indikator menganalisis hasil prakerin ke indikator memberikan umpan balik prakerin yaitu sekitar 3,61. Dengan
demikian terlihat bahwa indikator memberikan umpan balik prakerin menduduki tingkat paling tinggi dari menganalisis hasil prakerin, namun
kedua indikator tetap lebih ditingkatkan lagi kualitas kerjanya agar semua indikator terlihat baik semua seperti yang diharapkan oleh sekolah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Manajemen praktek kerja industri pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran merupakan serangkaian kegiatan program prakerin
dari mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam memperlancar kegiatan
praktek kerja industri untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen praktek kerja industri harus benar-benar diperhatikan oleh setiap sekolah
dalam melaksanakan program prakerin agar pengelolaan prakerin dapat berjalan dengan baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa 2003:
7, bahwa manajemen prakerin dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan praktek kerja industri untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai manajemen praktek kerja industri pada kompetensi kehalian administrasi perkantoran di SMK Se-Kota
103
Yogyakarta dianalisis dari masing-masing aspek berdasarkan kriteria. Perolehan kriteria sangat baik berarti semua indikator terpenuhi, kriteria baik
berarti sebagian kecil indikator yang belum terpenuhi, kriteria kurang baik berarti ada sebagian besar indikator yang tidak terpenuhi, dan kriteria sangat
kurang baik berarti semua indikator tidak terpenuhi. Berdasarkan perolehan persentase manajemen prakerin pada
kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta menurut penilaian dari guru pembimbing prakerin di SMK Se-Kota
Yogyakarta mayoritas berada dalam kategori sangat baik dengan perolehan persentase 81,96, ini dapat dilihat dari indikator perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi prakerin. Perolehan hasil persentase perencanaan prakerin 81,93, pelaksanaan 84,74, dan evaluasi 79,21. Namun, skor tertinggi
diperoleh dari indikator pelaksanaan prakerin dengan pencapaian skor rata- rata 84,74 yang masuk dalam kategori sangat baik, kemudian pada indikator
perencanaan yang memperoleh persentase 81,93 masuk dalam kategori sangat baik dan skor terendah terdapat pada indikator evaluasi prakerin
dengan persentase 79,21 masuk dalam kategori baik. Namun, terdapat selisih skor cukup jauh dari setiap aspek manajemen praktek kerja industri ini.
Dari aspek perencanaan ke aspek pelaksanaan terdapat selisih skor 2,81, dari aspek perencanaan ke aspek evaluasi terdapat selisih skor 2,72, dan dilihat
dari aspek pelaksanaan ke aspek evaluasi terdapat selisih skor yang cukup jauh yaitu 5,53 dapat dilihat pada gambar 6.
104
Manajemen dikatakan baik apabila fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai evaluasi dilakukan
dengan baik untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia di dalamnya. Seperti yang dikemukakan oleh George R.
Terry Yayat M. Herujito, 2001: 3 yang menyatakan bahwa “manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari
planning, organizing, actuacting dan
controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat pada gambar 8 bahwa aspek pelaksanaan dapat berdampak pada aspek lain di dalam manajemen prakerin
di SMK Se-Kota Yogyakarta. Walaupun perencanaan dan evaluasi terlihat baik, namun di dalam pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian
administrasi perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta menduduki tingkat yang lebih tinggi. Secara umum, seharusnya perencanaan terlihat baik
dibandingkan dengan pelaksanaan dan evaluasi, padahal perencanaan merupakan penentu kegiatan-kegiatan sebelumnya dari apa yang akan
dikerjakan saat melaksanakan program. Hal ini sama dengan pendapat M. Manullang 2005: 40, bahwa perencanaan menentukan apa saja yang harus
dicapai penentuan waktu secara kualitatif dan bila itu harus dicapai, di mana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang harus
bertanggung jawab, dan mengapa hal itu harus dicapai. Jika perencanaan berjalan kurang baik maka akan berdampak pada sasaran dan tujuan dari suatu
program. Menurut Henry Nasution 2003, kegagalan dalam merencanakan
105
program kerja yang akan mengakibatkan gagalnya organisasi. Dalam melaksanakan
program harus
diikuti kemampuan
yang dapat
diimplementasikan ke dalam program kegiatan. Kegagalan perencanaan dapat dihindari dengan identifikasi masalah dan strategi yang tepat. Dalam
perencanaan program dibutuhkan unsur-unsur pendukung kategori program dan saling terintegrasi ke dalam satu kesatuan sehingga lebih sistematis.
Selain itu, kemampuan anggota memegang kunci keberhasilan setiap perencanaan program, anggota harus melakukan interaksi dengan sesama
anggota. Pelaksanaan prakerin pada kompetensi keahlian administrasi
perkantoran di SMK Se-Kota Yogyakarta terlaksana dengan sangat baik, dikarenakan guru pembimbing prakerin lebih baik dalam menjalankan
kegiatan persiapan prakerin, pembinaan prakerin, dan monitoring prakerin kepada siswa sebagaimana yang telah diuraikan dalam teori bahwa dalam
pelaksanaan prakerin disini merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan yang efektif dan
efisien. Di dalam pelaksanaan prakerin sekolah harus memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa agar prakerin berjalan dengan lancar. Hal ini
dipertegas oleh Sukarnati 2012: 130, pada tahap pelaksanaan prakerin di industri siswa mendapat bimbingan dari instruktur di industri dan guru
pembimbing dari sekolah dengan bimbingan yang efektif. Guru pembimbing melakukan bimbingan prakerin selama proses belajar mengajar dan saat siswa
mengikuti praktek keahlian produktif di dunia industri.