61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Budaya Indonesia untuk siswa kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta
dikembangkan menggunakan adaptasi model pengembangan 4D four-D yang terdiri atas empat
tahap, yaitu pendefinisian define, perancangan design, pengembangan develope, dan penyebaran dissemination. Adapun kegiatan penelitian yang
dilakukan pada tiap tahapan tersebut secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Tahap Pendefinisian
Define
Pada tahap pendefinisian dilakukan penetapan syarat atau kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Data pada
tahap ini diperoleh melalui observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan kajian teori yang relevan.
a. Analisis Ujung Depan
front-end analysis
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, diketahui bahwa tujuan dikembangkannya multimedia pembelajaran interaktif Budaya
Indonesia adalah guna mengatasi beberapa permasalahan. Permasalahan yang dimaksud adalah sulitnya pemahaman siswa terhadap materi Keragaman Suku
Bangsa dan Budaya Indonesia karena cukup kompleks dan abstrak, metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi masih konvensional sehingga
membuat siswa cenderung bersikap pasif saat pembelajaran berlangsung dan terbatasnya media pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi
62 tersebut sehingga kurang menarik bagi siswa karena cendrung monoton atau
kurang variasi. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut penulis menyimpulkan
bahwa kriteria dari multimedia pembelajaran interaktif Budaya Indonesia yang dikembangkan harus mampu memvisualisasikan bagian materi yang sulit
dipahami dan dapat mengarahkan pembelajaran menjadi interaktif.
b. Analisis peserta didik
learner analysis
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V, diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri Giwangan Yogyakarta bersikap kurang
aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran yang diterapkan masih lebih berpusat pada guru dan kurangnya kesempatan untuk melakukan
eksplorasi materi. Selain itu, secara umum siswa Sekolah Dasar telah memasuki tahap operasional konkrit sehingga menurut teori perkembangan kognisi piaget,
siswa mampu mengerti peraturan dasar logis dan kuantitatis dengan cara yang tidak terlihat. Siswa bergerak bebas dari satu pandangan ke yang lain, jadi siswa
mampu berperilaku obyektif. Siswa juga mampu untuk memusatkan perhatian pada beberapa atribut sebuah benda atau kejadian secara bersamaan. Atas hal-hal
tersebut, maka multimedia pembelajaran yang dikembangkan perlu dirancang untuk dapat mengembangkan rasa keingintahuan siswa dengan lebih memberikan
kesempatan untuk aktif melakukan eksplorasi materi secara mandiri dengan guru sebagai fasilitator.
63
c. Analisis konsep