Evaluasi Multimedia Pembelajaran Tinjauan Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

29

5. Evaluasi Multimedia Pembelajaran

Penilaian atau evaluasi dimaksudkan untuk media pembelajaran yang telah dibuat dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Menurut Azhar Arsyad 2013:174, tujuan dilakukannya evaluasi pada media pembelajaran yang dikembangkan diantaranya adalah untuk menentukan apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan, menentukan apakah isi pelajaran dalam media sudah tepat, dan mengetahui sikap peserta didik terhadap media pembelajaran. Evaluasi media pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Arif S. Sadiman dkk 2009:182 mengemukakan evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama berlangsungnya program atau kegiatan pengembangan dan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada waktu berakhimya suatu program atau kegiatan pengembangan. Kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pernbelajaran lebih mengedepankan pada kegiatan evaluasi formatif. Berkenaan dengan evaluasi formatif, Allessi dan Trollip dalam Herman Dwi Surjono 2013: 73-79 mengemukakan bahwa terdapat tiga tahap yang dapat dilakukan, yaitu ongonging evaluation, alpha testing, dan beta testing. Tahap pertama yaitu Ongonging evaluation merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan pengembang untuk menghasilkan multimedia. Pada tahap ini pengembang harus melakukan pemeriksaan evaluasi secara terus menerus agar semua komponen multimedia berkualitas baik. 30 Dengan kata lain, segala aspek dari awal sampai akhir pengembangan media pembelajaran interaktif harus dipastikan dikontrol dengan baik. Tahap kedua yaitu alpha testing dilakukan oleh para ahli yang bertugas memberikan saran untuk perbaikan multimedia. Para ahli tersebut terdiri dari ahli materi dan ahli media. Saran yang didapatkan dari tahap alpha testing kemudian dijadikan acuan untuk perbaikan multimedia sebelum masuk pada tahap betha testing. Tahap ketiga yaitu betha testing merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh subjek sasaran atau pengguna. Pada tahap betha testing ini pengguna juga dapat memberikan tanggapan terhadap multimedia yang dikembangkan. Tanggapan dari pengguna kemudian dijadikan acuan pebaikan multimedia sebelum multimedia siap menjadi produk akhir. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa untuk menghasilkan media yang layak, selain harus dilakukan oleh pengembang secara mandiri juga harus melewati beberapa tahap yang terdiri dari validasi ahli dan ujicoba lapangan. Hasil dari validasi ahli dan ujicoba lapangan tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan dalam bentuk perbaikan dan penyempurnaan media hingga dihasilkan produk akhir berupa multimedia pembelajaran yang layak untuk digunakan.

D. Tinjauan Tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar