40 b
Sang pendongeng harus menyukai dan menikmati cerita maupun proses penyampaiannya
c Berkaitan dengan isi cerita dan cara bercerita
d Ikatan batin dengan anak-anak
e Memperhatikan kebutuhan dan keinginan audiencenya
f Menjadikan diri sebagai bagian dari audience
2 AudiencePendengar Anak-anak
Macam-macam gaya belajar menurut Gardner 2008, 2, seorang anak belajar dengan menggunakan tiga cara, yaitu:
a Audio
Anak yang memiliki gaya belajar audio, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya.
b Visual
Anak yang memiliki gaya belajar visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan.
c Kinestetik
Anak yang memiliki gaya belajar kinestetik mengharuskan anak tersebut menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar
ia bisa mengingatnya.
2.3.4 Storytelling dan Minat Baca Anak
Perpustakaan dapat menjadi alat untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca bila perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat minat baca Bunanta
2008, 122. Namun pada kenyataannya masih banyak perpustakaan yang belum
28
Universitas Sumatera Utara
41 mampu menjadi alat dalam peningkatan minat baca. Dari hasil penelitian yang
sudah dilakukan oleh Bunanta menyatakan: a.
Perpustakaan belum dianggap sebagai sarana yang penting dalam menunjang pendidikan dan pengajaran.
b. Penempatan ruang baca untuk anak pada perpustakaan umum belum mendapat
prioritas terbaik atau memadai. c.
Perpustakaan sekolah beralih fungsi menjadi ruang penyimpanan alat-alat olahraga.
d. Kurangnya petugas perpustakaan yang professional dalam bidang bacaan anak
dan perpustakaan. e.
Kurangnya koleksi bacaan yang tersedia, baik dalam jenis bacaan maupun jumlahnya.
f. Hampir tidak ada program yang dapat memotivasi anak untuk gemar
membaca. Jadi, gambaran perpustakaan sebagai sebuah pusat minat baca yaitu
perpustakaan yang nyaman dan tenang serta mencirikan suatu tempat yang ramah dan menyenangkan bagi anak-anak dan remaja. Aktif memiliki program bacaan
sebagai cara untuk menarik minat anak agar berkunjung keperpustakaan dan memanfaatkan bahan bacaan yang disediakan perpustakaan.
Langkah-langkah yang dilakukan perpustakaan untuk menarik minat anak-anak Bunanta 2008, 123-125 yaitu:
29
Universitas Sumatera Utara
42 a.
Menciptakan suasana membaca 1
Fisik: ruangan yang bersih dan nyaman, buku-buku tersusun rapi di rak dan terawatt dengan baik.
2 Mental: orang tuaguru tidak hanya mengajar membaca, tetapi juga
memotivasi anak untuk menyukai perpustakaan 3
Sarana: anak-anak harus dikeliling dengan buku. Untuk itu, perpustakaan harus mempunyai banyak koleksi yang mudah didapat.
b. Menyelenggarakan berbagai program
1 Melalui acara yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku
2 Melalui program sastra, yaitu yang berkaitan dengan buku
c. Mengadakan kerjasama dengan masyarakat Orang Tua, Sukarelawan,
Penerbit, Organisasi Soasial, dll d.
Membangun jaringan kerja Networking antar sekolah, antarperpustakaan, antarguruantarpustakawan
e. Mempromosikan perpustakaan, misalnya melalui media cetakbrosur, buku
telepon, dll. f.
Mencari dana Untuk menjadikan anak memiliki budaya baca yang baik, maka perlu
melakukan pembinaan minat baca anak. Pembinaan minat baca anak merupakan langkah awal sekaligus cara yang efektif menuju bangsa berbudaya baca.
Pembinaan minat baca anak merupakan modal dasar untuk memperbaiki kondisi minat baca masyarakat, salah satu cara dalam rangka menumbuhkan minat baca
anak sejak dini adalah dengan memperkenalkan kegiatan storytelling. Dalam
30
Universitas Sumatera Utara
43 storytelling terdapat pesan moral yang dalam dan komprehensif, sehingga cerita
bisa dijadikan cara mendidik yang tanpa disadari anak. Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa storytelling
atau dongeng adalah cerita hayalan yang diceritakan kepada generasi selanjutnya dengan menyajikan secara jelas dan memiliki nilai dan tujuan khusus. Dengan
aspek-aspek sebagai berikut. a Persiapan kegiatan storytelling; b Saat kegiatan storytelling berlangsung; c Setelah kegiatan storytelling berlangsung.
31
Universitas Sumatera Utara
44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto 2003, 234 penelitian deskriptif adalah penelitian yang tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis, tetapi hanya untuk menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Dalam penelitian ini data yang akan
diuraikan merupakan data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman No. 462 Pekanbaru, Riau. Waktu penelitian
ini mulai bulan April 2014 sampai dengan bulan Mei 2014. Penelitian ini dilakukan selama empat minggu.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Untuk memudahkan penelitian, penulis menetapkan populasi penelitian. Menurut Sugiyono 2009, 119 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan
pernyataan tersebut, yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu guru-guru pendamping dari setiap sekolah yang mengikuti kegiatan storytelling. Sekolah
yang menjadi populasi pada penelitian ini berjumlah 10 sekolah yang terdiri dari
32
Universitas Sumatera Utara