Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan suatu kegiatan untuk mendapat informasi yang diperlukan dari bahan tertulis. Dengan membaca kita akan mengetahui banyak hal dan dapat memberikan pengetahuan kepada kita. Namun, sayangnya masyarakat yang ada di Indonesia masih memiliki minat baca yang rendah. UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa minat baca warga Indonesia baru mencapai angka 0,001. Artinya dalam setiap 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang memiliki minat baca Minat Baca Warga Indonesia Sangat Rendah 2013. Diperjelas lagi bahwa Indonesia berada pada urutan 124 dari 187 negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia IPM khususnya terpenuhi kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ‘melek huruf’ Ciyus 12 Fakta SBY Gagal Tingkatkan Minat Baca 2013. Rendahnya minat baca pada anak dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya a sistem pembelajaran di Indonesia yang belum mengharuskan anak untuk membaca dan mencari informasi yang dibutuhkan selain dari pada yang diajarkan, b banyaknya jenis hiburan dan permainan game serta tayangan televisi yang dapat mengalihkan perhatian anak, c banyaknya tempat hiburan yang dapat menghabiskan waktu seperti mall, taman rekreasi, tempat karaoke, dll, d budaya membaca yang belum pernah diwariskan oleh nenek moyang kita, e kesibukan orang tua sehingga tidak ada waktu untuk membacakan sebuah cerita kepada anak. Padahal peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat 1 Universitas Sumatera Utara 14 baca pada anak, dan masih banyak lagi faktor yang mendukung rendahnya minat baca anak. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat baca anak diantaranya; a bahan bacaan baik berupa fiksi dan komik yang ringan dan menarik namun masih bernuansa pendidikan dan juga menyelenggarakan pameran buku dengan tema- tema tertentu misalnya cerita petualangan, kisah-kisah nabi dan humor; b menyelenggarakan lomba mewarnai dan kegiatan mendongeng storytelling; c tersedianya fasilitas yang lengkap, memadai, bersih dan nyaman sehingga anak- anak menyukai dan mencintai suatu ruangan yang disebut dengan perpustakaan; d kegiatan storytelling yang diadakan baik dsekolah maupun diperpustakaan umum. Perpustakaan merupakan wadah atau tempat menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Di perpustakaan terdapat berbagai macam sumber informasi yang dapat diakses dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan tingkat kebutuhannya perpustakaan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum, perpustakaan nasional dan perpustakaan khusus. Salah satu perpustakaan yang selalu dikunjungi oleh masyarakat adalah perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menyediakan akses dan layanan kepada masyarakat yang ada diwilayah tertentu. Peran perpustakaan umum sebagai salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sangat didukung oleh fasilitas yang disediakan pemerintah tanpa persyaratan dan tanpa bayar. Perpustakaan umum menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan 2 Universitas Sumatera Utara 15 masyarakat, mulai dari layanan anak-anak, remaja, dewasa dan sebagainya. Pelayanan ini dilakukan tanpa melihat atau membedakan orang dari segi suku bangsa, jenis kelamin, usia dan tingkat sosial. Salah satunya adalah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Riau yang dikenal dengan Perpustakaan Soeman Hs. Perpustakaan Soeman Hs merupakan Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Riau. Perpustakaan ini mempunyai 6 lantai guna memenuhi fasilitas masyarakat. Selain menjadi ruang baca, perpustakaan juga menjadi ruang publik bagi masyarakat. Gedung yang mirip dengan buku yang sedang terbuka ini memiliki program pengembangan minat dan budaya baca untuk masyarakat Riau dengan beberapa kegiatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan storytelling yang diadakan setiap hari kamis atau sabtu sesuai dengan permintaan sekolah untuk anak-anak tingkat Pendidikan Ansk Usia Dini PAUD dan Taman kanak-kanak TK. Perpustakaan ini juga mempunyai layanan khusus untuk anak- anak. Layanan anak ini memiliki ruang tersendiri dan terpisah dari layanan remaja dan dewasa. Ruangan layanan anak-anak didesain khusus seperti tempat bermain namun masih bernilai pendidikan. Kegiatan layanan yang dilakukan yaitu layanan membaca, bimbingan membaca, layanan referensi anak, pemutaran film, peminjaman buku, pengembalian buku dan Storytelling. Koleksi yang tersedia tidak hanya literatur ilmiah tetapi ditambah dengan komik-komik dan cerita rakyat yang mempunyai nilai edukasi tinggi baik umum maupun agama. Selain itu juga memiliki layanan Kids Smart yaitu layanan yang diperuntukkan kepada anak- 3 Universitas Sumatera Utara 16 anak berupa fasilitas komputer yang menyajikan game edukasi. Dengan memberikan layanan ini berarti perpustakaan telah berupaya untuk menumbuhkan minat baca pada anak sedini mungkin. Pada observasi awal, di perpustakaan terlihat bahwa faktor penyebab rendahnya minat baca pada anak, yaitu minimnya koleksi yang ada di perpustakaan, koleksi yang tersedia hanya ada lebih kurang 5000 eksemplar saja. Tidak sebanding dengan jumlah anak-anak yang rata-rata berkunjung lebih kurang 100 orang perhari. Kondisi perpustakaan yang tidak kondusif dalam meningkatkan minat baca anak, hal ini diindikasikan layanan anak berada dekat pintu masuk perpustakaan. Kebanyakan anak-anak lebih memilih menggunakan layanan Kids Smart dari pada membaca buku. Layanan Kids Smart yang disediakan disini berjumlah 10 unit, 8 unit bisa dipakai dan 2 unit lagi rusak. Melihat fenomena tersebut, telah banyak dilakukan upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat terutama anak-anak. Salah satu upaya yang dilakukan di Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau adalah mengadakan kegiatan storytelling. Kegiatan storytelling atau mendongeng yaitu kegiatan bercerita yang dilakukan si pencerita kepada anak-anak. Kegiatan ini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih ada sampai sekarang. Dalam kegiatan storytelling ini, terjadi sebuah penyerapan pengetahuan yang disampaikan pencerita kepada anak-anak. Proses inilah yang menjadi pengalaman seorang anak dan menjadi tugas penceritalah untuk menampilkan kesan menyenangkan pada saat bercerita. Dengan demikian, timbullah keinginan anak-anak untuk mengetahui cerita-cerita lain selain yang disampaikan oleh si pencerita. 4 Universitas Sumatera Utara 17 Menyajikan storytelling pada anak-anak tidaklah mudah. Membuat anak- anak tertarik dengan cerita yang dibawakan si pencerita membutuhkan keahlian khusus dan teknik yang bagus. Terlebih anak-anak hanya bisa berkonsentrasi dalam waktu yang singkat, apabila kegiatan mendongeng memakan waktu yang lama maka anak-anak akan cepat bosan dan tidak antusias lagi. Latar belakang penulis mengangkat tema tersebut karena storytelling berfungsi untuk mengenalkan anak-anak kepada dunia baca guna merangsang minat baca di usia dini. Maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas tentang kegiatan storytelling dalam meningkatkan minat baca anak di Perpustakaan Soeman Hs Provinsi Riau.

1.2 Rumusan Masalah