Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan melaksanakan komunikasi persuasif yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi persuasif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa masuk dalam kategori
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan angket sebesar 51,7 atau sebanyak 44 siswa yang menyatakan hal tersebut.
Pelaksanaan komunikasi persuasif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa mata pelajaran korespondensi dilakukan sebagai berikut:
1. Teknik Asosiasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi persuasif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui teknik
asosiasi masuk dalam kategori cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan angket sebesar 44,7 atau sebanyak 38 siswa yang
menyatakan hal tersebut. Pelaksanaan komunikasi persuasif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui teknik asosiasi ini menjadi
suatu dasar yang penting. Pada saat memulai proses pembelajaran, guru mengawalinya
dengan membangkitkan perhatian siswa melalui cara membahas topik yang sedang menjadi perbincangan di masyarakat. Pada proses belajar
siswa, perhatian memegang peranan penting. Pembahasan topik yang sedang menjadi perbincangan di masyarakat dapat menimbulkan rasa ingin
tahu dari dalam diri siswa sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Contohnya pada saat guru memberikan motivasi dalam upaya
membangkitkan perhatian siswa, siswa senantiasa mendengarkan, memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, namun hanya sekitar 15
siswa yang dapat mengemukakan pendapatnya ataupun melontarkan pertanyaan kepada guru.
Sejalan dengan pernyataan J.H. Menning dan C. W. Wilkinson yaitu dalam penyampaian pesan yang terencana, komunikator perlu
memberi suatu perhatian terhadap pihak komunikan agar tertarik kepada pesan yang disampaikan. Selain itu, Gagne dan Briggs menguatkan bahwa
salah satu faktor yang dapat menumbuhkan atau mendorong timbulnya keaktifan siswa ialah dengan memberikan motivasi atau menarik perhatian
siswa sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Teknik Integrasi
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan komunikasi persuasif dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui teknik integrasi
masuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan angket sebesar 44,7 atau sebanyak 38 siswa. Melalui teknik integrasi,
guru mencoba untuk menyatukan diri dengan siswa. Guru senantiasa berusaha untuk menciptakan suasana keakraban
dengan siswa menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Tetapi tetap memberikan batasan kesopanan yang seharusnya
dilakukan oleh siswa. Tindakan yang dilakukan guru seperti itu membuat siswa memiliki kesadaran dari dalam dirinya untuk dapat berpartisipasi
aktif di dalam kelas karena mereka tidak merasa canggung dan takut
dengan gurunya. Setengah dari jumlah siswa di kelas merasa akrab dengan Ibu EL. Siswa bersemangat dalam mempelajari materi, hal tersebut
dikarenakan adanya kedekatan siswa dengan gurunya. Selain itu, siswa tidak segan untuk bertanya ketika ada penjelasan materi yang disampaikan
belum mereka pahami. Sesuai dengan teori J. H. Menning dan C. W. Wilkinson mengenai
prinsip komunikasi persuasif yaitu penyesuaian diri. Penyesuaian diri ini diantaranya ialah adapting talking point penyesuaian pokok pembicaraan
atau penyesuaian tema pesan dengan komunikan dan adapting language and style penyesuaian bahasa dengan tingkat pendidikan, umur. Guru
lebih mudah untuk menyampaikan materi dan mendidik dengan baik demi tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Teknik Ganjaran