b. Uji Multikoliniearitas
Multikoliniearitas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antar variabel bebas faktor predisposisi pengetahuan, sikap, faktor
pendukung lingkungan fisik, fasilitassarana pelayanan kesehatan dan faktor kebutuhan kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan dan hubungan yang terjadi
cukup besar. Hal ini menyebabkan koefisien menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Syarat tidak terjadi
gejala multikoliniearitas apabila nilai VIF di sekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati 1 Santoso, 2002. Hasil uji nilai VIF faktor predisposisi =1,646; angka
tolerance 0,608, faktor pendukung =1,789; angka tolerance 0,559, faktor kebutuhan yang dirasakan=1,673; angka tolerance 0,598 Tabel 4.21 menunjukkan nilai VIF di
sekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati 1, hal ini menunjukkan data yang digunakan tidak menunjukkan gejala multikoliniearitas serius.
Tabel 4.21 Uji Multikoliniearitas
Coe fficients
a
.608 1.646
.559 1.789
.598 1.673
Faktor Predisposisi Faktor pendukung
Kebutuhan yang dirasakan
Model 1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Pemanfaatan posyandu balita a.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang
Universitas Sumatera Utara
lain. Jika variance dari residual variabel bebas faktor predisposisi pengetahuan, sikap, faktor pendukung lingkungan fisik, fasilitassarana pelayanan kesehatan,
faktor kebutuhan kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan dan varibael terikat pemanfaatan satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Berdasarkan Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu dengan demikian dapat disimpulkan model atau persamaan regresi tersebut terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2
R egr
essi on S
tudent ize
d R esi
dual
4 3
2 1
-1 -2
-3
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode-t dengan kesalahan pengganggu
Universitas Sumatera Utara
pada periode t-1 sebelumnya variabel bebas faktor predisposisi pengetahuan, sikap, faktor pendukung lingkungan fisik, fasilitassarana pelayanan kesehatan dan
faktor kebutuhan kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan. Jika ada korelasi, maka terjadi masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi dapat dideteksi dengan melakukan uji Durbin-Watson DW-
test. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi apabila nilai DW test antara -2 dengan +2 Santoso, 2002. Hasil uji apakah terjadi autokorelasi dapat
dilihat melalui nilai Durbin-Watson DW = 1,836 Tabel 4.22 menunjukkan nilai DW antara -2 dengan +2. Dengan demikian maka model atau persamaan regresi tidak
terjadi autokorelasi.
Tabel 4.22 Uji Autokorelasi
Mo del Su mm ary
b
,782
a
,612 ,604
1,98 1,836
Model 1
R R Square
Adjust ed R Square
St d. E rror of the Es timate
Durbin-W ats on
Predic tors: Constant, Kebutuhan y ang dirasak an, Pengetahuan, Lingkungan Fis ik, S ikap, S arana pelayanan kes ehatan
a. Dependent Variable: Pemanfaatan posy andu balita
b.
4.6.2 Pengujian Hipotesis
A. Uji Kelayakan Model
Pengujian Goodnes of Fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi. Untuk melihat kelayakan model tersebut dapat dilihat dari R Square
yang diperoleh dari hasil uji statistik regresi linear berganda. Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien determinan R
2
adalah sebesar 61,2 Tabel 4.23 dan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4, hal ini memberikan makna bahwa variabel bebas faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor kebutuhan mampu menjelaskan variasi perubahan yang
terjadi pada variabel terikat pemanfaatan posyandu sebesar 61,2, sisanya sebesar 38,8 dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.
Tabel 4.23 Uji Kelayakan Model
Mo del Su mm ary
,782
a
,612 ,604
1,98 Model
1 R
R Square Adjust ed
R Square St d. E rror of
the Es timate Predic tors: Constant, Kebutuhan yang dirasak an,
Pengetahuan, Lingkungan Fisik , Si kap, Sarana pelayanan kes ehat an
a.
B. Pengujian Secara Serentak Simultan
Hasil uji secara simultan dengan regresi linier berganda diperoleh nilai signifikansi p=0,0000,05 Tabel 4.24 dan Lampiran 4. Hal ini menunjukkan
bahwa secara serentak simultan variabel faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor kebutuhan berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan posyandu, sehingga
hipotesis yang berbunyi aktor predisposisi pengetahuan, sikap, faktor pendukung lingkungan fisik, fasilitassarana pelayanan kesehatan dan faktor kebutuhan
kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan ibu balita berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul
Makmur Kabupaten Nagan Raya”, diterima.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24 Uji Secara Serentak
ANOVA
b
1525,587 5
305,117 78,216
,000
a
967,441 248
3,901 2493,028
253 Regres sion
Residual Total
Model 1
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Predictors: Constant, Kebutuhan yang dirasakan, Pengetahuan, Lingkungan Fis ik, Sikap, Sarana pelayanan kesehatan
a. Dependent Variable: Pemanfaatan pos yandu balita
b.
C. Pengujian Secara Parsial
Pengujian secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji keberartian pengaruh dari masing-masing variabel bebas, yaitu variabel faktor predisposisi pengetahuan,
sikap, faktor pendukung lingkungan fisik, fasilitassarana pelayanan kesehatan dan faktor kebutuhan kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan terhadap
pemanfaatan posyandu Y. Hasil uji secara parsial disajikan pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Hasil Uji Parsial
Coefficients
a
-5,012 ,761
-6,590 ,000
,244 ,093
,120 2,621
,009 ,086
,043 ,103
1,998 ,047
,285 ,045
,294 6,291
,000 ,190
,041 ,245
4,576 ,000
,288 ,056
,266 5,153
,000 Constant
Pengetahuan Sikap
Lingkungan Fisik Sarana pelayanan kesehatan
Kebutuhan yang dirasakan Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardi zed
Coefficien ts
t Sig.
Dependent Variable: Pemanfaatan pos yandu balita a.
Berdasarkan Tabel 4.25, hasil uji statistik dengan uji regresi linier berganda maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Persamaan regresi
= -5.012 + 0,244X
1
+ 0,086X
2
+ 0,285X
3
+ 0,190X
4
+ 0,288 X
5
Intepretasi hasil persamaan regresi linier berganda memberikan makna jika variabel faktor predisposisi pengetahuan, sikap, faktor pendukung lingkungan fisik,
fasilitassarana pelayanan kesehatan dan faktor kebutuhan kebutuhan yang dirasakan tentang pelayanan ditingkatkan, maka hal ini akan menyebabkan
perubahan pemanfaatan posyandu oleh ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur.
+ e
b. Pengaruh Faktor Predisposisi Pengetahuan, Sikap terhadap Pemanfaatan Posyandu
Berdasarkan hasil uji statistik Lampiran 4 dan Tabel 4.25 di atas diperoleh nilai koefisien regresi pengetahuan sebesar 0,244 dan sikap sebesar 0,086. Uji
keberartian koefisien regresi pengetahuan diperoleh nilai signifikansi atau nilai p=0,0090,05 dan sikap p=0,0470,05. Karena nilai signifikansi p=0,0090,05
pengetahuan dan p=0,0470,05 sikap, hal ini berarti variabel faktor predisposisi pengetahuan X
1
dan sikap X
2
c. Pengaruh Faktor Pendukung terhadap Pemanfaatan Posyandu