Sistem merupakan suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan yang jelas. Komponen suatu sistem terdiri dari
input, process, output, effect, outcome, dan mekanisme umpan baliknya Depkes RI, 2003.
2.1.2 Sistem Pelayanan Terpadu
a. Input. Yaitu sumber daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu system
yang disingkat dengan 6 M yaitu: Man, Money, Material, Method, Minute, dan
Market. Man adalah kelompok penduduk sasaran yang akan diberikan pelayanan,
staf puskesmas, kecamatan, kelurahan, kader, pemuka masyarakat, dan sebagainya.
Money adalah dana yang dapat digali dari swadaya masyarakat dan yang disubsidi oleh pemerintah. Material adalah vaksin, jarum suntik, KMS, alat timbang, obat-
obatan, dan sebagainya. Method adalah cara penyimpanan vaksin, cara menimbang, cara memberikan vaksin, cara mencampur oralit, dan sebagainya.
Minute adalah waktu yang disediakan oleh staf Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan Posyandu dan waktu yang disediakan oleh ibu untuk suatu kegiatan dan
sebagainya. Market
b. adalah masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti lokasi kegiatan Posyandu, transport, sistem kepercayaan masyarakat di bidang kesehatan dan sebagainya.
Process. Meliputi semua kegiatan pelayanan terpadu mulai dari persiapan bahan,
tempat, dan kelompok penduduk sasaran sampai dengan evaluasinya.
Universitas Sumatera Utara
c. Output. Merupakan produk program Posyandu misalnya jumlah anak yang
ditimbang, jumlah bayi, dan ibu hamil yang diimunisasi, jumlah PUS yang diberikan pelayanan KB.
d. Effect. Terjadinya perubahan pengetahuan dan sikap perilaku kelompok
masyarakat yang dijadikan sasaran program. e. Outcome. Merupakan dampak atau hasil tidak langsung dari proses suatu sistem
seperti penurunan angka kematian bayi, penurunan fertilitas PUS, dan jumlah Balita kurang gizi.
Fungsi manajemen yang dipakai sebagai pokok bahasan dalam makalah ini ialah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan-pelaksanaan dan pengawasan.
Tiga prinsip pokok penerapan asas-asas manajemen pada pengembangan program kesehatan adalah upaya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya untuk
menunjang pelaksanaan program, peningkatan efektifitas pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target program, dan setiap pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
rasional karena sudah didasari pemanfaatan data secara tepat Depkes RI, 2003.
2.1.3 Fungsi Manajemen Posyandu
Ada empat fungsi manajemen tersebut pada program pelayanan terpadu, berikut ini akan dijelaskan keempat fungsi manajemen tersebut Depkes RI, 2003:
a
Keempat rangkaian dari fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan fungsi yang terpenting karena awal dan arah dari proses manajemen Posyandu
. Perencanaan
Universitas Sumatera Utara
secara keseluruhan. Perencanaan program Posyandu dimulai di tingkat Puskesmas yang bersifat operasional karena langsung dilaksanakan di lapangan. Perencanaan
program Posyandu terdiri dari lima langkah penting yakni: 1. Menjelaskan berbagai masalah. Untuk dapat menjelaskan masalah program
Posyandu diperlukan upaya analisis situasi. Sasaran analisis situasi adalah berbagai aspek penting pelaksanaan program Posyandu di berbagai wilayah
Puskesmas. Dari analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang terdiri dari berbagai aspek.
a Aspek epidemiologis yakni kelompok penduduk sasaran who yang menderita kejadian tersebut, dimana, kapan masalah tersebut terjadi.
Misalnya: data jenis penyakit yang dapat dicegah dari imunisasi. b Aspek demografis berdasarkan kelompok umur, jumlah kelahiran dan
kematian, jumlah Angka Kematian Ibu AKI. c Aspek geografis semua informasi karakteristik wilayah yang dapat
mempengaruhi masalah tersebut. d Aspek sosial ekonomi adalah pendapatan, tingkat pendidikan, norma
sosial, dan sistem kepercayaan masyarakat. e Aspek organisasi pelayanan meliputi motivasi kerja staf dan kader,
keterampilan, persediaan vaksin, alat Keluarga Berencana KB, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2. Menentukan prioritas masalah. Prioritas masalah secara praktis dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf, dana, dan mudah tidaknya masalah
dipecahkan. Prioritas masalah dijadikan dasar untuk menentukan tujuan. 3. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan. Contoh tujuan program
Posyandu: meningkatkan cakupan vaksinasi, mengintensifkan imunisasi campak di wilayah binaan dan mengkaji hambatan dan kendala. Sebelum
menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program kesehatan yang pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari
masyarakat, lingkungan, Puskesmas maupun dari sektor lainnya. 4 Menyusun Rencana Kerja Operasional RKO. Dengan RKO akan
memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang dibutuhkan dan sebagai alat pemantau. Contoh format RKO: Jenis kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan, Lokasi kegiatan, Metode pelaksanaan, Sasaran penduduk, Penanggung Jawab, Dana dan sarana serta Waktu Pelaksanaannya.
Struktur organisasi Puskesmas dapat diketahui mekanisme pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai tugas yang diberikan. Masing-masing kelompok
terdiri dari 2 atau 3 staf yang tiap staf disesuaikan dengan jumlah yang tersedia dan jumlah kelompok yang diperlukan. Setiap kelompok dikoordinasikan oleh satu
orang senior. Mereka bersama kader akan memberikan pelayanan di Posyandu, membuat laporan, menganalisis cakupan dan mengevaluasi pelaksanaan program
b. Pengorganisasian
Universitas Sumatera Utara
di lapangan. Tugas-tugas mereka hendaknya dibuat jelas dan sederhana disesuaikan dengan rata-rata tingkat pendidikan mereka.
Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini amat dipengaruhi oleh keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan semangat
kerja sama antara staf dengan staf lainnya di Puskesmas lintas program, antara staf Puskesmas dengan masyarakat, dan antara staf Puskesmas dengan pimpinan
instansi di tingkat kecamatan lintas sektoral. Mekanisme komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan Puskesmas dengan stafnya, demikian pula antara
pimpinan Puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat berpengaruh pada
keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui lokakarya mini Puskesmas, kesepakatan kerjasama lintas program dan sektoral dapat dirumuskan. Perwujudan
kerjasama lintas sektoral akan ditentukan oleh peranan camat dan ketua penggerak PKK di tingkat kecamatan. Keterampilan untuk mengembangkan hubungan antar
manusia sangat diperlukan dalam penerapan fungsi manajemen ini Depkes RI, 2003.
c. Penggerakan-pelaksanaan