yang kurang tepat sehingga kader yang memiliki tingkat pendidikan kurang, berakibat kurang tepatnya proses penyampaian informasi kesehatan ke masyarakat.
Sikap tentang posyandu sebagai faktor yang memengaruhi pemanfaatan posyandu konsisten dengan penelitian Pamungkas 2009 bahwa dari responden yang
mempunyai sikap terhadap posyandu baik memiliki peluang 4-5 kali untuk berkunjung ke posyandu bandingkan dengan responden yang mempunyai tingkat
sikap kurang. Pada hasil hubungan yang telah didapat frekuensi yang paling banyak adalah tingkat sikap responden yang kurang dan kuantitas kunjungan ke posyandu
kurang. Kurangnya sikap dari ibu balita ke posyandu dikarenakan oleh karena kurangnya motivasi responden mengikuti rangkaian kegiatan posyandu yang secara
klasik dikarenakan tingkat aktivitas yang berlebih.
5.2 Pengaruh Faktor Pendukung terhadap Pemanfaatan Posyandu
Faktor pendukung yang dibahas dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik dan fasilitassarana pelayanan kesehatan ibu balita dalam memanfaatkan posyandu.
Adapun pembahasan untuk masing-masing indikator variabel faktor pendukung sebagai berikut:
5.2.1 Pengaruh Lingkungan Fisik terhadap Pemanfaatan Posyandu
Hasil penelitian tentang lingkungan fisik ibu balita ditemukan 39,0 pada kategori kurang baik dan 24,8 tidak baik Tabel 4.9, dengan persentase tertinggi
tentang lingkungan fisik posyandu yang dikeluhkan responden adalah kadang-kadang fasilitas kamar mandiWC kurang bersih, yaitu sebesar 42,9 Tabel 4.8. Uji
Universitas Sumatera Utara
statistik menunjukkan lingkungan fisik berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu oleh ibu yang mempunyai balita p=0,0000,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut
dapat dijelaskan semakin mendukung lingkungan fisik posyandu maka akan meningkat pemanfaatan posyandu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa lingkungan fisik seperti penataan bangunan, ruangan, lingkungan pekarangan,
penerangan dan fasilitas kamar mandiWC belum spenuhnya mendukung. Hal ini merupakan salah satu faktor penghambat pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
posyandu karena kurangnya perhatian atau dukungan manajemen puskesmas tentang lingkungan fisik posyandu yang dapat mempengaruhi perilaku atau tindakan ibu yang
memiliki balita dalam pemanfaatan posyandu. Menurut Soekirman 2001 fasilitas pelayanan kesehatan terkait dengan lingkungan fisik yang kurang mendukung dapat
menghambat pemberdayaan masyarakat, sehingga potensi yang dimiliki oleh masyarakat belum dapat dioptimalkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green dalam Notoatmodjo, 2005 yang menyatakan bahwa faktor pendorong serangkaian lingkungan fisik didalam
faktor penguat reinforcing factors sebagai pendorong terjadinya perubahan perilaku dan dapat berpengaruh langsung terhadap perilaku seseorang dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Semakin besar faktor penguat maka semakin baik pula perilaku khusus seseorang tersebut.
Berdasarkan pengamatan penulis, lingkungan fisik sekitar posyandu sebagian besar belum tertata dengan baik dan kurang bersih dan hal ini perlu perhatian
Universitas Sumatera Utara
manajemen puskesmas Alu Bilie sebagai provider. Faktor lingkungan fisik posyandu yang kurang tertata dan kurang bersih dapat menyebabkan ibu dan balitanya kurang
termotivasi dalam memanfaatkan posyandu.
5.2.2 Pengaruh FasilitasSarana Pelayanan Kesehatan terhadap Pemanfaatan