b. Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali dalam setahun, dengan rata-rata jumlah kader lima orang atau
lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya KIA, KB, Gizi dan menyusui masih rendah yaitu 50. Ini menunjukkan kegiatan Posyandu sudah baik tetapi
cakupan program masih rendah. c. Posyandu Purnama adalah Posyandu yang frekuensinya 8 kali pertahun, rata-rata
jumlah kader adalah lima orang atau lebih dan cakupan program utamanya 50 dan sudah ada program tambahan
d. Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan program utamanya sudah bagus. Ada program tambahan dan dana
sehat telah menjangkau 50 kepala keluarga. Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak, adapun tugas dan tanggungjawab masing-
masing pihak dalam penyelenggaraan Posyandu seperti, Dinas kesehatan berperan dan membantu pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan pengadaan alat
timbang, distribusi KMS, obat-obatan dan vitamin serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BKKBN berperan dalam penyuluhan, penggerakan peran serta masyarakat dan sebagainya Depkes RI, 2005.
2.1.7 Posyandu Balita
Posyandu balita adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap anak balita di tingkat desakelurahan dalam masing-masing di wilayah kerja
puskesmas. Dasar pembentukan posyandu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat terutama anak balita Depkes RI, 2005. Posyandu juga merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-sama masyarakat untuk
melaksanakan, memberikan serta memperoh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum.
Posyandu merupakan wahana pelayanan dari berbagai program, sehingga penyelenggaraan kegiatan revitalasi posyandu harus menyertakan aspek
pemberdayaan masyarakat secara konsisten. Pemberdayaan masyarakat menjadi tumpuan upaya revitalasi posyandu. Namun dalam pelaksanaannya, bantuan tehnis
pemerintah tetap diperlukan dengan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak seperti Lembaga Sumberdaya Masyarakat, lembaga-lembaga donor, swasta dan dunia
usaha Depkes RI, 2005. 2.2 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Menurut teori Andersen dalam Notoatmodjo 2003, pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor :
1. Karakteristik Predisposisi Predisposing Characteristic Karakteristik predisposisi menggambarkan fakta bahwa individu mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Karakteristik predisposisi dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yakni :
a Ciri-ciri demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anggota keluarga.
b Struktur sosial : jenis pekerjaan, status sosial ,
pendidikan, ras, agama, kesukuan.
Universitas Sumatera Utara
c Sikap dan keyakinan individu terhadap pelayanan kesehatan. 2. Karakteristik Pendukung Enabling Characteristic
a Sumber daya keluarga family resources meliputi penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan.
b Sumber daya masyarakat community resources meliputi jumlah sarana pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan
lokasi sarana., ketercapaian pelayanan dan sumber-sumber yang ada didalam masyarakat.
3. Karakteristik Kebutuhan Need Characteristic Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan
pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung itu ada. Karakteristik kebutuhan itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 dua kategori yakni :
a Kebutuhan yang dirasakan perceived need, yaitu keadaan kesehatan yang dirasakan.
b Evaluate clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh penilaian petugas.
Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang diajukan oleh Andersen dalam Notoatmodjo 2005, sering disebut sebagai model penentu siklus kehidupan
life cycle determinants model atau model pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan model of health services utilization.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Sumber: A Behavioral Model of Families Use of Health Services Andersen, 1974
2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku dalam Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan
Konsumen akan memutuskan menggunakan atau memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan berdasarkan perilaku dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Proses penggunaan atau pemanfaatan sarana kesehatan oleh masyarakat atau konsumen selanjutnya dijelaskan oleh dengan Teori Green dalam Notoatmodjo
2005, yang dibedakan dalam tiga faktor yaitu : a Faktor predisposisi Predisposing factors
Faktor ini merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap,
Predisposing Enabling
Need
Demografic Age, Sex
Social Structure
Etnicity, Education,
Occupation of Head Family
Health Belief Family
Resource Income,
Health Assurance
Community Resourch
Health facility and
personal Perceived
Symptoms diagnose
Evaluated Symptons
diagnose
Health Services
Universitas Sumatera Utara
keyakinan, nilai dan persepsi yang berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak.
b Faktor pemungkin Enabling factors Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang
memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Termasuk dalam faktor pemungkin adalah ketrampilan, sumber daya pribadi dan komunitas. Seperti
tersedianya pelayanan kesehatan termasuk alat-alat kontrasepsi, keterjangkauan, kebijakan, peraturan dan perundangan.
c Faktor penguat Reinforcing factors Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tentu saja tergantung pada tujuan dan jenis program. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.3.1 Pengetahuan