Kajian ekolinguistik didasari oleh pengaruh lingkungan dengan parameter yaitu interrelationships interelasi bahasa dan lingkungan environment and diversity
Haugen dalam Fill dan Mühlhäusler 2001: 1. Kerusakan lingkungan salah satu faktor yang menyebabkan kehilangan leksikon karena, hubungan bahasa dengan
lingkungan ditandai oleh unsur leksikon, hal itu karena kelengkapan suatu bahasa ditandainya dengan banyaknya leksikon-leksikon alam, tumbuh-tumbuhan di
lingkungan komuniatas penutur yang dipakai ketika berkomunikasi. Lingkup ekolinguistik adalah hubungan antara bahasa dengan lingkungan pada
ranah leksikon dan bukan pada tataran fonologi dan morfologi’ Sapir dalam Fill dan Mühlhäusler ‘2001: 2 menjelaskan, “This interrelation exists merely of the level of
the vocabulary and not, for example, on that of phonology or morphology.” Sapir dalam Fill dan Mühlhäusler 2001: 14 menjelaskan hubungannya sebagai berikut.
Is the vocabulary of a language that most clearly reflects the phsycal and social environment of its speakers. The complete vocabulary of a language may indeed be
looked upon as a complex inventory of all ideas, interest, and occupations that take up the attention of the community, and were such a complete thesaurus of the
language of a given tribe at our proposal, we might to a large extent infer the characteristics of the culture of the people making use of it. It is not difficult to find
examples of languages whose vocabulary thus bear the stamp of the physical environment in which the speakers are pleced.
2. 4 Leksikon
Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat informasi tentang makna. Sejalan dengan itu Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan leksikon sebagai
kosakata; komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna pemakaian kata dalam bahasa; kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa 2001:
805.
Universitas Sumatera Utara
Sibarani menyebutkan, “Leksikon mencakup komponen yang mengandung segala informasi tentang kata dalam suatu bahasa seperti perilaku semantik,
sintaksis, morfologis, dan fonologisnya, sedangkan perbendaharaan kata lebih ditekankan pada kekayaan kata yang dimiliki seseorang atau suatu bahasa.” 1997:
4. Penjelasan di atas dapat dirarik kesimpulan leksikon yaitu, komponen bahasa
yang memuat semua informasi tentang makna pemakaian kata dalam bahasa seperti perilaku semantik, sintaksis, morfologis, dan fonologisnya atau perbendaharaan
kata lebih ditekankan pada kekayaan kata yang dimiliki seseorang atau suatu bahasa suatu bahasa
2. 5 Semantik Leksikal
Pembahasan makna dalam kata merupakan kajian semantik leksikal. Makna kata dianggap sebagai satuan sendiri, bukan makna kata dalam kalimat Pateda,
2001: 74. Menurut Sibarani 1997: 7 dari segi semantik, “Setiap kata memiliki makna sesuai dengan lingkungan budaya bahasa yang bersangkutan.” Leksikon
dapat disamakan dengan kosakata, maka leksem dapat disamakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikan makna yang bersifat leksikon atau
bersifat leksem. Makna leksikal dapat juga diartikan makna yang sesuai dengan acuannya,
makna yang sesuai dengan panca indera, makna yang sesuai dalam kehidupan. Lyons 1995: 47 menegaskan, The noun ‘lexeme’ is of course related to the words
‘lexical’ and lexicon’, we can think of ‘lexicon’ as having the same meaning as vocabulary or dictionary. Dalam semantik leksikal menyelidiki makna pada leksem-
Universitas Sumatera Utara
leksem yang dipadankan dengan istilah kata, serta lazim digunakan dalam studi semantik.
Studi semantik erat kajiannya dengan semiotik, kajian semantik tentang kata dianggap sebagai lambang simbol sedangkan semiotik lambang itu disebut tanda
Pateda, 2001: 25. Masyarakat pemakai bahasa dikelilingi oleh tanda dan dipengaruhi oleh makna dari tanda-tanda tersebut. Cotoh pada kajian leksikon tradisi
lisan, bila seperangkat sirih sebanyak 7 lembar , pinang, soda kapur sirih, dan pisau yang diletakkan di atas kain berwarna gelap berarti akan ada upacara pembukaan
adat.
2. 6 Remaja